MERAWAT SPIRIT BELA TAUHID (Kaffah 68)


Buletin Kaffah_068_29 Rabiul Awwal 1440 H – 07 Desember 2018 M

MERAWAT SPIRIT BELA TAUHID


Terharu. Bangga. Sekaligus takjub. Tentu diliputi rasa syukur luar biasa kepada Allah SWT. Menyaksikan Al-Liwa’ dan ar-Rayah berkibar dengan gagah pada Acara “Reuni 212” Aksi Bela Tauhid. Berkibar tak hanya satu-dua. Namun, jutaan Al-Liwa’ dan ar-Rayah. Bendera Rasulullah saw. itu diusung dengan penuh semangat dan kebanggaan oleh jutaan umat Islam yang berkumpul di Monas dan sekitarnya, Ahad, 2 Desember 2018 lalu. Mereka berasal dari berbagai latar belakang suku, bahasa, organisasi, kelompok dan mazhab. Mereka bukan hanya berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Namun, dari berbagai kota dan daerah. Bukan hanya dari Jawa. Namun, banyak yang datang dari luar Jawa: Dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Bahkan ada yang sengaja datang dari luar negeri seperti Malaysia, Australia dan beberapa negeri lain. Aksi besar dan super damai itu pun diliput oleh berbagai media di luar negeri.
Sebelumnya mungkin tak terbayangkan, Al-Liwa’ dan ar-Rayah, yang di negeri ini senantiasa dengan konsisten diusung dan disosialisasikan oleh HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) dalam berbagai aksinya, bisa dikibarkan oleh oleh jutaan umat Islam sebagaimana saat ini. Padahal HTI sendiri telah lama dipersekusi. Diintimidasi. Sekaligus dikriminalisasi. Puncaknya HTI ‘dibunuh’ dengan dicabut status badan hukum perkumpulan (BHP)-nya. Namun, rezim di negeri ini sejak awal salah menduga. “Nyawa” Hizbut Tahrir bukan terletak pada BHP-nya. Namun, pada ideologinya. Itulah ideologi (mabda’) Islam yang senantiasa hidup di dalam setiap dada para aktivisnya. Sekaligus berusaha dihidupkan dan disebarluaskan di dada-dada setiap Muslim. Bukan hanya di Indonesia. Namun, di seluruh dunia.
Menyaksikan jutaan Al-Liwa’ dan ar-Rayah berkibar seolah membenarkan satu jargon: “Satu Dibakar, Jutaan Berkibar!” Ya, aksi pengibaran jutaan Al-Liwa’ dan ar-Rayah di kawasan Monas pekan lalu tidak lain merupakan reaksi langsung terhadap aksi pembakaran Bendera Tauhid itu oleh oknum Banser di Garut beberapa waktu lalu.
            Jelas, Aksi Bela Tauhid yang dilakukan oleh jutaan umat Islam itu sangat fenomenal. Aksi besar tersebut sekaligus membuktikan bahwa berbagai upaya dari rezim dan para pendukungnya untuk mengalihkan isu dengan terus mempropagandakan bahwa yang dibakar adalah Bendera HTI, bukan Bendera Tauhid, gagal total. Umat kini tak lagi bisa dibohongi. Mereka sekarang tak lagi mudah ditipu. Mereka sudah cerdas. Mereka sudah mulai sadar. Mereka kini paham bahwa Al-Liwa’ dan ar-Rayah adalah milik mereka. Bukan semata-mata milik Hizbut Tahrir.
           
Misi Utama Islam
Ya, Al-Liwa’ dan ar-Rayah adalah Bendera Tauhid. Bendera milik umat Islam. Tauhid itu sendiri adalah inti semua risalah yang dibawa oleh para nabi dan para rasul ke alam dunia. TawhîdulLâh adalah inti agama yang mereka bawa. Allah SWT berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami mewahyukan kepada dia bahwa tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku. Karena itu sembahlah Aku oleh kalian (TQS al-Anbiya’ [21]: 25).

Allah SWT juga berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Sungguh Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), "Sembahlah oleh kalian Allah saja dan jauhilah thâghût-thâghût itu (TQS an-Nahl [16]: 36).

Alhasil, tauhid adalah inti agama Islam. Tauhid sekaligus merupakan misi utama Islam. Misi Islam ini mengandung makna bahwa manusia hanya layak menyembah dan mengabdi kepada Allah SWT. Sebaliknya, mereka haram menyembah dan mempertuhankan sesama manusia. Inilah juga yang antara lain ditegaskan oleh Rasulullah saw. di hadapan penduduk Najran yang saat itu beragama Nasrani:
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنِّي أَدْعُوْكُمْ إِلَى عِبَادَةِ اللهِ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ...
“Amma ba’du. Sungguh aku menyeru kalian untuk hanya menghambakan diri kepada Allah dengan meninggalkan penghambaan kepada sesama manusia….” (Al-Baihaqi, Dalâ’il an-Nubuwwah, 5/485; Ibnu Katsir, As-Sîrah an-Nabawiiyah, 4/101).

Pernyataan Rasulullah saw. ini selalu diulang-ulang oleh para panglima Muslim saat mereka menyeberaluaskan Islam dengan dakwah dan jihad. Di antaranya oleh Rib’i bin Amir, salah seorang juru runding dari pihak Islam saat Perang Qadisiyyah, di hadapan Rustum, salah seorang panglima Persia saat itu. Saat itu Rustum bertanya, “Untuk apa kalian (pasukan kaum Muslim, red.) datang kemari?” Rib’i bin Amir menjawab:
اَللَّهُ جَاءَ بِنَا لِنُخْرِجَ مَنْ شَاءَ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ إِلَى عِبَادَةِ اللَّهِ، مِنْ جَوْرِ اْلأَدْيَانِ إِلَى عَدْلِ اْلإِسْلاَمْ...
“Allah telah mambawa kami ke sini agar kami mengeluarkan orang-orang yang Dia kehendaki, dari penyembahan kepada sesama manusia menuju penyembahan hanya kepada Allah; dari kezaliman agama-agama yang ada menuju keadilan Islam…” (Ath-Thabari, Târîkh ath-Thabari, 4/106, Ibn al-Atsir, Al-Kâmil fî at-Târîkh, 2/463).

Juru runding dari pihak kaum Muslim sebelumnya, yakni Zahrah bin Haubah, juga tegas berkata kepada Rustum, “Islam adalah agama yang haq (benar). Siapa saja yang membenci Islam akan terhina dan siapa saja yang berpegang teguh pada Islam akan mulia.” Lalu Rustum bertanya, “Agama macam apakah itu?” Zahrah bin Haubah menjawab:
أَمَّا عُمُوْدُهُ الَّذِيْ لاَ يَصْلُحُ إِلاَّ بِهِ فَشَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ...
Adapun pilar agama ini—yang tidak mungkin baik kecuali dengan pilar itu—adalah kesaksian bahwa: Tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah…” (Ibn al-Atsir, Al-Kâmil fî at-Târîkh, 1/413)

Konsekuensi Tauhid
Tauhid (tawhîd) dalam bahasa Arab merupakan bentuk mashdar dari fi’il (kata kerja) wahhada-yuwahhidu-tawhîd[an]. Artinya, mengesakan sesuatu. Dengan demikian tawhîdulLâh bermakna mengesakan Allah SWT. Tidak mengakui keberadaan tuhan selain Allah SWT. Hanya menyembah Allah Yang Mahaesa.
Tauhid sejatinya melahirkan ketaatan mutlak hanya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ketaatan hanya kepada Allah SWT tentu menafikan pihak lain untuk ditaati. Tauhid pun meniscayakan bahwa pembuat hukum yang wajib ditaati hanyalah Allah SWT. Dialah sebaik-baik pembuat aturan bagi manusia. Ketika seorang manusia tidak mau berhukum pada hukum Allah dan Rasul-Nya, tentu tauhidnya ternoda. Allah SWT berfirman:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim atas perkara yang mereka perselisihkan, kemudian tidak ada keberatan di dalam hati mereka atas putusan yang kamu berikan dan mereka menerima keputusan itu dengan sepenuhnya (TQS an-Nisa’ [4]: 65).

Selain itu Allah SWT juga mengecam orang yang mengada-adakan hukum dengan menyatakan halal-haram untuk membatalkan hukum Allah-Nya.
وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
Janganlah kalian mengatakan apa yang disebut-sebut oleh lidah kalian secara dusta, "Ini halal dan ini haram," untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sungguh orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung (TQS an-Nahl [16]: 116).

Imam Ibnu Abi al-Izz al-Hanafi dalam Syarh ‘Aqidah Thahawiyah (2/267) mengatakan, “Sungguh jika seseorang meyakini bahwa hukum yang Allah turunkan tidak wajib, bahwa boleh dipilih, atau ia merendahkannya, padahal ia meyakini itu adalah hukum Allah, maka ini adalah kekufuran yang besar.”
Ketaatan pada hukum Allah SWT adalah refleksi tauhid seorang Muslim. Ia tidak akan menjadikan syariah Islam sebagai perkara yang boleh dipilih sesuka hati. Ia memahami bahwa memilih hanya syariah Islam adalah kewajiban. Ia pun akan menjauhkan diri dari sikap sombong dan meremehkan hukum-hukum Allah SWT.

Merawat Spirit Bela Tauhid
Akhirul kalam, tentu spirit atau semangat bela tauhid harus terus dirawat. Agar selalu tumbuh dan terus berkembang di tengah-tengah umat. Tak hanya muncul saat simbol-simbol Islam dihinakan. Tak hanya hadir saat syiar-syiar Islam direndahkan. Tak hanya mengemuka saat al-Quran dan kalimat tauhid dinistakan. Namun, yang jauh lebih penting, adalah saat hukum-hukum Allah SWT atau syariah Islam dicampakkan, sebagaimana yang terjadi saat ini. Karena itu spirit bela tauhid ini harus mewujud dalam visi sekaligus misi hidup seluruh umat Islam.
Jika seluruh kaum Muslim memang mengklaim bertauhid, maka tak ada hukum atau aturan yang wajib mereka laksanakan selain aturan dan hukum Allah SWT atau syariah Islam. Jika seluruh kaum Muslim mengaku membela kalimat tauhid, maka tak ada yang pantas mereka lakukan selain berupaya sekuat tenaga untuk menegakkan aturan-aturan Allah SWT atau syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Itu berarti, mereka wajib terlibat bersama-sama secara konsisten menyerukan pentingnya penerapan syariah Islam secara total. Tak hanya dalam urusan ibadah, namun juga dalam urusan ekonomi, pendidikan, politik, pemerintahan, hukum, peradilan, dsb.
Alhasil, mari kita siapkan Aksi Bela Tauhiud selanjutnya: mendorong dan menuntut penguasa untuk segera menerapkan syariah Islam secara kâffah. []

Hikmah:


Rasulullah saw. bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوْا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ...
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah…” (HR Muttafaq ‘alaih).

DICARI BUYER LM (Logam Mulia)

🌹DICARI BUYER LM🌹

Berikut penawaran LM dari kami :

1. SPESIFIKASI :

- LM logo fine gold
- Bar 1 kg & 12.5 kg
- Kadar 999.5/100
- Harga LBMA.

2. DISKONTO :

- Minimal 250 kg (disconto 3% : 2% buyer + 1% mediator)
- Minimal 1 ton (disconto 5% : 4% buyer +1% mediator)
- Minimal 5 ton (disconto 6% : 5% buyer +1% mediator atau 4% buyer +2% mediator)

3. MEKANISME :

1. Buyer kirim bukti dana.
2. Buyer diundang ke kantor seller, bertemu dan verifikasi dengan A1.
3. Buyer datang di kantor kami Jakarta, membawa bukti dana ON atau sah dari bank penerbit buyer yang menyatakan bahwa ada bukti dana buyer tsb.
4. Setelah diterima dan di check oleh kuasa owner, saat itu juga buyer dipertemukan dengan owner.
5.... [SELENGKAPNYA]

Faizah 0812-4582-4196 

 


tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati


Orang Shalat Mati...
Tidak Shalat Mati
lalu kenapa TIDAK
memilih Shalat saja...

Orang Sedekah Mati...
Tidak Sedekah Mati...
lalu kenapa TIDAK
 memilih Sedekah saja...

Orang Nikah Mati...
Tidak Nikah Mati...
lalu kenapa TIDAK
 memilih menikah saja...

Orang Ngaji Mati...
Tidak Ngaji Mati
lalu kenapa TIDAK
memilih Ngaji saja...


Orang Dakwah Mati...
Tidak Dakwah Mati
lalu kenapa TIDAK
memilih Dakwah saja...

Orang Berjuang Mati...
Tidak Berjuang Mati
lalu kenapa TIDAK
memilih Berjuang saja...

“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati” (QS. Ali 'Imran: 185).

Karena itu...

 Jangan fokus pada sesuatu dimana kita tidak bisa memilihnya. ( Miskin/kaya, Cakep/jelek, cacat/normal, dll)
Tapi Fokuslah pada yang bisa kita pilih. (Sedekah, sholat, Ngaji, dll)

Kita hanya diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT atas pilihan kita

Allahu A'lam

Al-FATIHAH untuk DIRI SENDIRI*


*Al-FATIHAH untuk DIRI SENDIRI*

Assalamualaikum.wr.wb
Saudara ku.....
hari ini saya INGIN BERBAGI sesuatu untuk KITA SEMUA,
tapi saya mau tanya dulu,,  Pernahkah anda menghadiahkan Al-Fatihah untuk DIRI KITA Sendiri...?

Jika belum jawabannya, lakukanlah mulai hari ini karena ini adalah makanan yang baik bagi ROH kita,, yaitu Zikir-zikir dan Al-Fatihah adalah sebaik2nya hadiah untuk Rohani kita.

TATA CARANYA : 
~Setiap pagi apabila kita bangun dari tidur,
1. *berilah salam* pada diri sendiri dulu,,
2.lalu panggil nama *LENGKAP kita dengan lembut 3x kali,, dan*
3. kemudian *sentuh dada kiri kita ( jantung )* sambil mengucapkan :

" *ALHAMDULILLAH* ."

4.Kemudian katakanlah :
*Aku hadiahkan Al-Fatihah ini untuk diriKu sendiri, Lahir dan Batinku, Yaa* *Allah jagalah hamba-Mu ini..,, Lindungi hamba-Mu,, Jadikanlah hamba Penjemput Rezeki Allah* *yang berlimpahan seperti air sungai yang mengalir tiada hentinya..*
Aamiin Ya Allah. lalu " Al-Fatihah 1x.*

*Lakukan sekarang karena barangkali sudah lama atau tidak pernah anda menghadiahkan Al-Fatihah pada diri sendiri,* lakukan sekarang dan Nikmatilah RASAnya…

Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
Aamiin ya Rabbal'alamin

Semoga bermanfaat dunia akhirat...,, Aamiin..
Wassalam..

Sebarkanlah salam di antara kalian

ONE DAY ONE HADITH

Rabu, 3 April 2019 M / 27 Rajab 1440 H

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه

KEUTAMAAN UNJUK SALAM


Nadjib Hamid 41

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Kalian tidak akan masuk surga kecuali kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian tentang suatu perkara jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai?  Yaitu sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim no. 54)

1. Unjuk salam adalah  indikator seseorang masih mempunyai iman. Unjuk salam merupakan salah satu di antara amalan yang sangat utama, bahkan hadits tersebut secara berurutan menjelaskan bahwa ucapan salam merupakan sebab awal seseorang akan masuk surga dengan mudah.

2. Secara berurutan Nabi menjelaskan tentang amalan utama,  yaitu memberi makan kepada fakir miskin, kemudian memberi salam kepada orang yang kita kenal dan orang yang tidak kita kenal.

Dari Abdullah bin ‘Amr :

أَنَّ رَجُلا سَأَلَ النَّبِىَّ (صلى الله عليه وسلم) أَىُّ الإسْلامِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلامَ عَلَى مَنْ عرَفْتَ، وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

Ada seseorang bertanya kepada Nabi “Islam manakah yang terbaik?”. Nabi berkata, “Memberi makan, dan engkau mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal”.

 (HR Al-Bukhari No. 6236)

3. Tanda-tanda hari kiamat adalah apabila seseorang hanya memberi salam kepada orang yang dikenalnya saja.

Nabi  bersabda,

أَنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ تَسْلِيمَ الْخَاصَّةِ

“Sesungguhnya sebelum hari kiamat ada pemberian salam kepada orang yang khusus (yang dikenal saja).”

(HR. Ahmad no. 3.870)

4. Salam merupakan amalan yang indah karena di dalamnya terdapat doa keselamatan kepada sesama muslim. Dengan membiasakan menyebarkan salam, maka akan timbul cinta di antara kaum muslimin. Dengan demikian, ukhuwah Islamiyah semakin kuat. Saya terus terang setelah mengucapkan salam, kemudian hadirin menjawab, maka kata yang terucap dari mulut saya adalah ucapan, Aamiin.

5. Setiap muslim berhak untuk mendapatkan ucapan salam meskipun ahli maksiat.  Bisa jadi, salam yang kita ucapkan dengan tulus ikhlas kepada muslim yang bermaksiat dapat membuka hatinya untuk segera berbuat kebaikan dan meninggalkan maksiat yang ia lakukan.

6. Unjuk salam merupakan perkara yang sangat diperhatikan oleh Nabi  sejak di awal dakwah di Madinah.
Perhatikan kisah menakjubkan yang disebutkan dalam hadits yang bersumber dari Abdullāh bin Salaam  berikut. Beliau  adalah salah seorang Yahudi yang masuk Islam kemudian menjadi sahabat karena terkagum dengan konsep salam dalam Islam. Beliau berkata,

لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ جِئْتُ فَلَمَّا تَبَيَّنْتُ وَجْهَهُ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ. فَكَانَ أَوَّلُ مَا قَالَ: «أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلام»

“Tatkala Nabi  tiba di kota Madinah, akupun datang (melihatnya). Tatkala aku memperhatikan wajah beliau maka aku tahu bahwasanya wajah beliau bukanlah wajah seorang pendusta. Maka pertama yang beliau ucapkan, “Wahai manusia (wahai masyarakat), tebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah silaturahim, dan sholat malamlah tatkala orang-orang sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan penuh keselamatan.”

(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Al-Hakim)

Firman Allah Subhanahu wata'ala yang berkaitan dengan tema hadits tersebut adalah

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰۤى اَهْلِهَا ۗ ذٰ لِكُمْ خَيْرٌ لَّـكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat."

(QS. An-Nur 24: Ayat 27)


يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا ضَرَبْتُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَتَبَـيَّـنُوْا وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ اَ لْقٰۤى اِلَيْكُمُ السَّلٰمَ لَسْتَ مُؤْمِنًا ۚ تَبْـتَـغُوْنَ عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۖ فَعِنْدَ اللّٰهِ مَغَا نِمُ كَثِيْرَةٌ ۗ كَذٰلِكَ كُنْتُمْ مِّنْ قَبْلُ فَمَنَّ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَـيَّـنُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah (carilah keterangan) dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan salam kepadamu, Kamu bukan seorang yang beriman, (lalu kamu membunuhnya) dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia, padahal di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah memberikan nikmat-Nya kepadamu, maka telitilah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 94)

Mengenal Joko Widodo, Ma'ruf Amin, Prabowo, Sandiaga Uno


mengenal lebih dekat Riwayat Hidup dua pasangan CAPRES - CAWAPRES 2019-2024:

01. Ir. H. Joko Widodo
Pendidikan :
□ SD Negeri Tirtoyoso Solo
□ SMP Negeri 1 Solo
□ SMA Negeri 6 Solo
□ UGM Yogyakarta
Pengalaman di Pemerintahan :
□ Walikota Solo
□ Gubernur DKI Jakarta
□ Presiden RI 2014-2019

01. Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin
Pendidikan :
□ SD, SMP, SMA :
     Pondok Pesantren Tebuireng
    Jombang, Jawa Timur
□ Kuliah di Universitas Ibnu
    Chaldun Bogor
□ DR.(HC) bidang Ekonomi
    Syariah UIN Jakarta
□ Profesor/Guru Besar Ekonomi
    Syariah UIN Malang
Pengalaman Organisasi :
□ Rois Aam PBNU
□ Ketua Umum MUI Pusat
□ Komisaris Bank Muamalat
□ Ketua Dewan Ekonomi Syariah
    Nasional
Pengalaman di Pemerintahan dan Politik :
□ Anggota DPRD DKI
□ Anggota DPR RI
□ Anggota MPR RI
□ Dewan Pertimbangan Presiden
□ Anggota Badan Pembinaan
    Ideologi Pancasila

02. . Prabowo Subiyanto
Pendidikan :
□ SD Kristen Victoria Hongkong
□ SMP Victoria Institut Malaysia
□ SMA International School Swiss
□ United Kingdom Amerika
□ Akabri Magelang Indonesia
Pengalaman Pekerjaan :
□ Kopassus
Pengalaman Politik :
□ Ketua Umum Gerindra

02. . Sandiaga S. Uno, MBA
Pendidikan :
□ SD Kristen PSKD (Persatuan
    Sekolah Kristen Djakarta)
□ SMP Negeri 12 Jakarta
□ SMA Katholik  Pangudi Luhur
    Jakarta
□ Wichita State University
    Amerika
Pengalaman Politik :
□ Anggota Dewan Pembina Partai
    Gerindra
Pengalaman di Pemerintahan :
□ Wakil Gubernur DKI

PERSAUDARAAN DI JALAN ALLOH ADALAH IBARAT POHON


ALLOHUMMA SOLLI WASALLIM ALA SAYYIDINA MUHAMMAD...WA ALA ALIHI WASOHBIHI WASALLIM AJ'MAIN...

PERSAUDARAAN DI JALAN ALLOH ADALAH IBARAT POHON, DIA PERLU DISIRAM, SALING BERKUNJUNG MERUPAKAN AIR YANG DIGUNAKAN UNTUK MENYIRAMINYA, TOLONG MENOLONG DALAM PERBUATAN BAIK DAN KETAKWAAN MERUPAKAN BUAH NYA. SEBUAH POHON YANG TIDAK PERNAH DISIRAM AKAN LAYU, AKIBATNYA TIDAK MENGHASILKAN BUAH, AKHIRNYA AKAN DITEBANG

MARI BERLOMBA -LOMBA DALAM HAL KEBAIKAN.

Kabar Rasulullah bakal terwujud. Khilafah 'ala minhajin nubuwwah


JALAN UNTUK KEMBALI

Horeee. Dibahas lagi.

Di saat dibekukan oleh Kamal At-Taturk, membincangkan tentang khilafah itu memalukan. Bahkan dijauhkan dari pembahasan politik Islam. Sehingga menyebutnya saja sudah nggak pede alias inferior.

Alhamdulillah saat ini,  kata khilafah malah terus disebut-sebut dan diperbincangkan.

Diwolak-walik,  diputar-puter,  ditekak-tekuk,  yo jebule ... Khilafah maneh.

Dakwah melanjutkan  kembali kehidupan Islam akan selalu mendapatkan jalannya.

Setiap mata menyaksikan berita. Setiap telinga mendengar gagasan. Setiap akal sehat memikirkan kebaikan. Setiap hati baik menerima kebenaran.

Wis wayahe.

Dimana fase-fase sifat kekuasaan telah dan akan berlalu. Sudah waktunya dunia  menemukan kebaikan dan keadilannya kembali.

Bukan hal baru,  apalagi kebohongan.

Islam memimpin dunia dengan khilafah selama ribuan tahun,  itu adalah realitas sejarah.

Khilafah, bagian fiqih yang telah dikenal luas dari waktu ke waktu,  dari generasi  ke generasi, merupakan ajaran Islam.

Apa yang diragukan dan ditakutkan dari ajaran Islam dan kepemimpinan Islam? Bukankah Islam adalah rahmatan lil 'alamin?

Wis mestine.

Janji Allah pasti terjadi. Kabar Rasulullah bakal terwujud. Khilafah 'ala minhajin nubuwwah.

Kita memperjuangkannya, bukan menantinya. Karena kita mengharapkannya.

Sekali lagi dakwah melanjutkan kehidupan Islam akan selalu menemukan jalannya.

Jalan untuk kembali. Kembali memimpin dunia.

Catatan Kecil 284

Cak Su
[Ahad,  31/03/2019]

DALIL POKOK UNTUK MENIRU NABI DALAM SEMUA HAL


DALIL POKOK UNTUK MENIRU NABI DALAM SEMUA HAL (UCAPAN, PERBUATAN DAN SEPAK TERJANGNYA)
👇👇👇👇👇👇👇
TAFSIR IMAM IBNU KATSIR
Al-Ahzab, ayat 21-22

{لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (21) وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا (22) }
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidak menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.

KARAKTERISTIK PERAIH SURGA


Hikmah Kalam Ilahi #234
Bersama Al Ustadz S. Asadullah

KARAKTERISTIK PERAIH SURGA
(Bagian Kedelapan :  memelihara hukum-hukum Allah)

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

اَلتَّآئِبُوْنَ الْعٰبِدُوْنَ الْحٰمِدُوْنَ السَّآئِحُوْنَ الرّٰكِعُوْنَ السّٰجِدُوْنَ الْاٰمِرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَا لنَّاهُوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَا لْحٰــفِظُوْنَ لِحُدُوْدِ اللّٰهِ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

"Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman." (QS. At-Taubah 9: Ayat 112)

 MUQADDIMAH
Sikap konsisten dalam menetapi kewajiban dan menjauhi keharaman merupakan sikap yang harus dimiliki seorang peraih surga. Apa yang diucapkan atau dikerjakannya sejalan dengan apa yang ada dalam hati.  Karakteristik seorang peraih surga tidaklah seperti sikap orang munafik,  yang nampaknya beriman,  tapi sebenarnya hatinya kufur.

 HIKMAH
Pelajaran yang dapat dipahami dari ayat tersebut, diantaranya :

 1. Karakteristik peraih surga : memelihara hukum-hukum Allah

Frasa

وا لْحٰــفِظُوْنَ لِحُدُوْدِ اللّٰهِ 

Frasa ini menyebutkan karakter terakhir peraih surga,  yakni memelihara hukum-hukum Allah.

Yang dimaksud dengan frasa     حُدُوْدِ اللّٰهِ  adalah batas-batas yang ditetapkan oleh Allah 'Azza wa Jalla, apa yang harus dikerjakan orang-orang mukmin,  ataupun apa saja yang dilarang untuk mengerjakannya.

Seorang peraih surga senantiasa akan menjaga dan memeliharanya serta tidak akan melalaikannya apalagi meninggalkannya.

Imam al-Thabari menyatakan :

يعني: المؤدّون فرائض الله, المنتهون إلى أمره ونهيه, الذين لا يضيعون شيئًا ألزمهم العملَ به، ولا يرتكبون شيئًا نهاهم عن ارتكابه

"Yakni orang-orang yang mengerjakan kewajiban-kewajiban dari Allah Ta'ala,  maksimal dalam menunaikan perintah-Nya dan (menjauhi) larangan-Nya. Mereka tidak melalaikan sedikitpun apa yang wajib dikerjakan dan tidak mengerjakan apapun yang dilarang oleh-Nya."

Ibnu Abbas mengatakan :

القائمون بطاعة الله

"Yakni orang-orang yang tegak ddngan ketaatan kepada Allah Ta'ala".

Syaikh Abdurrahman al-Sa'dy menuturkan :

بتعلمهم حدود ما أنزل اللّه على رسوله، وما يدخل في الأوامر والنواهي والأحكام، وما لا يدخل، الملازمون لها فعلا وتركا

"Yakni,  dengan mempelajari batasan-batasan apa yang diturunkan Allah Ta'ala dan Rasul-Nya,  serta apa saja yang termasuk perintah-perintah,  larangan-larangan dan hukum-hukum-Nya. Dan juga apa saja yang tidak termasuk perintah-perintah,  larangan-larangan dan hukum-hukum-Nya. Mereka terikat padanya, baik dalam hal mengerjakannya maupun meninggalkannya".

Frasa ini menarik untuk kita perhatikan dan ambil pelajaran darinya. Seringkali kita termasuk orang rajin dalam ibadah dan  berbuat kebaikan, namun di waktu yang sama ia sering pula melanggar hukum-hukum Allah Ta'ala lainnya. Banyak orang yang rutin solat malam, namun maksiat tetap jalan.

Banyak orang  rajin umrah, bahkan tiap tahun dilaksanakan,  akan tetapi di saat yang sama  melupakan batas-batas ketentuan Allah Subhanahu wa ta'ala, mereka tetap makan hasil riba dan lainnya yang diharamkan Allah Subhanahu wa ta'ala.  Banyak orang yang menjalankan ketaatan, tapi  di waktu yang sama mengesampingkan hukum Allah 'Azza wa Jalla.

Sementara Allah Ta'ala dalam beberapa ayat menyebutkan dengan tegas :

تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا

“Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya.” (QS. Al-Baqarah:187)

Juga firman-Nya :

تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَعْتَدُوهَا ۚ وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang zhalim.” (QS. Al-Baqarah:229)

Intinya, kita wajib menjalankan ketaatan dan di waktu yang sama kita juga harus menjaga hukum-hukum Allah 'Azza wa Jalla.

Jangan sampai kita terlena dengan ibadah hingga menganggap enteng maksiat. Sering mengkhatamkan Al-Qur’an, rutin shalat tahajjud, sering umrah dan ziarah ke tempat-tempat suci tidak lantas memberi jalan kepada kita untuk meremehkan hukum Allah Ta'ala.

Karena itu,  sebagai orang mukmin, sekalipun  kita  menabung kebaikan dan ibadah, jangan pernah lalai dengan hukum Allah Ta'ala. Marilah kita jaga dan taati batas-batas yang telah Allah Ta'ala tentukan karena sebesar apapun amal kebaikan kita bisa terbakar habis dengan dosa-dosa yang diperbuat.

 2. Berita gembira bagi orang yang beriman

Frasa

وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْن

Frasa ini memberi penegasan bahwa orang-orang mukmin mendapat kabar gembira yakni surga dengan segala kenikmatan di dalamnya.

Imam ath-Thabari menyatakan :

وبشّر المصدِّقين بما وعدهم الله إذا هم وفَّوا الله بعهده، أنه مُوفٍّ لهم بما وعدهم من إدخالهم الجنة

"Berilah gambar gembira pada orang-orang yang membenarkan apa yang dijanjikan Allah Ta'ala ketika mereka memenuhi perjanjian itu. Allah Ta'ala pasti memenuhi apa yang dijanjikan-Nya pada mereka, yaknu memasukkan mereka ke surga".

Imam al-Hasan berkata :
الذين لم يغزوا

"...sekalipun mereka tidak berperang".

Artinya,  orang-orang yang beriman dengan karakteristik-karakteristik yang disebutkan pada ayat ini pasti akan masuk surga,  sekalipun mereka tidak berperang sebagaimana yang disebutkan dalam ayat sebelumnya  QS. Al-Taubah ayat 111.

 WalLahu a'lamu bish-Shawab

jaminan sosial, jaminan kesehatan


Paradigma Isu Kesehatan

Berbicara tentang jaminan sosial, termasuk jaminan kesehatan, maka yang pertama kali perlu untuk didudukkan adalah bahwa hal tersebut merupakan kewajiban negara, bukan kewajiban pribadi atau kelompok masyarakat. Sebagai kewajiban negara, maka wajib hukumnya dilaksanakan, tak boleh diabaikan, apatah lagi jika sengaja ditinggalkan sembari dialihkan kepada warga negara baik kepada pribadi atau kelompok masyarakat.

Jaminan sosial bukan asuransi sosial !
Jaminan sosial itu gratis
Asuransi sosial itu berbayar

Di era JKN kekinian, masyarakat diwajibkan untuk saling membiayai pelayanan kesehatan di antara mereka melalui program asuransi. Alhasil, didepan mata kita menyaksikan sebuah kebijakan yang telah mengubah kewajiban negara yang seharusnya menjamin hak rakyat atas kesehatan dihilangkan. Kata “hak” beralih menjadi “kewajiban” atas rakyat. Parahnya lagi, kewajiban tersebut berkonsekuensi hukum, dimana rakyat yang gagal menunaikan kewajibannya membayar premi asuransi akan dikenakan sanksi hukum.

Jika ditilik lebih dalam lagi, kebijakan seperti ini telah memposisikan hak sosial rakyat menjadi sebuah komoditas bisnis. Rakyat dalam kondisi dieksploitasi oleh negaranya sendiri demi keuntungan pengelola asuransi. Posisi rakyat yang awalnya merupakan sentral subtansial direduksi menjadi marjinal residual. Sementara kepentingan bisnis mendapat posisi utama sebagai sentral substansial.
----

# catatan pinggir


Wiremesh murah hubungi Afandi - 081233336118. - Ada juga besi beton murah.

Jasa Pembuatan Pagar, Kanopi (+Renovasi)
WA ke 081233336118