Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan

hadits menghibur orang-orang yang haknya dirampas di dunia

[ *Hiburan Bagi Korban Ketidakadilan Sebuah Pengadilan*

▪▪▪▪▫▫▫▫

Bisa jadi, pengadilan di dunia seringkali gagal memenangkan kebenaran. Menang kalah di pengadilan sering pula ditentukan oleh KEMAMPUAN BERSILAT LIDAH pihak yang menang itu, walau dia pihak yang salah ..

Masih ingatkah kisah Yahudi yang mencuri baju perang Khalifah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu? Persidangan memenangkan si Yahudi hanya karena Ali Radhiyallahu 'Anhu tidak ada bukti cukup .., sementara si Yahudi pandai bersilat lidah menutupi kebohongannya.  Untuk untuk negeri kita malah lebih parah lagi, menang kalah itu juga difaktori; uang, ancaman nyawa, tekanan politik, dan lainnya. _Tentu tidak semua demikian, semoga masih banyak yg baik dan benar._

Untuk mereka yang pernah merasa dirugikan dan dizalimi dalam sebuah persidangan, janganlah bersedih ...

Coba renungkan hadits yg terdapat dalam _Shahihain_ berikut ini:

ุนَู†ْ ุฃُู…ِّ ุณَู„َู…َุฉَ ุฑَุถِูŠَ ุงَู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡َุง ู‚َุงู„َุชْ: ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงَู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… : (  ุฅِู†َّูƒُู…ْ ุชَุฎْุชَุตِู…ُูˆู†َ ุฅِู„َูŠَّ, ูˆَู„َุนَู„َّ ุจَุนْุถَูƒُู…ْ ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ุฃَู„ْุญَู†َ ุจِุญُุฌَّุชِู‡ِ ู…ِู†ْ ุจَุนْุถٍ, ูَุฃَู‚ْุถِูŠَ ู„َู‡ُ ุนَู„َู‰ ู†َุญْูˆٍ ู…ِู…َّุง ุฃَุณْู…َุนُ, ู…ِู†ْู‡ُ ูَู…َู†ْ ู‚َุทَุนْุชُ ู„َู‡ُ ู…ِู†ْ ุญَู‚ِّ ุฃَุฎِูŠู‡ِ ุดَูŠْุฆًุง, ูَุฅِู†َّู…َุง ุฃَู‚ْุทَุนُ ู„َู‡ُ ู‚ِุทْุนَุฉً ู…ِู†َ ุงَู„ู†َّุงุฑِ )  ู…ُุชَّูَู‚ٌ ุนَู„َูŠْู‡ِ

Dari Ummu Salamah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

_"Sesungguhnya kalian mengadukan persengketaan kepadaku. Bisa jadi sebagian dari kalian lebih pandai mengemukakan alasan daripada yang lainnya, lalu aku memutuskan untuknya seperti yang aku dengar darinya._

_Maka barangsiapa yang aku berikan kepadanya sesuatu yang sebenarnya menjadi hak saudaranya, sebenarnya aku telah mengambil sepotong api neraka untuknya (yg dimenangkan itu)."_

*(HR. Bukhari dan Muslim)*

Semoga hadits ini bisa menghibur orang-orang yang haknya dirampas di dunia tapi dia lemah  .. , sebab mahkamah Allah Ta'ala di akhirat adalah pengadilan yang palin...

SUFAHA adalah pemimpin yang lebih mengutamakan orang-orang jahat


*KONDISI NKRI MENURUT HADITS AKHIR ZAMAN*
(Bukti bahwa Hadits Nabi Muhammad  SAW itu benar).

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatuh.
Sahabatku Fillah,
Lebih dari 1400 tahun yang lalu Rasulullah SAW telah banyak menggambarkan tentang bagaimana kondisi umat akhir zaman nanti.

Beberapa hadist diantaranya seperti  menggambarkan kondisi yang sangat identik dengan realita yang sedang dialami oleh Umat Islam di NKRI saat ini.

*PENGUASA / REZIM YG PENIPU*
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ๏ทบ bersabda:

«ุณَูŠَุฃْุชِูŠ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุณِ ุณَู†َูˆَุงุชٌ ุฎَุฏَّุงุนَุงุชُ، ูŠُุตَุฏَّู‚ُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ْูƒَุงุฐِุจُ، ูˆَูŠُูƒَุฐَّุจُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ุตَّุงุฏِู‚ُ، ูˆَูŠُุคْุชَู…َู†ُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ْุฎَุงุฆِู†ُ، ูˆَูŠُุฎَูˆَّู†ُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ْุฃَู…ِูŠู†ُ، ูˆَูŠَู†ْุทِู‚ُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ุฑُّูˆَูŠْุจِุถَุฉُ» ، ู‚ِูŠู„َ: ูˆَู…َุง ุงู„ุฑُّูˆَูŠْุจِุถَุฉُ؟ ู‚َุงู„َ: «ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ุงู„ุชَّุงูِู‡ُ ูِูŠ ุฃَู…ْุฑِ ุงู„ْุนَุงู…َّุฉِ»
Artinya ;:
*“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh kebohongan, saat itu pendusta dibenarkan, orang yang benar justru didustakan, pengkhianat diberikan amanah, orang yang dipercaya justru dikhianati, dan Ar-Ruwaibidhah berbicara.” Ditanyakan: “Apakah Ar-Ruwaibidhah?” Beliau bersabda: “Seorang laki-laki yang bodoh (Ar Rajul At Taafih) tetapi sok mengurusi urusan orang banyak.”*
(HR. Ibnu Majah No. 4036. Ahmad No. 7912. )

*PENJAGA KEAMANAN YG TIDAK AMANAH & DIBENCI ALLAH*

Hadist ini sangat nyata dengan apa yang sedang kita hadapi sekarang ini, dimana KPU dan petugas keamanan yang dipercayakan rakyat untuk melindung kedaulatan dan mengayomi rakyat telah berlaku sebaliknya.

Rasulullah ๏ทบ bersabda :

"ุณَูŠَูƒُูˆู†ُ ูِูŠ ุขุฎِุฑِ ุงู„ุฒَّู…َุงู†ِ ุดَุฑَุทَุฉٌ، ูŠَุบْุฏُูˆู†َ ูِูŠ ุบَุถِุจِ ุงู„ู„َّู‡ِ، ูˆَูŠَุฑُูˆุญُูˆู†َ ูِูŠ ุณَุฎَุทِ ุงู„ู„َّู‡ِ، ูَุฅِูŠَّุงูƒَ ุฃَู†ْ ุชَูƒُูˆู†َ ู…ِู†ْ ุจِุทَุงู†َุชِู‡ِู…ْ".

Artinya :
*"Akan datang di akhir zaman adanya petugas keamanan yang di pagi hari di bawah kemurkaan Allah, dan sore harinya di bawah kebencian Allah. Hati-hatilah kamu menjadi bagian dari mereka."*
(HR. Ath-Thabarani 7616)

*MEMBENCI KETURUNAN ARAB atau KETURUNAN NABI SAW*

Dan hadist ini pun telah terjadi pada akhir zaman ini baik kelompok atau perorangan yang dengan terang terangan membenci DNA suku Arab, mulai dari menghina ulama , ingin menghapus agama Islam, bahkan sampai berani menghina Rasulullah SAW

Rasulullah ๏ทบ bersabda :

ูŠุง  ุณู„ู…ุงู† ู„ุง ุชุจุบุถู†ู‰ ูุชูุงุฑู‚ ุฏูŠู†ูƒ. ู‚ู„ุช ูŠุงุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ูƒูŠู ุงุจุบุถูƒ ูˆุจูƒ ู‡ุฏุงู†ุง ุงู„ู„ู‡. ู‚ุงู„ ุชุจุบุถ ุงู„ุนุฑุจ ูุชุจุบุถู†ูŠ

Artinya :
Wahai Salman. Janganlah kamu membenciku. Hal itu akan berdampak engkau akan terlepas dari Agamamu. Salman bertanya ; Bagaimana aku membencimu. Pada hal kami mendapat Hidayah karena keberadaanmu? Engkau membenci Arab maka kau telah membenciku.
(HR. At Tirmidzi No. 3927,)

*PENGUASA / REZIM YG SUFAHA*

SUFAHA adalah pemimpin yang lebih mengutamakan orang-orang jahat (Koruptor, Pelanggar HAM, Penyelundup, Narkoba dll) sebagai pembantunya namun mereka mencitrakannya sebagai orang-orang baik.

Nabi telah mengingatkan bahwa barang  siapa yang mendapatkan zaman tersebut, janganlah mau menjadi menterinya, polisinya, pemungut pajaknya dan menjadi bendaharanya.

Rasulullah SAW bersabda :

ู„ูŠุฃุชูŠู† ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุงุณ ุฒู…ุงู† ูŠูƒูˆู† ุนู„ูŠูƒู… ุงู…ุฑุงุก ุณูู‡ุงุก ูŠู‚ุฏู…ูˆู† ุดุฑุงุฑ ุงู„ู†ุงุณ ูˆ
ูŠุธู‡ุฑูˆู† ุจุฎูŠุงุฑู‡ู… ูˆูŠุคุฎุฑูˆู† ุงู„ุตู„ุงุฉ ูู…ู† ุงุฏุฑูƒ ู…ู†ูƒู… ูู„ุง ูŠูƒูˆู† ุนุฑูŠูุง ูˆู„ุง ุดุฑุทูŠุง ูˆู„ุงุฌุงุจูŠุง ูˆู„ุง ุฎุงุฒู†ุง.
Artinya :
"Akan datang suatu masa kepada umat manusia, pemimpinnya adalah sufaha, lebih mengutamakan orang-orang jahat  sebagai pembantunya namun mereka mencitrakannya sebagai orang-orang baik. Mereka selalu mengakhirkan sholat. Barang siapa yang mendapatkan zaman tersebut, janganlah mau menjadi menterinya, polisinya, pemungut pajaknya dan bendaharanya."
(Hadits Shohih menurut Ibnu Hibban. Dan Hasan menurut Al Albani).

*ZINA DAN RIBA MERAJA LELA*

Lihatlah keadaan sekarang ini LGBT di rangkul, tempat-tempat prostitusi semakin marak, praktek riba dimana-mana sehingga banyak umat yang menjadi korbannya.

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi ๏ทบ bersabda:

ุฅِุฐَุง ุธَู‡َุฑَ ุงู„ุฒِّู†َุง ูˆَุงู„ุฑِّุจَุง ูِูŠ ู‚َุฑْูŠَุฉٍ ูَู‚َุฏْ ุญَู„ُّูˆุง ุจِุฃَู†ْูُุณِู‡ِู…ْ ูƒِุชَุงุจَ ุงู„ู„ู‡ِ.

Artinya :
*Jika perzina dan riba sudah muncul di sebuah negeri maka mereka telah menghalalkan azab yang ditetapkan Allah SWT*.
(HR. Al Baihaqi No.5416.)

"Wallahu a^lam".
"Laa haula walaa quwwata Illa billaahil-'aliyil-'azhiim"...



dengan kebesaran jiwa kami akan terus melakukan kritik dan mengontrol jalannya kekuasan


PUTUSAN MK DITERIMA DENGAN KEBESARAN JIWA?

Oleh : Nasrudin Joha

Kuasa hukum TKN mengunggah kata-kata bijak, menurut Yusril masyarakat diminta menerima putusan MK dengan kebesaran jiwa. Yusril juga meminta agar tidak ada lagi pertentangan setelahnya.

Sementara kubu 02, menjawab pertanyaan wartawan dengan menyodorkan muka. Menurut BW (Bambang Widjoyanto), mukanya bisa dibaca akan menerima putusan. Tidak mungkin menolak.

Secara hukum, putusan MK memang putusan final & binding. Tidak ada opsi pikir-pikir, menolak putusan, mengajukan banding, kasasi, dll. Ya, suka tidak suka ya harus diterima. Memangnya konstitusi memberi opsi untuk menolak? Memberi opsi untuk mengajukan upaya hukum?

Secara politik, publik sudah dapat mengetahui -dengan derajat kepastian 1000 prosen- bahwa putusan MK akan mengokohkan kemenangan untuk rezim curang. Sebagaimana saya sampaikan jauh hari, sejak sebelum proses gugatan di MK, sejak hiruk pikuk di MK, bahwa putusan pemenangan untuk mengokohkan rezim curang, sudah dipersiapkan jauh hari, bahkan sejak Pilpres belum dilaksanakan.

Keyakinan atas adanya Kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis, masif dan brutal (TSKB) harus meliputi hingga proses di MK. Tidak mungkin, kecurangan memenuhi unsur TSMB hanya berujung di KPU, karena ujung perhelatan Pilpres itu hingga ke MK.

Pertanyaannya, apakah rakyat akan berjiwa besar? Menerima putusan MK? Mari kita urai, apakah rakyat memiliki jiwa besar, atau telampau luas dadanya, dan jiwanya juga terlampau besar.

Kita urut sejak aksi 411, 212, hingga reuni 212. Rakyat sudah muak, dengan rezim yang melindungi penista agama. Rakyat sudah jengah, pada rezim zalim yang mengkriminalisasi ulama, simbol dan ajaran Islam. Rakyat juga sudah bosan, dengan kesulitan hidup akibat kebijakan zalim rezim yang menumpuk hutang, menjual aset negara, tebar tipu dan dusta, khianat pada amanat rakyat.

Namun, rakyat tetap berjiwa besar dan berlapang dada. Meskipun ingin cepat ganti Presiden, rakyat tetap memiliki kebesaran jiwa untuk menunggu pergantian Presiden hingga Pilpres.

Saat kampanye Pilpres, rakyat juga marah melihat proses politik yang tidak fair. Keberpihakan alat dan instrumen negara kepada rezim, penyalahgunaan wewenang, persekusi kepada oposisi, dll. Rakyat, tetap memiliki kebesaran jiwa mau mengalah dan tetap mengikuti proses pemilu dan Pilpres, dengan mendatangi bilik-bilik suara.

Saat pengumuman KPU, rakyat kembali marah, karena pengumuman itu dimajukan, di waktu malam, saat situng belum kelar menghitung total suara. Bahkan, hingga pengumuman keputusan yang mencederai nurani rakyat, rakyat masih berbesar jiwa, membawa perkara ke forum MK dan tidak mengadilinya melalui Mahkamah Rakyat.

Sekarang, saat hendak putusan, rakyat diminta kembali berbesar hati dan memiliki kebesaran jiwa? Omong kosong!

Yang tidak memiliki kebesaran jiwa itu pemimpin yang memaksakan diri, meski rakyat telah emoh padanya. Yang berjiwa kerdil itu yang terbukti curang, tapi ngotot tetap dimenangkan. Yang berpotensi menimbulkan pertentangan, itu rezim dusta yang mengkhianati kejujuran rakyat.

Saya tegaskan sekali lagi. Rakyat pasti menerima putusan MK. Sebab, secara formil memang putusan MK itu final dan mengikat, mau diapakan lagi?

Rakyat juga pasti berbesar jiwa, karena putusan yang akan dibacakan itu sudah beredar materinya di tengah rakyat. Rakyat sudah paham, keputusannya adalah sejumput kekuasaan yang mengangkangi segudang ilmu dan kepintaran.

Rakyat tahu, argumentasi dan dasar-dasar permohonan 02 lebih kokoh dalil-dalilnya ketimbang kubu 01 yang bahkan banyak ngeles, hingga urusan dana kampanye sampai berani ngeles salah input. Namun, rakyat juga tahu, putusan MK adalah putusan politik, sengketa MK adalah sengketa politik, sementara kekuasaan politik eksisting berada di bawah kendali rezim curang.

Jadi, dengan itu saja kami rakyat akan berbesar jiwa. Namun, bukan berarti diam. Perlawanan akan kami lanjutkan, dengan kebesaran jiwa kami akan terus melakukan kritik dan mengontrol jalannya kekuasan. Kami tidak ingin didakwa anak cucu kami hanya mewariskan hutang dan problem bangsa, tanpa menyisakan sedikitpun warisan sikap ksatria, jiwa pahlawan dan mengunggah komitmen sebagai seorang negarawan. [].

Perlawanan Pangeran Diponegoro disusun dengan struktur militer Turki


SELAMATKAN GENERASI MUSLIM DARI PEMBODOHAN DAN KEBOHONGAN SEJARAH !!!

------------

Pangeran Diponegoro, menurut Babad Diponegoro yang ia tulis sendiri di Penjara Menado, menceritakan bahwa ia sejak muda telah mengabdi untuk agama, mengikuti jejak dan hidup moyangnya yang sangat taat agama. Moyangnya itu tinggal di Tegalrejo. Untuk menghindari pengaruh kraton Yogyakarta, ia tinggal bersama neneknya di Tegalrejo.1 Pemuda yang bernama Bendoro Raden Mas Ontowiryo sewaktu kecil ini mendapat gemblengan langsung dari neneknya (permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo) sehingga minat belajar Islamnya tinggi.2 Di tempat ini, selain memperdalam pengetahuan-nya tentang Islam, ia juga secara tekun melaksanakan ketentuan-ketentuan syariah Islam.

-----------

Penjajahan Belanda di Nusantara selama 350 tahun tidaklah berlangsung dengan mulus tanpa perlawanan. Bangsa Muslim yang memiliki kehormatan dan harga diri ini tak henti-hentinya melawan. Jihad mempertahankan negeri dari serangan penjajah kafir adalah jalan hidup mereka semenjak dahulu kala. Tapi siapa sangka, ternyata pengaruh khilafah Utsmaniyah sangat besar di dalamnya.

Berbicara tentang Pangeran Diponegoro pasti kita akan membahas ‘Perang Jawa’. Terkait Perang Jawa, menurut Carey (dosen di Trinity College, Inggris), ada faktor kembar yang mendorong Pangeran Diponegoro—seorang adiwangsa Keraton Yogyakarta yang semula bersikap netral dan tidak menunjukkan ambisi politik apapun—mendeklarasikan “perang suci” itu melawan Belanda, yaitu krisis agraria yang melanda Jawa Tengah tahun 1823- 1825 dan berbagai tindakan yang tak pantas yang ditunjukkan para petinggi Belanda di Yogyakarta. Hal itu antara lain terefleksi dalam sindirannya kepada Residen Yogyakarta HG Baron Nahuys van Burgst dalam babad-nya, “Karemannya mangan minum/lan anjrah cara Welanda & apos (Sukanya makan-minum dan menyebarkan kebiasaan orang Belanda).

Ini adalah salah satu perlawanan terbesar yang sangat merepotkan Belanda . Perang Jawa (Java Oorlog) berlangsung dalam kurun 1825-1830. Perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro ini berlangsung di sebagian Pulau Jawa. Medannya membentang dari Yogyakarta di pantai selatan hingga perbatasan Banyumas di barat dan Magelang di utara. Meski wilayah ini relatif kecil dalam ukuran zaman sekarang, kawasan ini adalah pusat kerajaan Jawa yang mulai digerogoti oleh kekuasaan Belanda.

Perlawanan ini berkobar lama dan berdarah, ratusan ribu korban jatuh, terutama dari pihak Muslim. Belanda sendiri kehilangan ribuan prajurit dan kasnya hampir kosong untuk membiayai perang.

Belanda menghadapi musuh berat yang menentangnya bukan semata sebagai kekuatan penjajah yang merampas hak, namun sebagai kekuatan kafir yang membahayakan akidah Islam.

Oleh karena itu, dalam memimpin “Perang Jawa” Diponegoro senantiasa diwarnai oleh ajaran Islam dan bahkan berusaha agar syariah Islam itu tegak di dalam daerah kekuasaannya. Hal ini dapat dilihat dari surat Diponegoro yang ditujukan kepada penduduk Kedu, yang ditulis dalam bahasa Jawa, antara lain berbunyi:

“Surat ini datangnya dari saya, Kanjeng Gusti Pangeran Diponegoro, bersama dengan Pangeran Mangkubumi di Yogyakarta Adiningrat, kepada sekalian sahabat di Kedu, menyatakan bahwa sekarang kami sudah minta tanah Kedu. Hal ini harus diketahui oleh semua orang baik laki-laki maupun perempun, besar atau kecil, tidak usah kami sebutkan satu demi satu. Adapun orang yang kami suruh bernama Kasan Basari. Jikalau sudah menurut surat undangan kami ini, segeralah sediakan senjata, rebutlah negeri dan ‘betulkan agama Rasul’. Jikalau ada yang berani tidak mau percaya akan bunyi surat saya ini, maka dia akan kami penggal lehernya…” Kamis tanggal 5 bulan Kaji tahun Be (31 Juli 1825).4

Kiai Mojo adalah seorang ulama terkenal dari daerah Mojo Solo. Ia adalah seorang penasihat keagamaan Diponegoro yang memberikan corak dan jiwa Islam dalam perjuangan yang dia pimpin. Selain penasihat Diponegoro, ia juga memimpin pasukan bersama-sama anaknya di daerah Solo. Sebelum Perang Jawa pecah, ia telah berkenalan erat dengan Diponegoro. Karena itu, tatkala perang dicetuskan ia bersama anaknya, Kiai GazaIi, dan para santrinya bergabung dengan pasukan Diponegoro.

Langkah yang ditempuh oleh Diponegoro adalah mengeluarkan seruan kepada seluruh rakyat Mataram untuk sama-sama berjuang menentang penguasa kolonial Belanda dan para tiran, yang senantiasa menindas rakyat. Seruan itu antara lain berbunyi, “Saudara-saudara di tanah dataran! Apabila saudara-saudara mencintai saya, datanglah dan bersama-sama saya dan paman saya ke Selarong. Siapa saja yang mencintai saya, datanglah segera dan bersiap-siap untuk bertempur.”

Seruan ini disebarluaskan di seluruh Tanah Mataram, khususnya di Jawa Tengah, dan mendapat sambutan hampir sebagian besar lapisan masyarakat. Daerah Selarong penuh sesak, dipenuhi oleh pasukan rakyat! 5

Seruan ini disambut baik oleh Kiai Mojo, seorang ulama besar dari daerah Mojo-Solo. Ia datang bersama barisan santrinya, menggabungkan diri dengan pasukan Diponegoro. Ia menyerukan ‘perang sabil’ terhadap pihak penguasa kolonial Belanda. Jejak Kiai Mojo dengan santrinya diikuti oleh para ulama dan santri-santri dari Kedu di bawah pimpinan Pangeran Abubakar; juga Muhamad Bahri, penghulu Tegalrejo. ‘Perang Sabil’ menentang penguasa kolonial Belanda-Kristen meledak membakar hampir seluruh Tanah Mataram, bahkan sampai ke Jawa Timur dan Jawa Barat.

Dilihat dari para pelaku utama dalam Perang Jawa ini dapat disimpulkan bahwa Islam memegang peranan penting dalam memberikan motivasi dan inspirasi untuk menentang kezaliman dan tirani yang bertitik kulminasi dengan meletusnya perang tersebut. Kesimpulan ini sejalan dengan tulisan W.F. Wertheim yang antara lain menyatakan bahwa faktor baru muncul pada abad ke-19 saat daerah-daerah di Indonesia rakyat tani banyak yang masuk Islam. Hal ini memperkuat posisi para kiai, karena sekarang mereka dapat mengandalkan dukungan kuat dari rakyat. Para penguasa kolonial Belanda terus-menerus berkonfrontasi dengan sultan-sultan Indonesia. Hal ini mendorong mereka untuk mempersatu-kan diri dengan para kiai serta mengibarkan bendera Islam; sultan-sultan itu dapat mengobarkan pemberontakan umum.6

Pangeran Diponegoro, dengan tipudaya licik dari Belanda, akhirnya bisa ditaklukkan dan dibuang ke Manado dan Makassar hingga meninggal di sana. Namun demikian, tampak bahwa Perang Jawa yang dahsyat dan penuh patriotisme telah digerakkan dan dipimpin oleh tokoh-tokoh pejuang Islam, yang hampir sebagian terbesar berideologi Islam dan bertujuan mendirikan negara merdeka yang berdasarkan Islam.

Fakta-fakta sejarah yang terungkap, baik latar belakang yang mewarnai para tokoh Perang Jawa, masa peperangan yang memakan waktu lima tahun lebih, yang diisi dengan menegakkan syariah Islam di dalam kehidupan pasukan Diponegoro sampai pada saat perundingan dengan Belanda, serta tujuan yang akan dicapai, semuanya adalah bukti yang kuat bahwa Diponegoro dan pasukannya telah melakukan perjuangan politik Islam untuk mendirikan negara Islam di Tanah Jawa.7

Struktur Militer Utsmani dalam Laskar Diponegoro

Perlawanan Pangeran Diponegoro disusun dengan struktur militer Turki. Nama berbagai kesatuannya merupakan adaptasi dari nama kesatuan militer Khilafah Utsmani. Panglima tertingginya adalah Sentot Ali Basah, adaptasi dari gelar Ali Pasha bagi jenderal militer Turki. Sementara unit-unitnya antara lain bernama Turkiyo, Bulkiyo dan Burjomuah menunjukkan pengaruh Turki. Bulkiyo adalah adaptasi lidah jawa bagi Bรถlรผk, struktur pasukan Turki dengan kekuatan setara resimen. Sementara jabatan komandannya adalah Bolukbashi.

Susunan militer khas Turki ini membedakan pasukan Diponegoro dengan pasukan Mangkunegaran Surakarta yang menggunakan struktur legiun (mengadopsi sistem Perancis). Juga berbeda dengan kesultanan Yogyakarta yang menggunakan struktur bregodo (brigade, mengadopsi sistem Belanda).

Kiriman Senjata

Tak hanya struktur militer ala Turki, Belanda bahkan mencurigai (Perang Jawa atas perintah Khilafah Utsmaniy di Turki) ada kiriman senjata dari Turki melalui pantai selatan Jawa. Karenanya pantai yang menghadap Samudera Hindia ini dijaga ketat. Deretan benteng kokoh dibangun Belanda menghadap lautan selatan. Sisanya antara lain masih bisa ditemukan di Cilacap, Jawa Tengah, dan Pangandaran, Jawa Barat. Penduduk lokal kini menyebutnya benteng pendhem (terpendam) karena sebagian strukturnya terpendam di bawah tanah.

Tak cukup dengan benteng berbentuk tembok fisik, benteng mitos agaknya juga dibangun oleh Belanda. Termasuk dengan menanamkan mitos tentang keramatnya pantai selatan. Belakangan muncullah mitos tentang Ratu Kidul yang hingga kini masih disembah dengan berbagai ritual oleh keraton maupun penduduk pesisir selatan.

Mitos tentang pantai selatan itu membuat penduduk lokal selalu dibayang-bayangi ketakutan pada kemurkaan Ratu Kidul. Mereka takut dan enggan mengeksplorasi potensinya. Termasuk potensinya sebagai gerbang hubungan internasional dengan dunia luar. Inilah yang diharapkan Belanda, perjuangan Muslim di Nusantara terisolir dari dunia Islam.

Dugaan penciptaan mitos oleh Belanda ini tidak berlebihan. Di antara program yang intens dilakukan oleh Belanda melalui sisi budaya adalah nativikasi. Upaya mengembalikan penduduk Muslim di Nusantara pada kepercayaan dan agama “asli” atau lokal. Program inilah yang mendorong Belanda tak segan mengeluarkan dana besar untuk mengkaji naskah-naskah kuno yang kini kebanyakan tersimpan di Leiden.

Hasil riset itu kemudian diwujudkan dalam tulisan-tulisan dan kitab-kitab yang kerap menjadi pegangan kelompok Kejawen seperti Darmogandhul dan Gathuloco. Isinya mengagungkan kehidupan Jawa pra-Islam, melecehkan syariat Islam dan mempromosikan teologi Kristen secara tersamar. Meski dianggap kitab kuno, penelitian sejarawan Muslim seperti Susiyanto dari Pusat Studi Peradaban Islam menunjukkan bahwa kitab-kitab itu dikarang pada era Belanda dan memuat ajaran teologi Kristen.

-------------

--------------

SUMBER :

1 Abdul Qadir Djaelani, Perang Sabil versus perang Salib (Ummat Islam Melawan Penjajah Kristen Portugis dan Belanda) Yayasan Pengkajian Islam Madinah Al-Munawwaroh, Jakarta 1420 H / 1999 M.
2 yudhitc.wordpress
3 Ibid.
4 Abdul Qadir Djaelani, Perang Sabil versus perang Salib (Ummat Islam Melawan Penjajah Kristen Portugis dan Belanda), Yayasan Pengkajian Islam Madinah Al-Munawwaroh, Jakarta 1420 H / 1999 M.
5 Ibid.
6 Ibid.
7 Ibid.

hizbut-tahrir.or.id
Sumber lain

~~~ SEBARKAN RAIH AMAL SHOLEH ~~~

Mengenal Joko Widodo, Ma'ruf Amin, Prabowo, Sandiaga Uno


mengenal lebih dekat Riwayat Hidup dua pasangan CAPRES - CAWAPRES 2019-2024:

01. Ir. H. Joko Widodo
Pendidikan :
□ SD Negeri Tirtoyoso Solo
□ SMP Negeri 1 Solo
□ SMA Negeri 6 Solo
□ UGM Yogyakarta
Pengalaman di Pemerintahan :
□ Walikota Solo
□ Gubernur DKI Jakarta
□ Presiden RI 2014-2019

01. Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin
Pendidikan :
□ SD, SMP, SMA :
     Pondok Pesantren Tebuireng
    Jombang, Jawa Timur
□ Kuliah di Universitas Ibnu
    Chaldun Bogor
□ DR.(HC) bidang Ekonomi
    Syariah UIN Jakarta
□ Profesor/Guru Besar Ekonomi
    Syariah UIN Malang
Pengalaman Organisasi :
□ Rois Aam PBNU
□ Ketua Umum MUI Pusat
□ Komisaris Bank Muamalat
□ Ketua Dewan Ekonomi Syariah
    Nasional
Pengalaman di Pemerintahan dan Politik :
□ Anggota DPRD DKI
□ Anggota DPR RI
□ Anggota MPR RI
□ Dewan Pertimbangan Presiden
□ Anggota Badan Pembinaan
    Ideologi Pancasila

02. . Prabowo Subiyanto
Pendidikan :
□ SD Kristen Victoria Hongkong
□ SMP Victoria Institut Malaysia
□ SMA International School Swiss
□ United Kingdom Amerika
□ Akabri Magelang Indonesia
Pengalaman Pekerjaan :
□ Kopassus
Pengalaman Politik :
□ Ketua Umum Gerindra

02. . Sandiaga S. Uno, MBA
Pendidikan :
□ SD Kristen PSKD (Persatuan
    Sekolah Kristen Djakarta)
□ SMP Negeri 12 Jakarta
□ SMA Katholik  Pangudi Luhur
    Jakarta
□ Wichita State University
    Amerika
Pengalaman Politik :
□ Anggota Dewan Pembina Partai
    Gerindra
Pengalaman di Pemerintahan :
□ Wakil Gubernur DKI

jaminan sosial, jaminan kesehatan


Paradigma Isu Kesehatan

Berbicara tentang jaminan sosial, termasuk jaminan kesehatan, maka yang pertama kali perlu untuk didudukkan adalah bahwa hal tersebut merupakan kewajiban negara, bukan kewajiban pribadi atau kelompok masyarakat. Sebagai kewajiban negara, maka wajib hukumnya dilaksanakan, tak boleh diabaikan, apatah lagi jika sengaja ditinggalkan sembari dialihkan kepada warga negara baik kepada pribadi atau kelompok masyarakat.

Jaminan sosial bukan asuransi sosial !
Jaminan sosial itu gratis
Asuransi sosial itu berbayar

Di era JKN kekinian, masyarakat diwajibkan untuk saling membiayai pelayanan kesehatan di antara mereka melalui program asuransi. Alhasil, didepan mata kita menyaksikan sebuah kebijakan yang telah mengubah kewajiban negara yang seharusnya menjamin hak rakyat atas kesehatan dihilangkan. Kata “hak” beralih menjadi “kewajiban” atas rakyat. Parahnya lagi, kewajiban tersebut berkonsekuensi hukum, dimana rakyat yang gagal menunaikan kewajibannya membayar premi asuransi akan dikenakan sanksi hukum.

Jika ditilik lebih dalam lagi, kebijakan seperti ini telah memposisikan hak sosial rakyat menjadi sebuah komoditas bisnis. Rakyat dalam kondisi dieksploitasi oleh negaranya sendiri demi keuntungan pengelola asuransi. Posisi rakyat yang awalnya merupakan sentral subtansial direduksi menjadi marjinal residual. Sementara kepentingan bisnis mendapat posisi utama sebagai sentral substansial.
----

# catatan pinggir

Surat: Perlu Didirikanya Khilafah Islamiyah Demi Terciptanya Dunia yang Lebih Adil dan Aman


Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Apakah Perlu Didirikanya Khilafah Islamiyah Demi Terciptanya Dunia yang Lebih Adil dan Aman?
Cirebon, Indonesia
16 Maret 2019
Kepada Yth.
PM Selandia Baru,
Jacinda Ardern
Dan
PM Australia,
Scott Morrison


Salam sejahtera,
Para perdana menteri yang terhormat,

Telah terjadi lagi pembantaian umat Islam di dunia ini. Pembantaian yang sangat memilukan dan tidak dimengerti oleh akal sehat. Mereka dibantai ketika ingin melakukan ibadah mereka dan dilakukan di negara yang dikatakan paling aman dan sejahtera sedunia, yaitu Selandia Baru.

Para perdana menteri yang terhormat,
Apakah anda semua, dapat memberikan alasan yang rasional kenapa kami dibantai di Selandia Baru, Rohingya dan Uyghur?
Kami telah berkuasa di atas dunia ini selama 700 tahun, dan tidak pernah kami membantai minoritas baik berdasarkan etnis/ suku ataupun agamanya. Kami berkuasa 700 tahun di Spanyol, dan anda semua lihat, bahwa  mereka para Kristen Spanyol dan umat Yahudi hidup dalam keadaan aman dan sejahtera. Bahkan kamipun memberikan ilmu pengetahuan secara sungguh-sungguh kepada mereka supaya mereka cepat terlepas dari kebodohannya dan sejajar dengan kami.
Kami berkuasa di Konstantinopel sudah ±600 tahun terakhir ini, dan apa yang anda saksikan dari dulu sampai sekarang? Kami memberikan rasa aman kepada mereka orang-orang non-muslim itu. Kami memberikan fasilitas-fasilitas yang mereka butuhkan. Kami membebaskan mereka untuk meningkatkan aktualisasi diri mereka setinggi mungkin kecuali pada jabatan presiden/raja dan wakil presiden/wakil raja.

Anda mungkin membantah dengan mengatakan, bahwa kami pernah membantai umat Kristen Armenia seperti yang dikatakan oleh Paus Vatikan dan beberapa negara besar Eropa itu. Maka saya katakan pada anda berdua, bahwa klaim Paus Vatikan dan beberapa negara besar Eropa itu tidak dapat diterima. Perilaku hidup kami, sangat dipengaruhi oleh ajaran agama kami. Kami tidak mempunyai prinsip Glory, Gold and Qur’an. Kami menundukkan hampir seluruh dunia ini, untuk keamanan kami dan membuat manusia di dunia menjadi lebih maju dan beradab. Tanpa memaksa mereka untuk berubah agama. Kalau kami memiliki prinsip Glory, Gold and Qur’an, sungguh tidak akan ada lagi orang-orang Kristen di Spanyol, sebagian Prancis, sebagian besar Eropa Timur, dan Asia Tengah, termasuk Armenia. Karena begitu toleran dan adilnya kami, maka hijrahlah ratusan ribu orang Armenia ke kota kami di Istanbul. Ratusan tahun, mereka hidup dalam keadaan aman dan sejahtera. Hingga tiba saatnya, ketika mayoritas mereka berkhianat, dengan membantu pasukan Rusia yang ingin menguasai Istanbul pada perang dunia I. Maka banyak terjadilah pembunuhan kepada orang-orang Armenia tersebut. Apa yang terjadi pada orang-orang Armenia tersebut pada hemat saya adalah sesuatu yang relevan. Suatu hal yang mungkin saja terjadi dan wajar terjadi di Indonesia, bila mayoritas etnis Cina di Indonesia, melakukan pengkhianatan dengan memberikan bantuan pada tentara Cina untuk menguasai Indonesia. Suatu hal yang mungkin saja terjadi dan wajar terjadi bila mayoritas etnis Turki di Jerman, melakukan pengkhiantan dengan memberikan bantuan pada tentara Turki untuk menduduki Jerman.

Atau anda ingin mengatakan, bahwa kami melakukan pembantaian pada ribuan rakyat Amerika dengan membom WTC itu? Apakah anda berdua yakin bahwa kami mampu melakukan itu? Fakta paling aneh tentang WTC itu adalah tidak ditemukannya puing-puing badan pesawat yang besar itu. Atau anda ingin mengatakan bahwa kamipun telah melakukan pembunuhan di Prancis, Inggris dan sebagian negara Eropa lainnya. Apakah anda berdua yakin atas hal itu? Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang tidak jelas dalam pembunuhan-pembunuhan tersebut. Yang pasti kita tidak mungkin mengatakan bahwa motif pembunuhan-pembunuhan tersebut adalah kebencian terhadap agama ataupun etnis. Dipastikan motif pembunuhan tersebut adalah politik. Misalnya, membalas pembunuhan yang dilakukan tentara-tentara Israel di Palestina. Motif, yang masih ada celah untuk diperdebatkan oleh para ahli seluruh dunia. Apakah boleh dilakukan ataukah tidak. Tapi tidak ada celah untuk membela suatu tindakan  membantai orang-orang yang ingin melaksanakan ibadahnya. Atau membuat sengsara etnis Rohingnya dan Uyghur
Bila ada tindakan-tindakan yang tidak bisa diterima oleh akal sehat apa keuntungannya bagi agama Islam atau keuntungannya secara politis, seperti membakar gereja, menculik orang-orang yang tidak bersalah, baik Muslim ataupun non-Muslim, mengusir penduduk lokal dari tanah kelahirannya seperti yang dilakukan oleh apa yang dinamakan ISIS, maka tidak ada keraguan bagi saya bahwa itu  sebenarnya adalah suatu grand design untuk membuat kami mendapatkan cap Pariah di atas dunia ini. Atau menjadikan kami sebagai kaum yang bersifat teroris dan radikal. ISIS melakukan itu karena rasa kebencian dari aktor intelektual pencipta grand design itu. Jelas berlainan dengan apa yang dilakukan oleh Brenton Tarrant. Dia melakukan itu karena rasa kebencian yang sangat terhadap imigran dan Islam. Dia bergerak seorang diri (bukan digerakkan oleh grand design).

Dengan dasar-dasar di atas masih bisa diterima oleh akal sehat bila seorang intelektual yang berhati welas asih, jujur dan berani tidak ragu-ragu untuk mengatakan bahwa kekuasaan Islam harus dikembalikan lagi di atas dunia ini, demi terciptanya rasa aman dan adil bagi seluruh dunia. Pemimpin baru di Indonesia yang didukung oleh ijtima’ ulama Islam harus dimenangkan. Begitu juga dengan pemimpin di Suriah. Seorang Islam Sunni tulen dan mengasihi seluruh rakyat Suriah harus dimunculkan untuk mengganti Bashar Assad yang kejam dan Syi’ah itu. Tanah Palestina harus dibagi secara adil. Adalah sudah sangat adil bila keturunan Ya’qub itu yang hanya merupakan sebagian kecil dari rakyat Palestina non-Ya’qub/bangsa Palestina menguasai 55% tanah Palestina seperti tahun 1947. Dan adalah cukup adil bila 45% wilayah di luar itu, adalah milik bangsa Palestina atau  negara Palestina dengan ibukotanya adalah seluruh Kota Jerusalem. Pembagian itu pada hemat saya lebih adil ketimbang pembagian berdasarkan kitab suci. Agama Yahudi menyakini bahwa berdasarkan pemahaman mereka tentang kitab sucinya, maka semua tanah Palestina adalah milik Israel. Agama Islam berdasarkan Qur’an menyatakan bahwa Ibrahim, Ya’qub, Daud dan Sulaiman tidaklah beragama Yahudi tetapi beragama Islam. Oleh karena itu, seluruh tanah Palestina adalah milik negara-negara Islam. Yang menarik adalah keinginan umat Nasrani atau negara-negara Nasrani untuk ikut mengklaim bahwa mereka juga memiliki hak untuk berkuasa di Yerusalem. Suatu hal yang apabila diikuti maka umat Buddha internasional juga bisa mengklaim bahwa Kota Kusnagar di Utar Pradesh, India bukan milik rakyat India tapi milik umat Buddha sedunia. Karena Siddharta Gautama meninggal dunia di kota Kusnagar itu. Uyghur harus dimerdekakan kalau memang Cina tidak mampu menjaga keamanan, keselamatan dan iman dari umat Islam di Uyghur. Begitu juga dengan Rohingya.
Tahap selanjutnya untuk menjadikan dunia ini lebih aman dan adil adalah memacu terjadinya suatu kekuasaan Islam yang membentang dari Maroko di Afrika sampai dengan Merauke di Asia. Atau terjadinya suatu kesatuan khilafah Islamiyah sedunia.

Para perdana menteri yang terhormat,

Bila anda tidak setuju dengan pola pikir intelektual yang berhati welas-asih, jujur dan berani seperti yang telah saya sebutkan di atas, maka saya mohon kepada anda untuk menjaga keamanan dan keselamatan umat Islam di negara anda itu. Tolong dijaga masjid-masjid itu dengan baik. Tolong diawasi orang-orang berhati iri dan dengki pada mereka. Tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai sifat rasis harus dipenjarakan misalnya seperti Fraser Anning, senator negara bagian Queensland itu.
Tanamkan pada seluruh rakyat anda, bahwa perkembangan umat Islam di negara anda jauh lebih bermanfaat ketimbang perkembangan babi hutan di Selandia Baru atau burung Emu Australia di negara kalian yang luas itu. Tanamkan pada rakyat anda bahwa perilaku LGBT hanyalah menyebabkan negara anda yang luas itu makin bertambah kosong. Bukan perkembangan umat Islam yang ditakutkan. Tapi perkembangan LGBT-lah yang harus diberantas.

Pada akhirnya, saya menghimbau pada umat Islam di seluruh dunia untuk tidak berwisata ke negara anda yang indah itu. Sampai dengan diyakini, keamanan umat Islam di negara anda berdua benar-benar terjamin.

Semoga Allooh SWT, Tuhan Semesta Alam segera menghilangkan isak tangis kesedihan kami umat Islam sedunia dan mengubahnya menjadi tawa kebahagiaan. Aamiin YRA.

Hormat saya,
Atas nama umat Islam dunia,
T. MUDWAL

Note: Mohon maaf saya tidak men-translate tulisan ini ke dalam bahasa Inggris, oleh karena ditakutkan tidak sesuai dengan apa saya maksudkan.

 tembusan:

1. Perserikatan Bangsa-Bangsa

2.Organisasi Konferensi Islam

3. Prabowo Subianto

4. DPP Muhamadiyyah

5. PBNU Tebu Ireng

6. FPI/Habieb Riziek Shihab

7. MIUMI

8. ICMI

9. Amien Rais

10. Ustadz Abdul Somad

11. Ustadz Adi Hidayat

12. Usradz Zulkifli Muhammad Ali

13. Ustadz Arifin Ilham

14. Ustadz Felix siauw

15. Ustadz Buya Yahya

16. K.H. Abdullah Gymnastiar

17.K.H. Hasan Abdullah Sahal

18. Ustadz Gus Nur
19.  Ustadz Tgk. Zulkarnain
20.  Ustadz Haikal Hasan
21. Presiden Jokowi
22. Rocky Gerung
23. Anies Baswedan

24. Harian Kompas

25. Harian Tempo

26. Harian Republika

27. Emha Ainun Najib
28. Redaksi Hidayatullah

Penulis artikel motivasi dan inspirasi

Reuni Akbar, Jutaan Bendera Tauhid Berkibar
Oleh: Abdullah Makhrus

Perjalanan saya ke Jakarta menghadiri aksi reuni mujahid 212(sebutan pengganti alumni 212) adalah perjalanan yang menarik sekaligus sangat mengesankan.

Sabtu, 1 Desmber 2018 sebelum berangkat menuju Stasiun Pasar Turi hujan deras membasahi area perumahan saya. Namun, Alhamdulillah jelang lima menit sebelum berangkat hujan tiba-tiba reda. Akhirnya saya bisa berangkat ke stasiun dengan lancar.

Setiba di Stasiun Pasar Turi ternyata bertemu guru penemu salah satu metode membaca Qur'an yang dikenal dengan sebutan metode Tadjid yaitu ustadz Jufri. Eh, ternyata beliau juga ikut berangkat menuju acara Reuni di Monas dan satu gerbong dengan saya.

Beberapa orang dalam satu gerbong ternyata juga memiliki tujuan yang sama. Akhirnya keretapun berangkat pukul 20.00. Sebelum sampai di Stasiun Gambir tepatnya sebelum stasiun Jatinegara kondektur telah mengingatkan bahwa Jalan akses menuju ke Monas telah penuh.

Penumpang diminta turun di Jatinegara jika ada rencana melanjutkan perjalanan lain. Karena akan dikhawatirkan kendaraan apapun setelah keluar dari Gambir tidak bisa berjalan karena ada acara reuni212. Namun, kondektur juga menyampaikan bahwa kereta tetap turun di Gambir hanya saja agak terlambat sekitar 15 menit dari jadwal tepatnya Ahad 2 Desember 2018 pukul 05.15.

Setelah keluar dari Stasiun Gambir, lapangan Monas sudah penuh dengan jutaan lautan manusia. Mereka dengan bangganya membawa Bendera/Panji Rasulullah bernama Al Liwa dan  Ar Rayah, topi ataupun atribut lain yang bertuliskan kalimat Lailaha Illallah. Kalimat ini adalah kalimat yang paling dibanggakan oleh seluruh peserta Reuni Akbar.

Menurut informasi panitia jumlah peserta alumni mujahid 212 melebihi kegiatan semula yang pernah terjadi di tahun 2016.

Waktu telah menunjukkan pukul 08.45 namun tak seperti biasanya. Jika di Sidoarjo pada waktu ini panasnya begitu menyengat, tapi tidak dengan suasana Monas pagi ini. Suasana cerah disertai mendung menyelimuti awan Jakarta.

Rupanya awan mendung menutupi panasnya terik mentari yang biasanya memanasi suasana Jakarta pagi ini. Sehingga semua peserta nampak nyaman dan tenang di tengah jutaan lautan manusia yang tumpah ruah di area Monas.

Di setiap sesi pembicara, tiba-tiba secara beruntun bendera Rasulullah berukuran besar bertuliskan kalimat Laa Ilaha Illallah berjalan memutari area Monas dan digerakkan secara berantai diatas kepala para peserta seraya mengucapkan kalimat tahlil.

Umat rupanya sekali lagi begitu bangga dengan bendera tauhid, bendera yang menyatukan umat meski berbeda suku, madzhab, ormas dan organisasi apapun. Itulah bendera Tauhid, bendera Rasulullah bernama Liwa dan Rayah.


Beberapa kali saya menemukan ada beberapa ibu yang memakai kursi roda didorong oleh relawan menuju area panggung karena ingin mendengar tausiah ustadz-ustadz selaku pembicara.

Termasuk ada juga wanita yang memakai tongkat untuk berjalan  karena satu kakinya tidak ada. Ia berjuang memasuki area Monas yang penuh sesak dengan lautan manusia. Tak kalah semangat sekitar 40an anak-anak kecil laskar penghafal Al Qur'an beserta ustadz/ustadzah dari Tasikmalaya hadir mengikuti aksi ini.

Di tengah kerumunan jutaan manusia, sulit sekali menemukan sahabat-sahabat seperjuangan yang telah berangkat lebih awal. Mereka yang sama-sama membela Tauhid. Bersatu bercampur baur dengan jutaan umat muslim lainnya.

Inilah semangat persatuan umat yang tidak bisa dibendung, dihadang dan dilarang karena kecintaan mereka pada bendera Tauhid. Bendera pemersatu umat. Bendera Al Liwa dan Ar Rayah.

Hari ini membuktikan bahwa satu bendera tauhid yang dibakar, maka Allah tunjukkan persatuan umat dengan jutaan bendera tauhid berkibar dan pekikan takbir menggelegar. Allahu Akbar.!!!


#ReuniAkbar212
#BelaTauhid212
#Spirit212


Ditulis di dalam kereta Gumarang dari Stasiun Pasar Senen menuju Surabaya. Ahad, 2 Desember 2018

*) Abdullah Makhrus adalah penulis artikel motivasi dan inspirasi.

IG:abdullahmakhrus
Telegram:@ceritamotivasi

Gerbang MEA terbuka lebar bagi siapa saja

MASIH KALEDIOSKOP INDONESIA 2016 (2)
Oleh HANIF KRISTIANTO


29122016 Vol.48

Di awal tahun 2016
Gerbang MEA terbuka lebar bagi siapa saja
Tiada sekat dan batas
Orang dan barang bergerak bebas
Kekayaan rakyat Indonesia masih berada dalam lingkaran kaum itu-itu saja
Ketimpangan ekonomi menjadikan si papa iri
Kalau tak mencuri ya bunuh diri demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
Paket kebijakan ekonomi peredam kemesrotan sementara
Niatannya meroket
Tak tahunya ekonomi kian lelet
Rakyat pun terperdaya kena pelet
Hutang menumpuk dari rezim ke rezim
Setiap pemimpin siap-siap berhutang demi alasan pembangunan
Lebih Rp 4.000-triliun pokok utangnya
Bayar bunga sepakat Rp 221,19-triliun
Katanya negara kaya kok masih hutang saja
===000===
Cinaisasi masuk pula di negeri ini
Pintu reklamasi disiapkan menerima gempuran ekspansi
21 ribu tenaga kerja cina dikira pelancong semata
Sentimen anak bangsa kian membuncah
Siap siaga meletus diskriminasi dan anti SARA
Kasus korupsi bukan barang basi
Selalu ada yang baru yang siap dieksekusi
Tak peduli pejabat kelas kakap atau kelas teri
Semua harus siap dibabat habisi
Pungli lagi pungli lagi
Tak ada uang pejabat bersikap garang
Ada uang gampang persoalan
Urusan beres semua lancar
Pemerintah pun tak kurang akal
Bentuk SATGAS SABER PUNGLI
Demi perintahan yang bersih
===000===
Aduh.. Lucunya Negeri ini
Ada pejabat yang lompat-lompat jabatan
Yang vokal ditendang
Yang diam dibiarkan
Koalisi partai sekadar ilusi
Ingin menyerang pakai jalur oposisi
Ingin aman menyebrang ke koalisi
Tiada musuh abadi kecuali kepentingan itu sendiri
Dicari politisi sejati
Jati dirinya membela rakyat
Janjinya ditunaikan sebagai wujud taat
Bukan politisi karbitan atau sekadar penghibur sesaat
===000===
Amerika masih mencari sela
Menyiapkan upaya untuk tetap berada
Dipilihnya penguasa bentukan penjajah
Untuk tetap setia dan siap sedia
Indonesia dalam bayangan kepentingan blok Barat dan Blok Timur
Mencoba untuk berkompromi dan buat janji-janji
Nyatanya neo liberalisme dan Neo imperialisme kian kokoh di negeri ini
Sedih
Duka
Lara
Kian merana
Masihkah ada tempat bagi rakyat menggantungkan asa?
Itulah yang kutunggu jawabnya
~~~~~~~~~~~~

MASIH KALEDIOSKOP INDONESIA 2016 (1)

MASIH KALEDIOSKOP INDONESIA 2016 (1)
Oleh HANIF KRISTIANTO

29122016 Vol.47


Di kala jutaan manusia menyambut tahun baru gembira
Selayaknya kita patut berbela sungkawa
Di kala jutaan manusia meniup terompet bersama
Selayaknya kita patut berduka cita
Di kala jutaan manusia menunggu detik-detik pergantian tahun
Selayaknya kita patut bersikap waspada
Di kala jutaan manusia berpesta pora
Selayaknya kita patut merenungi segala luka lara
===000===
Rakyat dibuai Narkoba berjumlah 1,7 jiwa
Antara 40 hingga 50 orang meninggal tiap harinya
Penangkapan kurir dan bandar tak menyentuh akar persoalan
Hukaman mati pun tak buat ciut nyali
Indonesiaku surga bagi minuman keras
Rakyat dibuat mabuk dan lupa bela negara
Dari miras oplosan hingga kelas atasan
Semua seolah HALAL
Karena produksinya legal
Konsumen pun ugal-ugalan
LGBT kian menghawatirkan
Mengancam eksistensi generasi harapan
Penyebar kemadharatan
Perilaku menyimpang penyakit sosial kian tak terhindarkan
Kekerasan anak dan perempuan meningkat tajam
Manusia zaman sekarang begitu kejam
Pihak yang seharusnya diramahkan dan dimuliakan
Dihinakan layaknya binatang, sungguh mengerikan
===000===
Pendidikan tak lagi berlandas iman dan ketaqwaan
Agama pun diabaikan dalam pembentuk kepribadian
Kesuksesan dan kepintaran diukur dengan nilai-nilai angka
Unsur moral dan budi pekerti jauh dikesampingkan
Revisi RUU Terorisme pun diajukan
Pasal karet siap-siap menghajar hantam
Belum terbukti sudah 116 terduga tewas bergelimpangan
Siyono sang ustadz pimpinan TK dan TPQ jadi korban kebengisan
Akankah itu terus dilanjutkan?
Pemimpin muslim yang diharap-rindukan
Ternyata ada pernyataan yang menyakitkan
Penistaan agama berawal dari Al Maidah
Umat pun bersatu padu dalam barisan
Aksi bela islam dan al Quran
Menuntut si penista dihukum dan dipenjarakan
1410, 411,212 menjadi angka keramat bagi umat perindu kejayaan
~~~***~~~

Riwayat Singkat Alm Ridwan Baswedan

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun ....

Telah Berpulang ke rahmatullah Aktivis Gerakan Reformasi, *Ridwan Rasyid Baswedan* pada hari Sabtu, 27 Mei 2017 pukul 00.50 di RSCM Jakarta.

Almarhum dirawat sejak 25 Februari 2017 karena serangan jantung dan berkelanjutan dengan komplikasi.

Mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya dan mohon doanya untuk Almarhum Ridwan.

Jenazah akan disemayamkan di Rumah Duka, di Jalan Gunuk Raya No 16A, Poltangan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan (link peta: https://goo.gl/maps/apK7WAdK6Bt)

Prosesi Pemakaman Hari Sabtu, 27 Mei 2017 sbb:
- Pukul 10.30: Berangkat dari Rumah Duka menuju Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru.
- Pukul 12.00: Disholatkan di Masjid Agung Al-Azhar (sesudah shalat Dzuhur)
- Pukul 12.30: Berangkat dari Masjid Al-Azhar menuju pemakaman TPU Tanah Kusir.

========
*Riwayat Singkat Alm Ridwan Baswedan*

Alm Ridwan Rasyid Baswedan, SE, MBA lahir pada 11 Juli 1973 di Yogayakarta, putra ketiga dari Alm. Drs A. Rasyid Baswedan SU dan Prof Dr Aliyah Alganis. Alm Ridwan menikah dengan Saviena Baraba ST dan tinggal di Jakarta. Almarhum bekerja sebagai direktur di sebuah perusahaan teknologi.

Sejak muda Alm Ridwan adalah seorang yang sangat aktif di lingkungannya; ketika SMA menjadi Ketua OSIS SMA 2 Yogyakarta, saat kelas 2 SMA dia terpilih menjadi siswa pertukaran pelajar SMA (AFS) ke Selandia Baru tahun 1991-1992. Saat mahasiswa dia menjadi Ketua Dewan Mahasiswa UII Yogyakarta 1996-1998 dan Ridwan merupakan tokoh mahasiswa yang memperjuangkan reformasi 1998. Menyelesaikan S1 bidang Ekonomi di Universitas Islam Indonesia di Yogyakarta dan mendapatkan MBA dari Leiden University, Belanda.

Alm Ridwan adalah adik kandung Anies Baswedan, dan yang mendampingi serta mengatur kegiatan sepanjang perjalanan kampanye. Almarhum merasa sakit pada 25 Februari 2017 saat dalam perjalanan menuju kegiatan sosialisasi mendampingi Anies Baswedan.

Mohon doa dan mohon dimaafkan semua kesalahan dan kekhilafan Alm Ridwan.

Inilah esensi bukti kecintaan HTI pada negeri ini dan bukti HTI dalam menjaga negeri ini. Catat!

๐Ÿ“ก *BAGUS DAN VIRAL*

HTI KOMITMEN MENJAGA INDONESIA


Oleh Abdul Latif (Direktur Indo Politic Watch)

Berdasarkan pengamatan—fakta, empirik, data, dan lapangan—, HTI memiliki komitmen kuat. Khususnya menjaga Indonesia. Tak diragukan lagi, langkah politiknya meski bukan politik praktis masuk ke lingkar kekuasaan, sungguh sangat mengesankan. Bahkan, meski ada peluang masuk ke politik praktis, HTI lebih memilih ‘edukasi politik’ yang sering dilupakan politisi dan negarawan yang saat ini duduk di kursi kekuasaan.

HTI memiliki pandangan khas terkait konteks keindonesiaan. Berdasarkan pengamatan lapangan dan agenda yang pernah dilakukan HTI, temanya betul-betul ingin menjaga dan memerdekaan Indonesia dari penjajahan. HTI memandang bahwa negeri tercinta kita ini telah dikepung oleh para penjajah baik dari Timur maupun Barat. Secara fisik negeri ini memang merdeka. Tapi kalau ditelusuri dengan kejernihan berfikir, maka akan diketahui bahwa penjajah telah merubah langkah dari menjajah secara fisik atau militer ke penjajahan secara ekonomi, social, budaya, politik, hukum, dll. Negara – Negara besar kini dengan mudah menguasai negeri ini yang sudah terkenal mempunyai sumber daya alam yang sangat besar.

Selain itu negeri Indonesia mempunyai letak geografis yang strategis. Inilah yang menginspirasi Negara-negara asing untuk menguasai Indonesia. Lihatlah penguasaan gunung emas Freeport, minyak, hutan , pantai, dll. Semua itu kini telah banyak dikuasai asing dan aseng. Disinilah kiprah HTI yang sebenarnya yaitu menjelaskan kepada umat tentang bahayanya penjajahan ini dan berjuang membebaskan negeri zamrud khatulistiwa ini dari belenggu penjajahan. Inilah esensi dari dakwah dan perjuangan HTI untuk menjaga Indonesia dari imperialism modern.

Dalam setiap perjuangan senantiasa dibutuhkan pengorbanan. Kerikil-kerikil tajam akan selalu hadir di jalan perjuangan. Semua tantangan itu adalah upaya untuk menghancurkan perjuangan. Salah satu tantangan HTI saat ini adalah fitnah besar yang di galang oleh penjajah. Penjajah melelui antek-anteknya yang bertugas menjaga kepentingan penjajah membuat fitnah-fitnah dan membenturkan kelompok – kelompok masyarakat agar mereka sibuk dengan saudaranya sendiri. Tujuannya agar para penjajah aman dalam menguras semua kekayaan negeri ini. Para penjajah sangat faham bahwa rival mereka adalah orang-orang yang ahli politik dan itu adalah HTI. Dengan itu, maka penjajah menempatkan HTI sebagai musuh utama. Para penjajah tidak bisa berhadapan langsung dengan HTI, oleh karena itu mereka menciptakan makar-makar keji. Muncullah fitnah-fitnah dan stigma negative untuk menghadang HTI. Dari fitnah gerakan Wahabi, radikal, gak mau tahlilan, sampai terorisme. Tapi semua tak mampu menghadang dakwah HTI. Sebaliknya HTI semakin berpengaruh dan dicintai ummat.

Fitnah Tak Bertuah

Sungguh keji fitnah yang dituduhkan pada HTI. Media arus utama yang cenderung liberal, menjadi obor pegobar fitnah. Banyak yang tidak sadar bahwa fitnah yang diluncurkan justru semakin menunjukan a buse of power. Tak bisa dipungkiri, penguasa yang menyalahgunakan kekuasaan akan sangat mudah ‘menggebuk’ lawannya, meski inskonstitusional. Gelap mata dalam menjalankan kebijakannya. Sebenarnya penguasa saat ini berada pada pihak siapa: rakyat atau kepentingan kelompok?

Ide-ide dasar di negeri ini dijadikan mainan kepentingan elit. Penafsirannya berbelit-belit. Seolah menjaga tapi malah membuka peluang penjajah. Sadis dan ironis. Perlu kiranya penguasa jangan sampai membuat blunder yang kian menjauhkan dari rakyatnya. HTI tidak salah apa-apa. Justru penguasa harus berkaca, salah apa penguasa saat ini semakin ditinggal rakyatnya?

Komitmen HTI menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini tak diragukan. Hal ini diwujudkan dengan penolakan HTI pada disintegrasi wilayah Indonesia. Sayangnya, penguasa mengabaikan pesan-pesan HTI dan rakyat terkait OPM, Minahasa Merdeka, Timor-Timur, dan rongrongan penjajah. Penguasa terkadang terlihat diam dalam melihat segala upaya separatisme dan disintegrasi.

Komitmen

Komitmen keislaman HTI diwujudkan dengan menjaga persatuan dan ukhuwah sesama muslim. Tidak pernah HTI mengkafirkan orang lain. Jika HTI mengkafirkan orang, mengapa sampai saat ini HTI tidak pernah membangun masjid sendiri? Bukankah ibadah bersama orang kafir itu haram? Kalau HTI mengkafirkan orang lain mengapa banyak ulama’-ulama’ yang semakin dekat dengan HTI ? kalau HTI mau mengubah UUD, sudah berapa kali UUD diamandemen? Siapa yang mengamandemen? apakah HTI yang merubah UUD tersebut? Wahai orang-orang yang berakal, sadarilah fakta-fakta yang kami ketengahkan. Sungguh fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, dosa dan adzabnya sangat luar biasa. Janganlah jual akidah untuk kepentingan para penjajah.

Dan ingatlah jangan sampai kita menyesal diakherat kelak, semua perbuatan kita dipertanggungjawabkan dihadapan Allah swt. Janganlah kita diam karena kecintaan kita terhadap kenikmatan dunia yang fana ini dengan berdiam diri atas kedholiman yang terjadi dimana-mana ini. Inilah esensi bukti kecintaan HTI pada negeri ini dan bukti HTI dalam menjaga negeri ini. Catat!

Namanya Afi Nihaya Faradisa. Bagi yg gampang terpengaruh, jangan ikuti pemikirannya sungguh berbahaya Berikut ini salah satu contoh tulisan Afi yg dibantah habis


Satu lagi anak muda yg terkena paham liberal dan sekuler, yg dijadikan panutan banyak orang. Namanya Afi Nihaya Faradisa.

Bagi yg gampang terpengaruh, jangan ikuti pemikirannya sungguh berbahaya

Berikut ini salah satu contoh tulisan Afi yg dibantah habis sama salah satu temen FB saya

Monggo disimak:

Merespon tulisan ANF

(yg ada Quote nya itu tulisan Afi, yg sesudah tanda === itu bantahannya)

Quote: "Kebetulan saya lahir di Indonesia dari pasangan muslim, maka saya beragama Islam. Seandainya saja saya lahir di Swedia atau Israel dari keluarga Kristen atau Yahudi, apakah ada jaminan bahwa hari ini saya memeluk Islam sebagai agama saya? Tidak."
==========>
Orang yang lahir dari keluarga Muslim juga tidak ada jaminan istiqamah sampai mati, banyak yang murtad karena berbagai sebab. Termasuk murtad tanpa sadar karena tidak bangga dengan agamanya sendiri, atau merasa malu/inferior atas ajaran Islam, bahkan bersikap sok kafir.

Quote: "Saya tidak bisa memilih dari mana saya akan lahir dan di mana saya akan tinggal setelah dilahirkan. Kewarganegaraan saya warisan, nama saya warisan, dan agama saya juga warisan."
==========>
Gembong Atheis, Richard Dawkins berkata: "Gen-gen memang membentuk kita, tapi tidak menentukan kita"

Pembentuk paling mendasar spesies manusia adalah gennya, hal-hal yang selain itu bisa diubah sesuka hatinya. Bahkan gen sebetulnya pun bisa berubah dengan adanya mutasi, sayangnya belum ada mutasi terkendali yang bisa memastikan sifat menguntungkan saja.

Jadi, kewarganegaraan bisa berubah dengan naturalisasi, misalnya Greg Nwokolo dan Christian Gonzales dahulu bukan WNI, tapi sekarang beliau berdua adalah WNI dan sudah bela timnas.

Sayangnya, meski Greg dan Gonzales tidak pernah korupsi, keduanya tidak mungkin jadi presiden. Pasalnya dalam pasal 6 UUD amandemen memberi syarat, Capres-Cawapres harus WNI sejak orok/bayi merah. Kasihan gak mereka?

Sedangkan nama pemberian orang tua itu bisa diubah, tinggal diurus di Catatan Sipil.

Adapun soal agama, sudah disebutkan bahwa selain banyak orang murtad, juga banyak yang menjadi mualaf. Setiap orang punya akal dan hawa nafsu, mau memilih mana. Ikut Islam sampai mati atau pilih kekafiran.

Yang bisanya cuma ngikut orang tuanya itu ya bayi, atau anak yang belum baligh. Apa kamu mau bilang bahwa semua orang masih seperti bocah?

Ajaran Islam tentang anak kecil pun sangat bijak, yaitu sesuai fitrahnya. Jadi, biarpun ada anak orang kafir (non-Muslim), lalu meninggal saat kecil, dia tetap bisa masuk surga.

Lain dengan yang sudah dewasa, lewat akal normal dan kesadarannya, maka semua perbuatannya harus dipertanggung jawabkan.

Quote: "Untungnya, saya belum pernah bersitegang dengan orang-orang yang memiliki warisan berbeda-beda karena saya tahu bahwa mereka juga tidak bisa memilih apa yang akan mereka terima sebagai warisan dari orangtua dan negara."
==========>
Kalau dengan orang yang lahir dari orang tua pengikut teroris IS*S (ideologi teroris) atau pemberontak separatis bagaimana? Pernah bersitegang gak nduk dengan mereka? Atau kamu tetap "merangkul" hangat mereka. Kan katanya tiap orang sekedar "terima warisan"?
#mikir

Quote: "Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita. Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri."
==========>
Konflik itu muncul bukan sebatas alasan SARA, tapi karena berbagai faktor yang tidak diketahui. Sebelum kamu lahir pun gen kamu berlomba dengan jutaan gen saudaramu (sel sperma). Akhirnya kamu menang dan mereka semua mati.

Dalam Islam yang ditekankan adalah sikap adil dan membela kebenaran dari berbagai kezhaliman. Karena di dunia ini tempatnya konflik. Sehingga perjuangan menegakkan keadilan adalah perjuangan seumur hidup. Inilah esensi Islam. Cuma orang bodoh yang bilang ini sebagai jalan salah.

Justru dalam Islam, mati membela hal-hal duniawi termasuk perkara ashobiyah, matinya mati jahiliyah.

Quote: "Sejak masih bayi saya didoktrin bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Saya mengasihani mereka yang bukan muslim, sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka. Sejak masih bayi saya didoktrin bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. Saya mengasihani mereka yang bukan muslim, sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka. Ternyata, Teman saya yang Kristen juga punya anggapan yang sama terhadap agamanya. Mereka mengasihani orang yang tidak mengimani Yesus sebagai Tuhan, karena orang-orang ini akan masuk neraka, begitulah ajaran agama mereka berkata. Maka, Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu."
==========>
Saya juga sering merenung mengapa non-Muslim masuk neraka. Jawabannya sederhana, karena mereka kufur terhadap ajaran Islam. Namun mereka memiliki kesempatan sampai ruhnya dicabut di batang leher untuk mengakui Allah.

Di lain sisi, yang Muslim pun punya peluang serupa untuk murtad karena godaan setan, pindah keyakinan atau hal-hal duniawi lain.

Agama itu ibarat sebuah kumpulan gagasan yang diyakini, sehingga pasti saling bersaing.

Ideologi-ideologi sekuler juga bersaing. Separatisme pun bersaing dengan negara. Kaum revolusionis terus bergerak menyiapkan apa yang mereka yakini ideal. Parpol bersaing cari muka merebut pemilih saat pemilu/pilkada, sampai bentrok dan ada yang mati.

Dan jangan lupakan tadi, jutaan gen saudaramu (dalam sel sperma) mati karena kalah bersaing.

Ingin meniadakan persaingan, berarti otomatis memunculkan konflik baru. Karena kamu harus memaksa mereka turut memimpikan utopiamu dengan membuang nilai aslinya.

Qoute: Jalaluddin Rumi mengatakan, "Kebenaran adalah selembar cermin di tangan Tuhan; jatuh dan pecah berkeping-keping. Setiap orang memungut kepingan itu, memperhatikannya, lalu berpikir telah memiliki kebenaran secara utuh."
==========>
Saya tidak tahu konteks kalimat yang dipotong ini. Apakah Rumi berbicara tentang khilafiyah di internal umat Islam dalam memahami Al-Qur'an dan Hadits (kebenaran dari Tuhan), atau untuk kasus universal (semua manusia dan ideologinya).

Jika konteks perkataan Rumi bermaksud pada khilafiyah internal Muslim. Maka kalimat itu tidak nyambung dengan penggiringan opini di tulisanmu nduk.

Lalu jika konteksnya ternyata kasus universal, maka kalimat Rumi tidak rasional. Ingat ya, di seluruh dunia ini banyak keyakinan, ideologi dan gaya hidup.

Ada yang menyembah pohon karena mengklaim tuhan "nongkrong" di situ. Ada yang Komunis, ada yang hedonis, ada yang boros merusak bumi, ada pelacur, pezinah, teroris dan lain-lain.

Apa mau kamu bilang mereka semua "mewarisi" pecahan kebenaran dari Tuhan?

Quote: "Salah satu karakteristik umat beragama memang saling mengklaim kebenaran agamanya. Mereka juga tidak butuh pembuktian, namanya saja "iman"..."
==========>
Kalau pembuktian fisika adanya Tuhan itu memang tak mungkin, karena fisika adalah ilmu untuk mengobservasi makhluk ciptaan Tuhan.

Tapi, penerapan agama sebagai ilmu ada di dunia nyata. Banyak sekali metode pembuktian dan teori untuk mendukung kebenaran sebuah agama. Misalnya ilmu Hadits dan ushul fiqh.

Hukum syariat juga membutuhkan penelitian di dunia nyata agar bisa mengatasi berbagai masalah sosial. Jadi ada ajaran dasar yang diimani, sementara penerapannya membutuhkan ilmu.

Kamu kira sains tidak diawali dari dogma mendasar yang jadi pijakannya?

Quote "Manusia memang berhak menyampaikan ayat-ayat Tuhan, tapi jangan sesekali mencoba jadi Tuhan. Usah melabeli orang masuk surga atau neraka sebab kita pun masih menghamba."
==========>

Kalau pernyataanmu itu dibalik gini gimana nduk:

"Manusia memang berhak menyampaikan hukum/UU negara, tapi jangan sesekali mencoba jadi negara. Usah melabeli orang penjahat, koruptor, separatis, pemberontak, teroris, anti kebhinekaan, intoleran sebab kita pun masih coba jadi WNI yang baik"

Jadinya ketahuan kan gimana ga rasionalnya pernyataan kayak gitu? Karena definisi kesalahan bisa mengacu ke hukum negara. Jika hukumnya jelas, maka boleh saja melabeli.

Adapun melabeli orang sebagai kafir (orang yang ingkar pada Islam) dan akan masuk ke neraka itu domain hukum Islam yang sudah jelas diturunkan dalam Qur'an dan Hadits. Yang tidak boleh adalah mengkafirkan seorang Muslim. Dan "memuslimkan" orang kafir.

Masak bukan Islam disuruh sholat dan puasa? Dikubur dikafani? Ada-ada Gajah....

Quote: "Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing warisan mengklaim, 'Golonganku adalah yang terbaik karena Tuhan sendiri yang mengatakannya'. Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Tuhan, siapa lagi yang menciptakan para Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, Hindu, bahkan ateis dan memelihara mereka semua sampai hari ini?"
==========>
Ini bukti kalau kamu tidak paham penciptaan Tuhan. Yang diciptakan-Nya adalah semua hal.

Apa yang pasti terjadi (qadar) dan semua kemungkinan/cara yang bisa terjadi (qadha), telah ditentukan-Nya.

Inilah bijaknya Tuhan, tiap orang bisa memilih (karena semua kemungkinan sudah disiapkan), sehingga ia bertanggung jawab atas pilihannya.

Apa kamu mau bilang teroris IS*S, PKI, maling, koruptor, pemerkosa, begal, dkk itu ada karena "dipelihara" oleh Tuhan. Lalu Tuhan disalahkan?

Yang begitu adalah pemikiran kaum jabariyah.

Adanya agama-agama selain Islam itu ada di ranah kehidupan sosial dan jadi persaingan. Dalam kacamata Islam, mereka tetap salah. Tapi dalam ranah muamalah, kita harus berbuat adil pada mereka.

Quote: "Tidak ada yang meragukan kekuasaan Tuhan. Jika Dia mau, Dia bisa saja menjadikan kita semua sama. Serupa. Seagama. Sebangsa.
Tapi tidak, kan?"
==========>
Apa kamu mau bilang teroris IS*S, PKI, maling, koruptor, pemerkosa, begal, dkk itu ada karena "dipelihara" oleh Tuhan?

Bukan saya mau menyamakan kelompok-kelompok ini dengan agama, tapi ini kritikan atas pemahaman salahmu tentang penciptaan Tuhan.

Ada, dan tercipta, itu bukan berarti benar atau diridhoi oleh-Nya.

Quote: "Apakah jika suatu negara dihuni oleh rakyat dengan agama yang sama, hal itu akan menjamin kerukunan? Tidak!
Nyatanya, beberapa negara masih rusuh juga padahal agama rakyatnya sama.
==========>
Di Indonesia, sama-sama Pancasilais, sering rusuh ketika politik, pemilu dll. Apa kamu mau bilang Pancasila tidak bisa meredam konflik?

Sekali lagi jangan menyederhanakan konflik dengan mengkambing hitamkan agama. Penyebab konflik itu rumit, bisa rezim kejam, settingan, adu domba, rebutan perempuan, persaingan tanah subur, penjajahan, pendudukan, sengketa bisnis dll.

Quote: "Sebab, jangan heran ketika sentimen mayoritas vs. minoritas masih berkuasa, maka sisi kemanusiaan kita mendadak hilang entah kemana."
==========>
Sentimen mayoritas vs minoritas di Indonesia itu cuma pseudo konflik, yang dibuat oleh kelompok tertentu agar "menggambarkan dirinya terzhalimi".

Sikap yang benar adalah, agar mencegah konflik negara harus adil. Sehingga mayoritas diberi amanah untuk melindungi, sementara minoritas diberi amanah untuk menjaga rasa menghormati.

Quote: "Bayangkan juga seandainya masing-masing agama menuntut agar kitab sucinya digunakan sebagai dasar negara. Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Indonesia kita."
==========>
Banyak yang menafsirkan sila-sila Pancasila itu sesuai dengan ajaran Islam, sampai dicocok-cocokkan dengan ayat Al-Qur'an, dan yang melakukannya termasuk sejumlah pejabat negara, apa mau kamu bilang mereka akan menghancurkan NKRI?

Saya sarankan kamu baca lagi sejarah pembentukan negara. Kelompok Islam sudah ngalah demi alasan "maslahat lebih besar".

Coba cari pendapat MUI tentang dasar negara, yaitu sebuah "perjanjian". Karena bersifat perjanjian, maka di konsepnya harus ada yang bisa diterima oleh orang Islam.

Kalau tafsiran perjanjiannya digeser-geser menjadi sekuler, alias tidak bisa diterima kelompok Islam, maka itulah si tukang perusak ketenangan.

Quote: "Karena itulah yang digunakan negara dalam mengambil kebijakan dalam bidang politik, hukum, atau kemanusiaan bukanlah Alquran, Injil, Tripitaka, Weda, atau kitab suci sebuah agama, melainkan Pancasila, Undang-Undang Dasar '45, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini dan menjalankan ajaran agamanya, tapi mereka tak berhak memaksakan sudut pandang dan ajaran agamanya untuk ditempatkan sebagai tolok ukur penilaian terhadap pemeluk agama lain. Hanya karena merasa paling benar, umat agama A tidak berhak mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacam keyakinan."
==========>
Boleh saja agama mengintervensi kebijakan negara, ini dijamin sejak NKRI berdiri. Misalnya menuntut membasmi kemaksiatan dan perzinahan, serta aturan ketertiban beribadah oleh negara.

Terlebih, hukum sipil yang dipakai masih berasal dari warisan penjajah Belanda. Dimana yang dianggap berzinah adalah perselingkuhan. Suka sama suka dianggap bukan perzinahan. Pelacur dan homo pun tidak ada hukumnya.

Dulu pornografi tidak melanggar hukum sebelum UU anti Pornografi.

Maka, aspirasi apapun itu hak setiap golongan, yang penting diperjuangkan secara fair.

Kalau umat Islam menuntut negara mengadopsi hukum pidana baru sesuai syariat, maka ini hak yang dilindungi secara demokratis. Seandainya nih, hukum qisas pembunuhan (yang terbukti adil) diadopsi dalam hukum pidana, lalu disetujui oleh non-Muslim setelah perdebatan sengit untuk diyakinkan. Kamu siapa melarang-larang?

Masak hukum warisan Belanda dianggap "menyatukan NKRI", lalu hukum Islam dari Allah langsung dituduh menghancurkan kedamaian?

#mikir

Quote: "Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapa negara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnya saling mengunggulkan bahkan meributkan warisan masing-masing di media sosial."
==========>
Yang sangat mengancam negara ini adalah orang-orang sekuler yang berambisi menendang pengaruh agama dari negara. Membentur-benturkan mayoritas dengan minoritas. Melarang-larang aspirasi umat Islam dengan alasan "bahayakan keutuhan negara", padahal ini negara berdemokrasi.

"Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan."
==========>
Memangnya manfaat apa setelah sampai ke Bulan? Ada gitu SDA yang bisa ditambang dari Bulan untuk mengganti biaya ekonomi yang habis dipakai untuk misi?

AS saja sudah enggan meluncurkan misi ke Bulan, malah lebih memilih misi perang ke Irak yang kaya minyak dan Afghanistan yang kaya tambang Lithium.

Corporated Democracy

*PENCERAHAN...*

Corporated Democracy

Oleh: H. M. Ismail Yusanto

Awal Maret lalu, saya hadir dalam acara yang diberi tajuk Pengajian Kebangsaan dengan tema, “Perspektif Islam dalam Menyikapi Dinamika Politik-Ekonomi Nasional dan Global”. Acara diselenggarakan di rumah dinas Ketua MPR-RI, Zulkifli Hasan, di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan. Oleh pengundangnya, Prof. Rokhmin Dahuri, pengajian ini disebut bersifat lintas firqah dan lintas fraksi (politik) untuk Islam yang satu.Sesuai dengan nama dan sifatnya, hadir banyak tokoh dari berbagai kalangan. Di antaranya: Prof. Jimly Assidiqi, Prof. Nasaruddin Umar, Prof. Komaruddin Hidayat, Sutrisno Bachir, Muhammad Siddiq (Ketua Umum DDII), Syafii Antonio, Ahmad Riawan Amin, Eggy Sujana, Chusnul Mar’iyah, Neno Warisman, Hanafi Rais, Muhammad al-Khaththath dan masih banyak lagi yang lain. Ada beberapa topik yang disoroti oleh forum yang dimoderatori oleh Siti Zuhro itu. Namun, yang paling mengemuka tak lain adalah soal Ahok dan peran politik umat Islam.Ketika berbicara tentang peran politik umat Islam, tak sedikit peserta mengkhawatirkan kecenderungan liberalisasi politik saat ini, yang tampaknya akan makin meminggirkan peran umat Islam. Mengenai hal ini, Prof. Jimly memberikan penjelasan yang menarik. Pada intinya ia mengatakan, saat ini demokrasi di Indonesia memang telah berkembang menjadi corporated democracy. Aslinya, demokrasi itu dikatakan sebagai sistem politik “dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat”. Namun, dalam faktanya demokrasi sekarang telah dikooptasi oleh para pemilik modal. Dengan kekuatan uangnya, mereka menguasai media massa, market (pasar), society (masyarakat), bahkan state (negara), termasuk di dalamnya partai-partai politik dan lembaga-lembaga politik.

Sebenarnya gejala berkembangnya corporated democracy sudah lama ditengarai. Presiden Rutherford B. Hayes pada tahun 1876 mengatakan bahwa kondisi demokrasi di Amerika Serikat pada tahun itu adalah “from company, by company, and for company”. Gejala itu ia lihat hanya sebelas tahun setelah Presiden Abraham Lincoln (1860-1865)—yang semasa hidupnya dengan gagah mengatakan bahwa demokrasi adalah “from the people, by the people, and for the people”—meninggal.

++++

Peran para pemilik modal dalam dunia politik di Indonesia dilihat oleh Nanik S Deyang, mantan wartawan senior, sangatlah nyata. Ia, yang pernah menjadi salah satu wartawan dengan spesialisasi meliput konglomerat di Indonesia ini, paham betul bagaimana perangai konglomerat Cina atau para taipan di Indonesia; termasuk hubungan mereka dengan lembaga-lembaga negara mulai Kepresidenan, TNI/Polri, DPR dan lainya. Nanik mencontohkan, ketika seorang presiden hendak melakukan reshuflle kabinet, konsultasinya dengan konglomerat Cina.

Singkat cerita, ia menegaskan, negara ini sejatinya memang dikuasai oleh para pemilik modal dari kalangan konglomerat Cina. Seperti disebut Prof. Jimly, mereka kini praktis sudah menguasai society melalui penguasaan media massa dan market. Bahkan mereka juga sudah menguasai state melalui penguasaan partai politik yang dibeli atau dibiayai, serta tentu saja lembaga parlemen tempat berkumpul para wakil rakyat dari partai-partai yang sudah mereka kuasai itu. Bila partai politik sudah dikuasi maka pejabat sipil, militer maupun kepolisian, termasuk pejabat di lembaga penegak hukum, yang diangkat oleh partai politik itu, juga ikut dikuasai dan dikendalikan. Dari sini bisa dimengerti mengapa sedemikian banyak kasus-kasus korupsi—seperti kasus Sumber Waras, Busway, tanah Cengkareng, juga proyek reklamasi—yang melibatkan Ahok hingga sekarang tak kunjung diproses. Hanya setelah ada tekanan dahsyat dari umat melalui Aksi 411 saja, Ahok dijadikan tersangka untuk kasus penistaan agama.

Namun belakangan, mereka merasa “membeli” terlalu mahal politikus dan partai politik. Lalu mereka berpikir, mengapa tidak memunculkan presiden dari kalangan mereka sendiri. Apalagi demokrasi di Indonesia sudah demikian longgar. Rakyat mudah dikuasai melalui market dan media massa. Mereka pun mudah dipecah-belah. Di sinilah mereka bertemu dengan fenomena Ahok.

Jadi, menurut Nanik, soal Ahok ini bukan masalah agama saja, tetapi ada masalah yang lebih besar. Kalau tidak, tentu tidak akan energi seluruh pejabat negeri ini ditumpahkan hanya untuk membela Ahok. Ahok adalah representasi kekuatan para pemilik modal besar untuk menguasai perekonomian melalui politik, juga sebagai kartu truf mereka untuk Pilpres 2019. Mereka ingin, setelah Ahok jadi gubernur DKI, nanti pada tahun 2019 ia dipasangkan sebagai Wapresnya Jokowi. Mereka sangat yakin bisa berhasil. Buktinya, mereka juga bisa menjadikan Jokowi sebagai presiden. Setelah itu, nanti pada tahun 2024 Ahok didorong menjadi presiden. Tentu untuk itu semua biayanya akan sangat mahal. Namun, bila rencana itu berhasil, pasca 2024 melalui tangan Ahok, seluruh negeri ini, dari Sabang sampai Merauke, bisa mereka kuasai. Bila itu benar-benar terjadi nanti, maka kasus Singapura yang dulu didominasi Melayu—melalui rekayasa politik kini dikuasai Cina—akan kembali terulang dengan skala yang lebih besar dan lebih dahsyat.

++++

Jadi, jelaslah bahwa demokrasi memang telah menjadi alat bagi para pemilik modal, baik dari Barat (asing) maupun dari Timur (aseng) untuk menguasai negeri-negeri Muslim. Inilah penjajahan gaya baru (neoimperialisme). Oleh karena itu, William Blum, penulis buku America’s Deadliest Export Democracy, menyebut demokrasi adalah alat dominasi Amerika Serikat—kini juga dipakai Cina—atas seluruh dunia. Simpulnya, demokrasi merupakan alat untuk menguasai dunia demi kepentingan ekonomi, politik dan ideologi.

Melalui demokrasi, lahirlah negara yang dikontrol oleh korporasi. Dominasi korporasi terhadap negara semakin mencengkeram setelah korporasi multinasional turut bermain. Mereka turut menentukan siapa yang menjadi pemimpin sebuah negara dan apa kebijakan negara tersebut.

Alhasil, dengan demokrasi bukan kedaulatan rakyat yang diraih, tetapi kedaulatan pemilik modal; dari teokrasi dan otokrasi yang mereka jauhi ke korporatokrasi. Semakin lama negara-negara demokrasi berjalan, semakin masuk dalam ketundukan kepada pemilik modal. Selama dua abad ini, kekuasaan pemilik modal pun semakin kuat, bahkan lintas negara. Kekuatannya tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Lihatlah, dari 100 pemegang kekayaan terbesar di dunia, 49 adalah negara, 51-nya adalah korporasi.

Jadi, bagaimana caranya menghentikan Ahok? Mestinya kemarin ia jangan dicalonkan. Kalau sudah terjanjur dicalonkan, ya jangan dipilih. Namun, andaipun Ahok kali ini tidak terpilih, masih mungkin akan lahir ’Ahok-Ahok’ baru karena sistem demokrasi membolehkan orang seperti Ahok memimpin dan para pemilik modal terus bermain. Oleh karena itu, untuk mencegah munculnya ’Ahok-Ahok’ baru pada masa mendatang, corporated democracy—sistem yang memungkinkan dijadikan tunggangan pemilik modal bagi meraih kepentingan ekonomi, politik dan ideologi—tidak bisa tidak harus dihentikan!

Presiden pertama, negara ini pun pernah menyerang seorang ulama besar

Akhir Hayat Penguasa yg Zhalim pada Hamka

Presiden pertama, negara ini pun pernah menyerang seorang ulama besar.

Dianggap melawan pemerintah (yang mungkin  sebenarnya pemerintah waktu itu tak ingin mendapat kritikan yang cerdas), M. Yamin dan Soekarno berkolaborasi menjatuhkan wibawa Buya Hamka melalui headline beberapa media cetak yang diasuh oleh Pramoedya Ananta Toer.

Berbulan-bulan Pramoedya menyerang Buya Hamka secara bertubi-tubi melalui tulisan di koran (media yang paling tren saat itu). Allahuakbar! Sedikitpun Buya Hamka tak gentar. Fokus Buya tak teralihkan. Beliau terlalu mencintai Allah dan saudara muslimya sehingga serangan yang mencoba untuk menyudutkan dirinya tak beliau hiraukan. Buya Hamka yakin jika kita menolong agama Allah, Allah pasti menolong kita. Pasti!

Buya Hamka terlalu kuat dan tak bisa dijatuhkan dengan serangan pembunuhan karakter melalui media cetak yang diasuh oleh Pram. Tak sungkan-sungkan lagi, Soekarno langsung menjebloskan ulama besar tersebut ke penjara tanpa melewati persidangan.

Seperti doa Nabi Yusuf a.s. ketika dipenjara: Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf: 33)

Saat itu, penjara jauh lebih baik bagi Buya Hamka, jauh lebih baik daripada menyerahkan kepatuhannya terhadap Allah kepada orang-orang yang hanya mengejar dunia.

Dua tahun empat bulan di dalam penjara tak beliau sia-siakan dengan bersedih. Buya Hamka justru bersyukur telah dipenjara oleh penguasa pada masa itu karena di dalam penjara tersebut beliau memiliki lebih banyak waktu untuk menyelesaikan cita-citanya, merampungkan tafsir Al-Qur’an 30 juz, yang sekarang lebih kita kenal dengan nama kitab tafsir Al-Azhar.

Lalu bagaimana dengan ketiga tokoh tadi?

Ternyata Allah masih sayang kepada Pramoedya, M. Yamin, dan Soekarno. Karena apa yang telah dilakukan oleh ketiga tokoh bangsa tersebut terhadap Buya Hamka tak harus diselesaikan di akhirat. Allah telah mengizinkan permasalahan tersebut untuk diselesaikan di dunia saja.

Di usia senjanya, Pramoedya akhirnya mengakui kesalahannya dimasa lalu dan dengan rendah hati bersedia meminta maaf kepada Buya Hamka. Pramoedya mengirim putri sulungnya kepada Buya Hamka untuk belajar agama dan men-syahadat-kan calon menantunya.

Apakah Buya Hamka menolak? Tidak! Dengan lapang dada Buya Hamka mau mengajarkan ilmu agama kepada anak beserta calon menantu Pramoedya, tanpa sedikitpun pernah mengungkit kesalahan yang pernah dilakukan oleh salah satu penulis terhebat yang pernah dimiliki indonesia tersebut terhadap dirinya. Allahuakbar! Begitu pemaafnya Buya Hamka.

Ketika M. Yamin sakit keras dan merasa takkan lama lagi berada di dunia ini, beliau meminta orang terdekatnya untuk memanggilkan Buya Hamka. Saat Buya Hamka telah berada di sampingya, dengan kerendahan hati M. Yamin memohon maaf dengan meminta kepada Buya Hamka agar sudi mengantarkan jenazahnya untuk dikebumikan di kampung halaman yang telah lama tak dikunjungi Talawi. Pada  kesempatan nafas terakhirnya, M. Yamin minta agar Buya sendiri yang menuntunnya untuk mengucapkan kalimat-kalimat tauhid.

Apakah Buya Hamka menolak? Tidak! Buya Hamka menuluskan semua permintaan tersebut, Buya Hamka yang “menjaga” jenazah tokoh pemersatu bangsa tersebut sampai selesai dikebumikan dikampung halamannya sendiri.

Namun, lain hal dengan Soekarno. Buya Hamka justru sangat merindukan proklamator bangsa Indonesia tersebut. Buya Hamka ingin berterima kasih telah diberi “hadiah penjara” oleh Bung Karno, yang dengan hadiah tersebut Buya memiliki lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tafsir Al-Azharnya yang terkenal, dengan hadiah tersebut perjalanan ujian hidup Buya menjadi semakin berliku, tetapi indah. Buya Hamka ingin berterima kasih untuk itu semua.

Lalu kemana Soekarno? Kemana teman seperjuangannya dalam memerdekakan bangsa ini menghilang? Dalam hati Buya Hamka sangat rindu ingin bertemu lagi dengan "singa podium" tersebut. Tak ada marah, tak ada dendam, hanya satu kata, “rindu”.

Hari itu 16 Juni 1970, ajudan presiden Soeharto datang kerumah Buya membawa secarik kertas, kertas yang tak biasa, kertas yang bertuliskan kalimat pendek namun membawa kebahagian yang besar ke dada sang ulama besar. Pesan tersebut dari Soekarno, orang yang belakangan sangat beliau rindukan. Dengan seksama Buya Hamka membaca pesan tersebut:

“Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku.”

Buya Hamka bertanya kepada sang ajudan “Di mana? Di mana beliau sekarang?”
Dengan pelan dijawab oleh pengantar pesan, “Bapak Soekarno telah wafat di RSPAD, jenazahnya sedang dibawa ke Wisma Yoso.”

Mata sayu Buya Hamka mulai berkaca, kerinduan itu, rasa ingin bertemu itu, harus berhadapan dengan tubuh kaku; tak ada lagi pertemuan yang diharapkan; tak ada lagi cengkrama tawa dimasa tua yang dirindukan; hanya hamparan samudera maaf untuk saudaranya, mantan pemimpinnya, pemberian maaf karena telah mempenjarakan beliau serta untaian lembut doa dari hati yang ikhlas agar Bung Karno selamat di akhirat, hadiah khusus dari jiwa yang paling lembut sang ulama besar, Buya Hamka.

Pada zaman sekarang, Mulai terasa sejarah itu kembali terulang. Para penguasa mulai berusaha menyudutkan para ulama, menyerang para ulama melalui media-media pendukung mereka, menebar kebencian kepada para ulama melalui penulis-penulis pendukung mereka.

Lalu ada yang berkata, “Ulama sekarang tak sehebat Buya Hamka.” Tanya lagi hati kecil kita, apakah mereka yang tak hebat ataukah kita yang ingin menolak pesan kebenaran itu sendiri.

Pertanyaannya:
– Di pihak siapa kita?
apakah di pihak para penguasa yang sedang memuaskan nafsu duniawi mereka?
Ataukah di pihak para ulama yang menyampaikan kebenaran karena Allah, Tuhannya, Tuhan kita semua?

– Akankah para penguasa yang memfitnah para ulama saat ini diberi kesempatan oleh Allah untuk meminta maaf sebelum ajal menjemput mereka? Semoga saja, semoga kesalahan mereka tak harus diselesaikan yaumul hisab. Aamiin ya Robbal’alamin

Oleh: Nur Indah Yusari

Sumber:
Deskripsi 👉 kajian grup dosen Mercu Buana, Meruya, Jakarta
Gambar 👉 Belakang buku Ayah karya anak Buya Hamka

Dunia pendidikan kembali terluka. Luka pendidikan merupakan kabar duka umat manusia


*LUKA PENDIDIKAN, DUKA UMAT MANUSIA*

Oleh : Abdul Latif
_(Syabab Hizbut Tahrir Indonesia di Gresik)_

Dunia pendidikan kembali terluka. Luka pendidikan merupakan kabar duka umat manusia. Betapa tidak seorang bocah usia 12 tahun yang masih duduk di bangku kelas VI (enam) Sekolah Dasar (SD) warga JL.Wonosari Wetan Baru Surabaya telah mencabuli anak balita (Bayi kurang dari lima tahun). Akibatnya kini ia divonis 8 bulan oleh ketua Maelis Hakim Anne Rusiana di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya Kamis, 12/1/2017. (harianbhirawa.co.id)

Tak habis pikir seribu tanya untuk anak seusianya. Mengapa itu bisa dilakukan bocah usia 12 tahun? Mengapa pula korbannya adalah anak-anak di bawah usia pelaku? Bukankah Gubernur Jawa Timur, Pakde Karwo sudah memberi jaminan bahwa Provinsi Jawa Timur sangat aman dan nyaman bagi perempuan dan anak? Semoga semua itu bukan sekadar retorika. Rakyat Jawa Timur betul-betul butuh jawaban memuaskan itu semua.

*Catatan*

Inilah secuil fakta yang kebetulan terlaporkan dan diangkat media. Memang persoalan itu kerap bermunculan. Meski satu yang diungkap, fenomenanya layaknya gunung es. Mengapa begitu mudahnya kriminalitas/kejahatan seksual ini terjadi dinegeri yang penduduknya mayoritas muslim ? Bahkan pelakunya adalah anak-anak dibawah umur? Pertanyaan inilah yang harus direnungkan oleh semuanya, tak mesti menyalahkan orang tua atau penguasa. Alangkah mulianya bisa duduk bersama mencari solusi mengatasi akar masalah.

Jika ditelusuri banyak sekali faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan seksual yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja.

Dorongan internal, yaitu tidak adanya kendali nafsu dalam jiwa anak dikarenakan aqidah/iman mereka yang lemah. Sehingga mereka tidak lagi berfikir panjang. Lemahnya ilmu dan kecintaan kepada Islam, menjadikan anak-anak dan remaja tak memiliki visi hidup yang jelas dan benar.

Dorongan eksternal, adalah adanya pemicu kejahatan dari luar. Contohnya adalah korban berdandan nyentrik sehingga orang yang melihatnya tertarik. Mungkin berpakain minim atau dengan perilaku yang sensual. Hal ini yang mengundang kejahatan. Faktor eksternal selanjut adalah pengaruh lingkungan yang luar biasa rusaknya. Mudahnya mencari video-video porno baik melalui HP atau kaset-kaset yang terjual murah. Serta efek/pengaruh obat-obatan terlarang. Faktor lain yang tak kalah besar pengaruhnya adalah kebebasan pergaulan yang tidak terkendalikan, sistem pendidikan, serta hukum negara yang tidak tegas.

Sungguh miris melihat kondisi demikian. Di masa anak sekarang saja sudah sebegitu rupa. Lantas, bagaimanakah nasib ke depan generasi umat ini? Apakah semakin hancur dan rusak? Serta tenggelam dalam kegelapan zaman, meski zaman berubah modern dan canggih.

*Solusi Melalui Pendidikan*

Dalam sistem pendidikan islam ada 3(tiga) ranah pendidikan. Ketiga ranah pendidikan itu adalah pendidikan keluarga, pendidikan formal, dan pendidikan lingkungan (masyarakat). Ketiga-tiganya ini harus berjalan bersama dan saling melengkapi. Ketika dalam keluarga dididik secara islami tapi di disekolah formal dan masyarakat/lingkungan tidak islami, yang terjadi adalah baik di mata keluarga karena ada aturan keluarga. Sementara diluar akan merasa bebas. Atau sebaliknya dikeluarga tidak begitu islami sementara disekolah formal ketat dengan aturan islam yang terjadi juga rusak. Apalagi lingkungan masyarakat kita sekarang sangat rusak. Padahal pendidikan yang kuat pengaruhnya adalah pendidikan ditengah masyarakat/lingkungan.

Oleh karena itu, harus diciptakan sistem pendidikan yang intergratif. Dalam keluarga dididik secara islami, disekolah juga islam dan masyarakat ( lingkungan ) diterapkan sistem islam. Dan hal ini tidak mungkin bisa dilaksanakan kecuali sistem negara juga berazaskan islam. Karena jika dalam keluarga dididik islami. Di sekolah juga dididik berdasarkan aqidah islam, serta masyarakat berprilaku islami. Kemudian masih terjadi kejahatan/kriminal. Maka negara harus bertindak tegas. Anak usia 12 tahun jika sudah terkategori Baligh maka harus dihukum yang setimpal akibat pemerkosaan. Dan ini hanya bisa diterapkan dalam sebuah negara yang menerapkan syariat islam secara total/kaffah dalam bingkai daulah khilafah. Maka tidak ada cara lain untuk mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas kecuali dalam sistem khilafah. Selamatkan generasi dari predator dan pemangsa jahat dengan Syariah dan Khilafah.

ADU DOMBA VS SERIGALA


ADU DOMBA VS SERIGALA

Oleh HANIF KRISTIANTO
13/01/2017 Vol.59

»»»»»»»»»»»»»»»»»
Teruntuk jiwa yang kosong dan tak berbunyi
«««««««««««««««««

Segerombolan serigala mengintai domba-domba dari balik bebatuan
Domba-domba sedang sibuk memakan rumput hijau di tanah tetangga
Sesekali domba-domba saling tanduk berebut rumput
Serigala mengatur siyasat demi menangkap dan melahap domba-domba tersesat

Satu dua tiga
Serigala mengendap mendekati segerombolan domba
Derak langkah serigala ditangkap rupanya kian dekat kian nampak
Berlarian domba menyelamatkan jiwa
Ada satu domba yang berpisah
Nah, inilah tangkapan lezat serigala jahat

===000===

Ini bukan cerita serigala berbulu domba
Ini bukan pula cerita domba berwajah serigala
Karena ungkapan itu terlalu jahat
Menjabarkan kedzaliman dan kejahatan makhluk yang kalap

Adu domba domba diadu
Ada penonton bersorak-sorai
Bertepuk tangan bergantian
Hu..hu..hu..
Ha..ha..ha..
Ye..ye..ye..
Tralala..trilili..
Trilili..tralala..

Adu domba begitu menarik
Jika jaman penjajah namanya DEVIDE ET IMPERA
Adu domba begitu mudah
Sesama jenisnya tinggal diadu dan pilih pemenangnya

Mengapa domba mudah diadu?
Karena domba tak punya akal berfikir
Mengapa domba kalah diadu dengan serigala?
Karena serigala tugasnya memangsa si domba

===000===

Zaman modern ini serigala menjadi raja
Makanannya tak lagi domba
Karena serigala pemakan segala

Sedangkan domba masih berebut rumput tetangga
Hijau rumput di tanah sendiri tak lagi menarik hati

Yuk tangkap domba-domba
Kita korbankan saja pada hari idul adha
Yuk usir serigala
Biarkan dia lepas di hutan sana
Mencari tempat peraduannya

Siapakah domba-domba itu?
Siapakah serigala itu?

Yuk cari tahu!
Yuk.. Yak... Yuk...

~~~~~~~~~~~~~


Wiremesh murah hubungi Afandi - 081233336118. - Ada juga besi beton murah.

Jasa Pembuatan Pagar, Kanopi (+Renovasi)
WA ke 081233336118