MEMAHAMI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI (dari pelajaran Sekolah)
Pengertian Ideologi
Ideologi dapat dimengerti sebagai suatu belief system, pedoman, atau petunjuk hidup dan sebagi rumusan nilai – niali atau cita – cita yang terkandung dalam ideology Pancasila dan menjadi perekat bangsa Indonesia. Sekarang Pancasila menjadi beku karena sila – silanya dibekukan dan tidak boleh diubah sehingga cenderung menjadi benih perpecahan bangsa. Asas Bhineka Tunggal Ika semkin kosaong dan kurang bermakna dan ideology Pancasila menjadi tertutup.
Ideologi Terbuka dan Ideologi tertutup
Nilai – nilai Ideologi Terbuka tumbuh dan berkembang dari dan atas dasar nilai yang hidup dan dihayati dalam masyarakat. Nilai – nilai yang dirumuskan bersifat universal. Ideologi terbuka memerlukan perangkat hukum dan perundangan pada berbagai tingkatan.
Ideologi Tertutup mempunyai nilai operasional langsung yang menjadi tolak ukur untuk menilai sikap, cara pikir dan tingkah laku seseorang ( contoh Komunisme dan Nazizme).
Sila Pertama : Ketuhanan YME
Implikasinya penting bagi kehidupan politik yang selalu ditandai oleh ketidakstabilan, ketegangan antar agama. ..........
..........Selengkapnya...MEMAHAMI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI
DESAIN HIASAN BUSANA
KEPEMIMPINAN BERBASIS PARADIGMA BARU
Fungsi dan Jenis Pajak
.jpg)
- Fungsi budgetair, yang disebut pula sebagai fungsi penerimaan dan sumber utama kas negara. Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Contoh : Dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.
- Fungsi reguler, yang disebut pula sebagai fungsi mengatur / alat pengatur kegiatan ekonomi. Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang social dan ekonomi. Sebagai contoh yaitu dikenakannya pajak yang tinggi terhadap minuman keras, sehingga konsumsi minuman keras dapat ditekan, demikian pula terhadap barang mewah.
- Fungsi alokasi, yang disebut pula sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Kas negara yang telah terisi dan bersumber dari pajak yang telah terhimpun, harus dialokasikan untuk pembiayaan pembangunan dalam segala bidang.
- Fungsi distribusi, yang disebut pula sebagai alat pemerataan pendapatan. Wajib pajak harus membayar pajak, pajak tersebut digunakan sebagai biaya pembangunan dalam segala bidang. Pemakaian pajak untuk biaya pembangunan tersebut, harus merata ke seluruh pelosok tanah air agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmatinya bersama.
- Jenis pajak menurut sifatnya :
- Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Contoh : Pajak penghasilan.
- Pajak tak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Contoh : Pajak pertambahan nilai.
- pajak subyektif adalah pajak yang berdasarkan pada subyeknya yang selanjutnya dicari syarat obyektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : PPh.
- Pajak obyektif adalah pajak yang berdasarkan pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak. Contoh : PPN dan PPnBM.
- Jenis pajak menurut pemungutannya :
- Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : PPh, PPN, PPnBM, PBB, dan bea materai.
- Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh : Pajak reklame, pajak hiburan, dan lain-lain.
- Jenis pajak menurut Subyek pajaknya :
- Pajak perseorangan.
- Pajak badan.
- Jenis pajak menurut asalnya :
- Pajak dalam negeri adalah pajak yang diperoleh dari seluruh warga negara Indonesia yang menetap di Indonesia.
- Pajak luar negeri adalah pajak yang diperoleh dari orang-orang asing yang berpenghasilan di Indonesia.
- Jenis pajak menurut obyek pajaknya :
- Obyek pajak keadaan. Contoh : PPh dan PBB.
- Obyek pajak kejadian. Contoh : bea keluar dan bea masuk.
- Obyek pajak pemakaian. Contoh : bea cukai dan materai.
- Obyek pajak perbuatan. Contoh : PPN dan BBN.
Busana Berasal dari Bahasa Sanskerta
JENIS-JENIS RAGAM HIAS
Apa kamu suka olahraga?
Virus, SEJARAH PENEMUAN, Ukuran, Struktur, dan Reproduksi nya
D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.
Bahan Pelapis (Lining dan Interlining)

Benang yang digunakan untuk pekerjaan menjahit

.
Pengangguran, Macam, Sebab, Dampak dan Cara mengatasinya.
: membersihkan jiwa
membersihkan jiwa
Allah SWT mengilhamkan kepada jiwa manusia dua jalan, kejahatan dan ketakwaan. ''Dan (demi) jiwa dan penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.'' (QS Asy-Syams [91]: 7-10).
Jiwa manusia laksana air. Akan tetap jernih apabila dirawat dan disucikan. Apa pun yang dimasukkan ke dalam air jernih, dengan mudah bisa dilihat dan dikenali. Namun, akan sulit melihat dan mengenali benda yang dimasukkan dalam air yang hitam pekat.
Jiwa manusia akan menjadi hitam jika kemaksiatan dan perbuatan dosa terus dilakukannya. Pada jiwa seperti ini, penyakit hati mulai menjangkiti. Iri, dengki, dan serakah mulai tumbuh. Jiwa ini sulit ditembus cahaya dan petunjuk Allah disebabkan pekatnya kotoran dosa.
Akibatnya, jiwa tidak bisa membedakan lagi mana jalan yang diperintahkan dan jalan yang terlarang. Semua dianggapnya sama.
Jalan kefasikan dinilainya tidak berdosa jika dilalui, sedangkan jalan kebaikan dinilainya sia-sia untuk dilakukan. Orang-orang yang berjiwa demikian tidak akan bisa merasakan keikhlasan, kesabaran, dan lapang dada.
Adapun jiwa yang dihiasi ketaatan serta amalan saleh akan menjadi lebih bersih, sehat, dan segar. Cahaya dan petunjuk Ilahi akan tembus meresap dan mengendap dalam relungnya. Jiwa ini akan lebih mudah membaca dan menyimpulkan setiap isyarat di hadapannya dan ayat alam di sekelilingnya. Ia punya prasangka baik (husnuzhan) kepada Allah, optimistis dan lapang dada.
Banyak jalan yang bisa ditempuh untuk membersihkan jiwa. Di antaranya dengan berzikir, membaca Alquran, dan shalat. Dzikrullah yang dibarengi pengenalan tentang zat Allah (ma'rifatullah) akan mengundang kepasrahan kepada Allah dan syariah-Nya, sehingga jiwa menjadi tenang (QS Ar-Ra'du [13]: 28), dan hatinya bergetar karena rasa takut dan berharap kepada-Nya (QS Al-Anfal [8]: 2).
Selanjutnya, membaca Alquran yang disertai pendalaman kandungannya akan meningkatkan keimanan pembacanya dan menambah kecintaan kepada bacaan mulia ini. Juga, menjadi pendorong baginya untuk mencintai Zat Yang menurunkan kalam ini.
Adapun shalat merupakan bukti ketundukan seorang hamba kepada Khaliknya. Shalat mengantarkan pelakunya mampu menepis perbuatan keji dan mungkar (QS Al-Ankabut [29]: 45) dalam kehidupan sehari-hari. Di saat kejahatan merebak di masyarakat, pembersihan jiwa hendaknya dilakukan setiap insan Muslim. Oleh karenanya, mari bersihkan jiwa, mulai dari kita sendiri.