Tujuan :
Mengamati adanya
gejala bakteri yang terdapat dalam
susu
Teori :
Bakteri yang terdapat dalam susu formula dan
bubur bayi adalah Enterobacteri sakazakii (E. akazakii), yang di temuka oleh para peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB). Berdasarkan hasil penelitian 74 sampel susu formula, 13.5 % di antarnya mengandung bakteri berbahaya tersebut.
Akibatnya, dapat membuat manusia mengalami gejala keracunan karena telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Bakteri dapat tumbuh dengan baik dalamnya karena terdapat komponen biokimia yang juga di perlukan oleh bakteri untuk tumbuh dan berkembang.
Selain E. sakazakii, bakteri lain yang sering mengkontaminasi susu formula adalah Clostridium botulinu, Citrobacter freundii, Leuconostoc mesenteroides Escherichia coli Salmonella agona, Salmonella anatum, Salmonella bredeney, Salmonella ealing, Salmonella Virchow, Serratia marcescens, Salmonella isangi dan berbagai jenis salmonella lainnya
Sejarah Enterobacter sakazakii :
E. sakazakii pertamakali ditemukan pada tahun 1958 pada 78 kasus bayi dengan infeksi meningitis. E. sakazakii adalah suatu kuman jenis gram negatif dari family enterobacteriaceae. Organisma ini dikenal sebagai "yellow pigmented Enterobacter cloacae".
Pada tahun 1980, bakteri diperkenalkan sebagai jenis yang baru berdasarkan perbedaan analisa hibridasi DNA, reaksi biokimia dan uji kepekaan terhadap antibiotika. Disebutkan dengan hibridasi DNA menunjukkan E sakazakii 53~54% dikaitkan dengan 2 spesies yang berbeda genus yaitu Enterobacter dan Citrobacter.Hasil yang didapatkan adalah klasifikasi alternative dengan temuan genus baru yaotu Cronobacter yang terdiri dari 5 spesies. Pada penelitian terakhir kemampuan 12 jenis strain E. sakazakii untuk bertahan hidup pada suhi 58 C dalam proses pemanasan rehidrasi susu formula.
Meskipun infeksi karena bakteri ini sangat jarang, tetapi dapat mengakibatkan penyakit yang sangat berbahaya sampai dapat mengancam jiwa, di antaranya adalah :
> neonatal meningitis (infeksi selaput otak pada bayi),
> hidrosefalus (kepala besar karena cairan otak berlebihan), sepsis (infeksi berat) ,
> necrotizing enterocolitis (kerusakan berat saluran cerna).
Sedangkan pada beberapa kasus dilaporkan terjadi infeksi saluran kencing.
Gejala yang dapat terjadi di antaranya adalah :
•
diare, kembung, muntah, demam tinggi
• bayi tampak kuning
• kesadaran menurun (malas minum, tidak menangis)
• mendadak biru
• sesak hingga kejang.
Bayi prematur, berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) penderita dengan gangguan kekebalan tubuh adalah individu yang paling beresiko untuk mengalami infeksi ini. Meskipun juga jarang bakteri patogen ini dapat mengakibatkan bakterimeia dan osteomielitis (infeksi tulang) pada penderita dewasa.
Proses Pencemaran :
o ketika susu diperah dari puting sapi lubang puting susu memiliki diameter kecil yang memungkinkan bakteri tumbuh di sekitarnya. Bakteri ini ikut terbawa dengan susu ketika diperah.
o Meskipun demikian, aplikasi
teknologi dapat mengurangi tingkat pencemaran pada tahap ini dengan penggunaan mesin pemerah susu (milking machine), sehingga susu yang keluar dari puting tidak mengalami kontak dengan udara.
Pencemaran susu oleh mikroorganisme lebih lanjut dapat terjadi selama :
o pemerahan (milking)
o penanganan (handling)
o penyimpanan (storage)
o aktivitas pra-pengolahan (pre-processing) lainnya
Mata rantai
produksi susu memerlukan proses yang steril dari hulu hingga hilir, sehingga bakteri tidak mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dalam susu
o Peralatan pemerahan yang tidak steril
o tempat penyimpanan yang tidak bersih
Dapat menyebabkan tercemarnya susu oleh bakteri
Susu memerlukan penyimpanan dalam temperatur rendah agar tidak terjadi kontaminasi bakteri. Udara yang terdapat dalam lingkungan di sekitar tempat pengolahan merupakan media yang dapat membawa bakteri untuk mencemari susu. Proses pengolahan susu sangat dianjurkan untuk dilakukan di dalam ruangan tertutup.
Tangan dan anggota tubuh lainnya harus steril ketika memerah dan mengolah susu. Bahkan, hembusan napas manusia ketika proses pemerahan dan pengolahan susu dapat menjadi sumber timbulnya bakteri. Sapi perah dan peternak yang berada dalam sebuah peternakan harus dalam kondisi sehat dan bersih agar tidak mencemari susu. Proses produksi susu di tingkat peternakan memerlukan penerapan good farming practice seperti yang telah diterapkan di
negara-negara maju.
Alat & Bahan :
a. Susu bubuk 100 gr
b. Air
c. Kapas
d. Tabung reaksi
e. Rak tabung reaksi
f. Lampu spiritus
g. kertas alumunium
h. Selotip
Pelaksanaan Percobaan :
1) Siapkan terlebih dahulu larutan susu bubuk dengan air
2) Berikan label yang berbeda pada setiap tabung reaksi: A, B, C
3) Masukkan larutan susu kedalam 3 tabung reaksi, kira – kira ½ tabung reaksi
4) Pada tabung A biarkan saja terbuka
Pada tabung B di tutup dengan kapas lalu di lapisi kertas almunium
Sedangkan pada tabung C di tutup dengan kapas lalu di lapisi kertas alumunium dan di panaskan dengan lampu spiritus sampai tepat mendidih dan di ulangi 3 kali
5) Letakan ke-3 tabung reaksi tersebut di atas rak tabung reaksi dan biarkan saja selama 3 hari. Lalu, amati perbedaan selama 3 hari tersebut
6) Tuliskan setiap pengamatan itu dalam tabel pengamatan
Hasil Pengamatan :
Tabung Warna pada hari ke Bau pada hari ke
1 2 3 1 2 3
A Putih Puith Putih Biasa, Ber Berbau
Sprti kuning ke tidak bau busuk
Pada kuning busuk busuk yang
Susu kuningan menyengat
biasa
B Putih Putih Putih Berbau Berbau Berbau
Sprti kuning ke sprti agak busuk
Pada kuning susu busuk
Susu kuningan biasa
biasa
C Putih Putih Putih Berbau Berbau Berbau
Sprti Sprti ke sprti sprti sprti
Pada susu kuning susu susu susu
Susu biasa kuningan biasa biasa Biasa
biasa
Soal pertanyaan hasil diskusi :
1) Apakah ada perbedaan hasil pada tabung reaksi A, B, C di lihat dari warna dan bau susu ?
Jika ada , bandinglah perbedaan hasil tersebut !
2) Pada tabung C di lakukan proses pemanansan. Menurut anda, apa fungsi pemanasan tersebut ?
3) Mengapa terjadi perbedaan warna dan bau susu pada ke-3 tabung tersebut ?
4) Kesimpulan apa yang dapat anda tarik ?
Jawaban hasil diskusi :
1. Ada, yaitu
- Pada tabung A berbau busuk dan berwarna putih kuning
- Pada tabung B berbau busuk dan berwarna putih kekuning – kuningan
- Pada tabung C berbau seperti susu biasa dan berwarna Putih kekuningan
2. Pemanasan tersebut di lakukan karena agar dapat mengawetkan susu tersebut
3. Perbedaan warna yang terjadi pada ke-3 tabung susu tersebut karena perbedaan perlakuaan pada ke-3 tabung tersebut, sehingga menyebabkan jumlah bakteri yang ada pada susu tersebut juga berbeda
4. Kesimpulannya, susu yang di biarkan begitu saja terbuka akan dapat mempercepat pertumbuhan bakteri. Salah satu cara untuk memperlambat
pertumbuhan bakteri yaitu dengan memanaskannya dan menutupnya rapat.
Dari buku sekolah.
________________
Terima kasih kepada: