Tampilkan postingan dengan label Psikologis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologis. Tampilkan semua postingan

KASUS IBU PENDERITA KANKER PAYUDARA untuk diskusi psikologi perawat

KASUS IBU PENDERITA KANKER PAYUDARA

Ada sebuah keluarga yang berbahagia dengan dua anak yang mulai tumbuh menjadi remaja, namun kebahagiaan itu seolah-olah pupus dengan diketahuinya bahwa ibu mereka yang berusia 45 tahun telah divonis dokter menderita penyakit kanker payudara stadium dua. Hari-hari yang ada saat ini hanyalah air mata saja sebab ibu tersebut oleh dokter untuk sementara waktu diharuskan tinggal di rumah sakit dalam proses penyembuhan melalui Kemotherapi, namun usaha ini gagal karena bibit kanker seolah-olah tidak kompromi lagi sehingga hampir saja menjalar ke payudara satunya, sementara alternatif lain adalah pengangkatan salah satu payudaranya agar bibit kanker tidak menjalar ke bagian tubuh lain. Ibu tersebut mengalami dilema yang tak kunjung habis, di pihak satu, ia dapat sembuh namun di pihak lain payudaranya harus diambil. Akhirnya terdapat kesepakatan bersama antara ia, suami dan ke dua anak mereka, yaitu diputuskan untuk mengoperasi payudara ibu tersebut dengan mengangkat salah satu payudaranya, hal ini menimbulkan shock berat pada ibu tersebut.
 Ibu tersebut sebenarnya harus bersyukur karena suaminya memiliki pemahaman yang baik terhadap beliau namun ibu ini cenderung selalu berpikiran negatif terhadap suami dan kedua anaknya, dan timbul rasa cemas, ketakutan untuk menghadapi realita yang ada, karena ia takut ke dua anaknya malu, suaminya berselingkuh atau meninggalkannya.
 
     DISKUSI :
1. Bagaimana anda sebagai seorang perawat jika menghadapi pasien seperti Ibu tersebut, saran apa yang diberikan pada dirinya ?
2. Bagaimana tinjauan dari aspek psiko sosialnya ? Jelaskan
3. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari kasus tersebut, ditinjau dari segi psikologisnya ?


SELAMAT BEKERJA DAN SUKSES SELALU

PSIKOLOGI KESEHATAN - SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER   Mata  Ajaran :  PSIKOLOGI KESEHATAN


Sasaran :  Mahasiswa Prodi D-III Fisioterapi Tk.I Smt.I
Waktu      :  120 Menit
Sifat Ujian :  CLOSE BOOK
_____________________________________________________________

SOAL :
1. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi Perilaku Sehat dalam diri seseorang, berikan contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari.
      ( Nilai Max : 15 )
2. Salah satu aliran dalam Psikologi adalah Aliran Behavioristik, bagaimana prinsip dasar aliran tersebut dan berikan contoh yang konkret dalam kaitannya dengan seorang Fisioterapis.
     ( Nilai Max : 15 )
3. Bagaimana prinsip konsep Perkembangan yang terjadi sepanjang kehidupan manusia, berikan penjelasan secara singkat dan jelas.
            ( Nilai Max : 20 )
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Gaya Hidup seseorang dan berikan penjelasan secara singkat disertai contoh konkretnya.
      ( Nilai Max : 20 )
5. Jelaskan secara singkat disertai contoh yang terkait dengan profesi Fisioterapis, salah satu Reaksi Kejiwaan yang dinamakan Defens Mechanism  yang berupa : Sublimasi, Proyeksi dan Rasionalisasi.
      ( Nilai Max : 15 )
6. Berikan opini anda mengenai penyebab seseorang memiliki persepsi salah tentang suatu hal tertentu, sehingga perilaku yang ditampakkan akan menyebabkan orang di sekitarnya menjadi tidak nyaman, dan berikan contoh konkretnya dalam kehidupan seorang Fisioterapis.
     ( Nilai Max : 15 )


SELAMAT BEKERJA & SUKSES SELALU

Contoh Kesimpulan dan Saran Hasil Wawancara promosi kerja

Kesimpulan - Dinamika Kepribadian


Dari hasil wawancara dengan klien yang bernama A  pada hari rabu,  Desember 2009 yang dilakukan selama 45 menit dapat diungkap dalam tiga aspek yaitu aspek inteligensi, aspek sikap kerja dan aspek kepribadian. Dalam aspek intelegensi saudara A  termasuk orang yang memiliki tingkat intelegensi rata-rata atas. Pada aspek sikap kerja ia tergolong orang yang pekerja keras dalam bekerja.  Dan dalam hal berkomunikasi dan bersosialisasi dengan rekan kerjanya mulai dari teman sejawat, serta bawahannya termasuk baik sekali, namun pada atasannya yang sekarang termasuk baik. Jiwa kepemimpinannya sangat bagus, hal ini dapat terlihat karena dalam keluarganya ia dituntut untuk memimpin adik-adiknya supaya menjadi orang yang baik, tegas dan sukses serta terlihat dari ketekunan ia untuk melatih dan membimbing karyawan bawahannya supaya jangan sampai melakukan kesalahan pada saat bekerja, karena kesalahan yang dilakukan oleh bawahannya juga menjadi tanggung jawab kinerjanya terhadap perusahaan. Dalam hal berpenampilan saat bekerja, ia berpakaian rapi dan sesuai dengan peraturan perusahaannya saat ini.
Dalam aspek yang terakhir, yaitu kepribadian pada saudara A termasuk pada tipe kepribadian yang menarik, baik, pintar membaca situasi yang akan dihadapi, tegas dan mudah mengambil keputusan, taat pada agama, ulet, pandai bergaul, sayang keluarga atau pasangan dan yang terpenting mempunyai jiwa kepemimpinan yang bagus sekali dalam mengatur organisasi, kinerja karyawan atau perusahaan nantinya. Tetapi dalam hal berpikir untuk memecahkan masalah ia sering menggunakan logika dan kurang memakai perasaannya sehingga lebih kurang banyak orang yang tersinggung dengan pemikiran serta perkataannya selama ini Dalam hal berkomunikasi secara verbal maupun non verbal kepada saya ia termasuk kategori yang bagus, karena ia dapat menyampaikan pesan secara jelas dan tepat saat wawancara berlangsung.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan bahwa saudara bernama A  disarankan untuk DIPROMOSIKAN sebagai MANAGER MARKETING di perusahaan ini. Hal ini dikarenakan saudara Arin telah memenuhi persyaratan dan memiliki kriteria-kriteria untuk bekerja sebagai Manager Marketing dan dapat terlihat dari aspek intelegensi, sikap kerja atau jiwa kepemimpinannya yang bagus, serta kepribadian yang dimilikinya termasuk kriteria yang baik, terutama dalam hal penampilan, intelegensi, pengetahuan, dan prestasi dalam kategori baik sehingga mendukung keberhasilan kinerjanya di perusahaan nantinya.

Transkip wawancara
Pembukaan
Aspek Inteligensi
Aspek Sikap Kerja
Aspek Kepribadian
Penutup



Praktikum wawancara promosi kerja Aspek Kepribadian

Aspek Kepribadian


T: Sikap apa yang Anda lakukan jika bawahan Anda tidak dapat memenuhi target kerja dan mengecewakan diri Anda?
J: Pertama yang pasti saya akan bertanya dengan bawahan saya, apa yang menyebabkan dia tidak dapat memenuhi target,  apakah mungkin dia ada masalah atau tidak, atau bahkan kemampuan dia yang sebenarnya tidak berada di bidang itu, tapi dibidang lain. Jadi yang saya harus lakukan adalah menempatkan dia diposisi yang tepat dengan kemampuannya dan mencari pengganti dia yang sama dengan kemampuannya.
T: Bisa diceritakan tentang kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki?
J: Kelebihan yang saya miliki adalah saya memiliki jiwa kepemimpinan yang besar dalam suatu organisasi, saya mempunyai pemikiran yang luas mengenai berbagai pengetahuan khususnya dalam menghadapi masalah, apalagi kan dalam keluarga saya kan anak pertama jadi saya dituntut untuk menjadi contoh yang baik untuk adek-adek saya serta membimbingnya supaya menjadi orang yang sukses nantinya, cepat mengambil keputusan, mudah bergaul, tegas, ulet, taat terhadap agama khususnya ALLAH SWT dan sayang terhadap keluarga khususnya pada pasangan nantinya… hehehe… (tertawa) tapi kalau kekurangan, saya terlalu berpikir menggunakan logika dan kurang memakai perasaan sehingga lebih kurang banyak orang yang tersinggung dengan pemikiran serta perkataan saya.
T: Ceritakaan tentang seberapa besar Anda dapat mengembangkan diri?
J: Saya dapat mengembangkan diri saya dengan baik, apabila dari diri saya sendiri mempunyai kemampuan yang kuat, ditambah motivasi serta dukungan dari keluarga maupun rekan-rekan saya.
T: Tolong gambarkan mengenai diri Anda
  dalam 5 tahun kedepan?
J: Saya akan menjadi sarjana Farmasi dan mengelolah apotek ya mungkin bekerjasama dengan tante saya yang bekerja dibidang farmasi juga
T: Bagaimana teman atau rekan kerja Anda menggambarkan kepribadian Anda?
 atau menjadi pengusaha sukses, dan pastinya saya sudah berkeluarga, amin…
J: Kata rekan kerja saya ini termasuk orang yang tegas dan cepat dalam mengambil keputusan, saya juga menjadi teman yang baik bagi mereka apabila teman-teman saya mengalami masalah sebisa mungkin akan saya bantu dengan sekuat tenaga saya.. (tersenyum…)
 T: Apa yang disukai teman mengenai Anda?
J: Sikap saya yang tegas sehingga banyak teman yang menginginkan saya untuk menjadi pemimpin di organisasi kampus…
T: Pekerjaan seperti apa yang paling Anda inginkan ?
J: Ya bekerja sebagai Manager Marketing di perusahaan ini  dan saya yakin bahwa saya mampu mengelolah perusahaan ini beserta kinerja karyawannya dengan sebaik mungkin


Penjurusan berdasarkan Kepribadian, Lingkungan yang nyaman dalam bekerja, Pekerjaan yang sesuai

I. KONVENSIONAL
Kepribadian :
 Patuh, rajin, teratur, teliti, conforming, bekerja sesuai aturan, hemat, kurang imajinatif, kaku, praktis, control diri tinggi, soak rutinitas, dan efisien.
Lingkungan yang nyaman dalam bekerja :
 Teratur, rutinitas, konformitas, non artistic, klerikal dan administrasi computer, sederhana & konvensional, suka menggeneralisasikan, ketergantungan tinggi, dan menghargai uang.
Pekerjaan yang sesuai :
 Administrasi perkantoran, akunting, sekretaris, kasir, personalia, operator computer, manajemen data base.
 Jurusan yang disarankan : IPS

II. SOSIAL
Kepribadian :
 Kooperatif, bersahabat, dermawan, bertanggungjawab, outgoing, senang membantu, taktis.
  Lingkungan yang nyaman dalam bekerja :
 Dibutuhkan oleh lingkungan kerjanya, memahami orang lain, kooperatif, gaul, fleksibel, bekerja dalam tim.
Pekerjaan yang sesuai :
 Guru, konselor, pustakawan, psikolog, pekerja sosial, politikus, LSM, ibu rumah tangga.
Jurusan yang disarankan : IPS

III. INVESTIGATIF
Kepribadian :
 Analitis, berhati-hati, berpikir kompleks, kritis, introvert, pasif, pendiam, rasional, mandiri.
 Lingkungan yang nyaman dalam bekerja :
 Kompetensi ilmiah dan prestasi, mengambil keputusan yang kompleks, melihat dunia dengan cara original, kompleks, abstrak dan mandiri, memandang diri sebagai ilmuwan bukan pemimpin.
Pekerjaan yang sesuai :
Ilmuwan fisika/matematika/kelautan/dll, insinyur, psikolog, peneliti (R & D), trouble shooting computer, teknisi, arsistek. Jurusan yang disarankan : IPA

IV. ARTISTIK
Kepribadian :
 Kompleks, emosional, idealis, imajinatif, introspektif, intuitif, non comforming, original, ekspresif
Lingkungan yang nyaman dalam bekerja :
 Ekspresif, original, ituitif, artistic, kompleks, mandiri, fleksibel.
Pekerjaan yang sesuai :
 Artis, decorator, perancang busana, guru musik, aransemen, penulis, pembuat program acara, dll
Jurusan yang disarankan : IPS/bahasa

V. REALISTIK
Kepribadian :
 Jujur, keras kepala, rajin, emosi stabil, hemat, praktis dan konkret, natural, pemalu, kurang pergaulan, tetap pada pendirian, conforming
Lingkungan yang nyaman dalam bekerja :
 Kompetensi teknis dan mekanis, senang pekerjaan yang berhubungan dengan ketrampilan tangan, senang dengan kegiatan di alam bebas/bekerja dengan mesin, menghargai hidup dengan cara nyata, sederhana dan tradisional
Pekerjaan yang sesuai :
 Spesialisasi (koki, ahli listrik, ahli lingkungan, atlit, bidang konstruksi, dll)
Jurusan yang disarankan : IPA

VI. ENTREPRISING
Kepribadian :
 Petualang, ambisius, menjadi pusat perhatian, ekstravert, argumentative, mandiri, impulsive, suka mencari kesenangan, mudah bergaulo, dominant, persuasive, energik, percaya diri, optimis.
Lingkungan yang nyaman dalam bekerja :
Agresif, percaya diri, persuasive dan mampu menjadi leader, memandang dunia dengan kekuasaan, status, tanggungjawab, senang mengatur, mengarahkan dan mempengaruhi orang lain.
Pekerjaan yang sesuai :
 Pekerjaan manajerial (banker, florist, pemilik restoran), wiraniaga, tour guide, wiraswasta, humas, pengacara, wartawan, hakim, bisnisman.
Jurusan yang disarankan : IPA/IPS

Contoh Tes Minat (PEKERJAAN ATAU AKTIVITAS)

Berikut adalah Contoh Tes Minat

ADA 72 NOMOR YANG BERISI PEKERJAAN ATAU AKTIVITAS TERTENTU.
BERILAH TANDA  DI LEMBAR JAWABAN YANG DISEDIAKAN UNTUK SETIAP PEKERJAAN ATAU AKTIVITAS YANG PALING ANDA SUKAI ATAU PALING SESUAI DENGAN KEADAAN DIRI ANDA.
PERHATIKAN BAIK-BAIK, JANGAN ASAL MEMBERI TANDA  TAPI PIKIRKAN DAN PERTIMBANGAN BAIK-BAIK.

SOAL
1. Staf Administrasi / Tata Usaha
2. Resepsionis
3. Asisten Perpustakaan
4. Akuntan
5. Pengawas Bangunan (mandor bangunan)
6.
7. Kolektor (barang antik, perangko, uang kuno)
8. Permainan kartu (remi, domino), tanpa menggunakan uang / judi
9. Saya suka mengerjakan tugas dengan rapi dan teratur
10. Pendapat dan perilaku saya biasanya tengah-tengah (tidak ekstrim)
11. Pendapat dan gaya hidup saya, saya usahakan sepraktis dan senyaman mungkin
12. Saya menghargai tradisi kelompok-kelompok yang ada di sekitar saya (tetangga, kantor, tempat ibadah)
13. Saya lebih tertarik membicarakan peristiwa nyata sehari-hari daripada hal-hal yang artistik (seni) atau filosofis
14. Perawat
15. Guru Sekolah
16. Konselor (remaja, pendidikan, SDM)
17. Ulama / Rohaniwan / Agamawan
18. Menjadi Ayah yang baik atau Ibu Rumah Tangga yang baik
19. Olahraga bersama teman
20. Anggota Club atau Organisasi
21. Senang bercakap-cakap dengan berbagai kalangan orang
22. Saya biasanya bersikap bijaksana dalam mengungkapkan kritik dan ketidaksetujuan saya (sehingga tidak menyakiti hati orang lain)
23. Saya suka menolong dan berbagi pengalaman dengan banyak orang
24. Saya menikmati situasi kerjasama
25. Saya tetap berusaha menunjukkan perilaku yang ramah dan hangat kepada banyak orang, meskipun pada saat itu sebenarnya saya sedang merasa kurang nyaman.
26. Programer Komputer (membuat atau merangkai software tertentu)
27. Asisten Penelitian di Laboratorium
28. Penerjemah buku-buku asing
29. Dokter
30. Profesor yang melakukan penelitian-penelitian
31. Permainan yang menggunakan banyak pemikiran (catur, scrabble, game strategi)
32. Suka membaca buku atau majalah pengetahuan / ilmiah (mis. koran, majalah tanaman atau elektronik)
33. Saya berusaha memahami setiap informasi yang saya dapat dengan benar dan tepat / akurat
34. Saya menghargai diskusi-diskusi yang cerdas mengenai berbagai topik (bukan gosip)
35. Jika dapat, saya akan merenungkan / mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, berapa lama pun waktu yang dibutuhkan, sebelum saya menentukan suatu keputusan penting
36. Saya suka mempelajari / menyelidiki perkembangan muktahir dalam bidang pengetahuan atau kesenian.
37. Saya tidak mudah menerima pendapat atau pandangan yang baru.
38. Pengarang (cerita pendek atau novel)
39. Perancang Seni (busana, rambut, iklan)
40. Aktor / aktris film / sinetron
41. Musikus
42. Arsitek atau Desain Interior
43. Fotografi
44. Menari
45. Saya sering mengekspresikan perasaan saya secara spontan
46. Banyak orang menganggap saya agak kontroversial / sering melakukan aktivitas-aktivitas yang mengejutkan / tak terduga
47. Saya mudah tertarik pada pandangan yang baru tanpai menghiraukan asal-muasal / penyebab pandangan tersebut
48. Saya mengagumi orisinialitas / keaslian dalam diri seseorang (fisik / mentalnya)
49. Saya lebih tertarik pada kesan menyeluruh (keindahan, makna) dari suatu objek daripada detail-detail konkritnya
50. Koki / Juru Masak
51. Ahli perkayuan (pembuat furniture)
52. Ahli Optik (pembuat kacamata, lensa)
53. Insinyur Teknik (mesin, bangunan)
54. Ahli Pertanian / Tanaman
55. Suka memperbaiki rumah (atau kendaraan atau alat elektonik) yang dilakukan sendiri
56. Berlayar atau bersampan dg melakukan sendiri hal-hal teknisnya
57. Pada acara-acara pertemuan saya lebih suka bergaul dg sedikit orang yang benar-benar dapat saya hormati / percayai.
58. Saya cenderung berpegang teguh pada pendapat dan rencana saya, apa pun yang dikatakan orang lain.
59. Saya menikmati aktivitas manual dan fisik
60. Saya tidak mudah berjanji kecuali jika saya yakin dapat menepatinya
61. Kata orang terkadang saya nampak acuh / cuek / cool, meskipun sebenarnya tidak demikian
62. Staf Pemasaran / Penjualan
63. Tour and Travel Agent
64. Manajer atau Eksekutif (pengelola bisnis)
65. Politisi
66. Ahli Hukum
67. Suka permainan gambling / judi (jackpot, poker)
68. Berwisata
69. Jika pergi keluar, saya berusaha berpenampilan keren
70. Dalam suatu kelompok, saya senang menjadi pusat perhatian.
71. Saya suka mengambil resiko dalam pekerjaan ataupun aktivitas santai (mis. outbound, arung jeram, dsb)
72. Saya menikmati situasi kompetitif
73. Sangat antusias, bersemangat dan berkomitmen dalam menjalankan suatu aktivitas (lebih dari teman-teman pada umumnya).

HAMBATAN KOMUNIKASI untuk Pelatihan Psikologi

HAMBATAN KOMUNIKASI

1.     Hambatan dari Proses  Komunikasi
·        Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi  oleh perasaan atau situasi emosional.
·        Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti  lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
·        Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
·        Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
·        Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada  saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·        Hambatan dalam memberikan  balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2.     Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3.     Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi  kadang-kadang mempunyai  arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima

4.     Hambatan Psikologis 
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim  dan penerima pesan.


Defini dan Tujuan KOMUNIKASI
HAMBATAN KOMUNIKASI
BENTUK KOMUNIKASI
JENIS KOMUNIKASI

PROSES KOMUNIKASI: Pengirim pesan, Penerima pesan, dan Pesan

PROSES KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar  sebagai berikut :

Pengirim pesan, penerima pesan  dan  pesan

Semua fungsi manajer melibatkan  proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini :  


Diagram Proses Komunikasi


1.      Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide  untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan   dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan  atau diekspresikan  oleh pengirim pesan.  Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

      Materi pesan dapat berupa :
a.       Informasi
b.      Ajakan
c.       Rencana kerja
d.      Pertanyaan dan sebagainya

2.      Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat       dipahami oleh  orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan  penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3.      Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar,  papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan  yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4.      Mengartikan kode/isyarat
Setelah  pesan diterima  melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka  si penerima pesan  harus dapat mengartikan  simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.

5.      Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan  dari sipengirim  meskipun dalam bentuk code/isyarat  tanpa mengurangi arti pesan  yang dimaksud oleh pengirim

6.      Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi  kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting  bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung  yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain  didapat dari pengamatan pemberi balikan  terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan  menggambarkan perilaku penerima pesan  sebagai reaksi  dari pesan  yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan  kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

7.      Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi  akan tetapi mempunyai pengaruh dalam  proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah  hal yang  merintangi atau menghambat  komunikasi  sehingga penerima salah menafsirkan pesan  yang diterimanya.


Defini dan Tujuan KOMUNIKASI
HAMBATAN KOMUNIKASI
BENTUK KOMUNIKASI
JENIS KOMUNIKASI
  

Kebodohan, Pengangguran, dan Kemiskinan

Kebodohan
Tentunya kita paham yang dimaksud dengan kebodohan. Maukah kita disebut anak yang bodoh? Apa akibatnya kalau kita bodoh apalagi kalau tidak bisa membaca? Salah satu akibat bila kita bodoh adalah mudah diperalat orang lain. Kita juga akan sulit meraih cita-cita yang tinggi. 
Kebodohan terjadi karena tidak memiliki pendidikan atau pendidikannya rendah.
Di negara kita ternyata masih banyak orang yang pendidikannya rendah bahkan tidak pernah sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa membaca atau buta huruf. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang tinggi dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia. Kita mungkin beruntung bisa menikmati bangku sekolah dengan mudah. Sekolahnya mudah dijangkau dan fasilitasnya lengkap.
Saudara-saudara kalian ada yang tidak bisa sekolah karena tidak punya biaya. Mereka bahkan harus bekerja membantu orang tuanya agar tetap bisa makan. Ada pula saudara kalian yang kesulitan untuk bisa sekolah karena tempatnya yang jauh dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Itupun sekolahnya juga masih sangat sederhana. Fasilitasnya juga masih sangat terbatas.


Pengangguran
Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan. Jumlah pengangguran semakin banyak karena jumlah lulusan sekolah lebih banyak dari pada jumlah lapangan pekerjaan.
Selain itu para pengusaha dihadapkan pada persoalan kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar minyak yang mahal. Hal itu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tutup dan bangkrut, atau setidaknya mengurangi jumlah karyawannya.
Kita bisa membayangkan jika orang tua kita tidak lagi bekerja dan tidak punya penghasilan. Apa yang akan terjadi? Tentunya keluargamu akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup baik makan, pakaian, biaya sekolah serta kebutuhan yang lainnya. Itulah sebabnya pengangguran dapat menimbulkan permasalahan sosial lainnya. Seperti kemiskinan, kejahatan, perjudian, kelaparan, kurang gizi bahkan meningkatnya angka bunuh diri.


Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur menyebabkan kemiskinan. Di Indonesia jumlah rakyat miskin masih cukup banyak, walaupun pemerintah telah berupaya mengatasinya. Orang yang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat menyebabkan berbagai permasalahan sosial yang lain, seperti kejahatan, kelaparan, putus sekolah, kurang gizi, rentan penyakit dan stress.
Apa penyebab dari kemiskinan? Kemiskinan bisa disebabkan oleh dua hal. Yakni dari dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor internal antara lain karena pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan dan karena sifat malas. Sedangkan faktor eksternal antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi negara yang buruk, hargaharga melambung tinggi dan kurangnya perhatian pemerintah.


dari Buku PR, TUGAS, dan Catatan Sekolah


Pengertian Tes Psikologis

       Tes psikologis merupakan alat / instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan 
potensial psikologis subyek (potential ability).   Potential ability subyek adalah kemampuan yang tidak nyata yang berperan menunjang  kemampuan nyata (actual ability).   Contoh potential ability ialah inteligensi (intelligence), bakat (aptitude), minat (attitude), kepribadian (personality), emosi (emotion), dan motivasi (motivation).   Kemampuan nyata (actual ability) merupakan kemampuan yang menghasilkan suatu prestasi, seperti prestasi belajar, kinerja, karya seseorang dalam berbagai bidang (mekanik, seni, sastra, politik, bisnis, pendidikan, dan sebagainya). 


                  Menurut Anastasi dan Urbina (1998:3) tes psikologis pada dasarnya adalah alat ukur yang obyektif dan dibakukan (distandarisasikan) atas sampel perilaku tertentu. Standarisasi mengimplikasikan keseragaman cara dalam penyelenggaraan dan penskoran tes. Dalam rangka menjamin keseragaman kondisi-kondisi testing, penyusun tes menyediakan petunjuk-petunjuk yang rinci bagi penyelenggaraan setiap tes yang baru dikembangkan.
       Conbach (1984:26) menyatakan tidak ada definisi tes yang dianggap tuntas, melainkan para ahli mendefinisikan tes menurut cara pandangnya sendiri-sendiri.  Cronbach (1984:27) cenderung memberikan definisi tes psikologis sebagai suatu prosedur yang distandardisasikan (standardization of procedure) yang digunakan tester untuk mengukur kemampuan potensi subyek.   Dalam pandangan ini, prosedur (procedure) diartikan sebagai tata cara  yang spesifik dan konkrit.
Tata cara ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut.
       Persiapan, yaitu hal-hal yang perlu disiapkan sebelum melakukan testing seperti; instrumen tesnya, lembar jawaban, berita acara penyelenggaraan tes, alat menunjuk waktu (stopwatch), dan ruangan tempat testing.
Pelaksanaan, yaitu berisi cara-cara menyelenggarakan tes sesuai dengan manual tes psikologis yang bersangkutan.
Skoring dan penyusunan laporan, yaitu kegiatan untuk memberikan skor, skor dihitung berdasarkan jawaban betul yang menghasilkan  skor mentah (raw score), selanjutnya skor mentah itu dikonversikan dengan norma tes, yang menghasilkan skor baku seperti IQ (intelligence quotient), dan EQ (emotional quotient).
Pelaporan hasil tes, merupakan hal yang amat penting. Hasil testing psikologis hendaknya disajikan dalam bentuk laporan yang sederhana, menarik, obyektif, dan spesifik, sehingga mudah digunakan.
        Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi tes psikologis adalah suatu prosedur yang digunakan oleh tester untuk mengukur kemampuan potensial subyek dengan cara-cara yang standar untuk menghasilkan pengukuran yang obyektif.  Hasil pengukuran obyektif adalah hasil pengukuran yang dapat menggambarkan kemampuan potensial subyek, yang tidak dicemari oleh sifat-sifat subyektifitas tester dan faktor-faktor lainnya.                    

Biro Pelayanan Jasa Psikologi TALENTA


Biro Pelayanan Jasa Psikologi
TALENTA
IJIN PRAKTEK PSIKOLOGI NO.:119/3/W-12/IP-PSI/2000
KANWIL DEPARTEMEN TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR
Galaxy Bumi Permai F4/8 Surabaya, Telp. (031) 5926040
_______________________________________Lokasi:

: Anak Usia SD Dilanda Stres

Oleh Dr Ir Diah K Pranadji
Peneliti IPB 



Dua puluh tahun lalu, ahli psikologi Amerika, Elkind, memperkenalkan sebuah istilah baru, yakni hurried children, untuk menggambarkan fenomena anak yang dipercepat perkembangannya. Salah satu cirinya adalah anak diberi berbagai aktivitas ekstrakurikuler setiap minggu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan di bidang akademis, sosial, olahraga, budaya, dan kemampuan psikologi.  

Berbagai aktivitas tersebut dilakukan di bawah pengawasan orang tua.Bukan sekadar untuk bersenang-senang, tetapi lebih diarahkan pada pencapaian tujuan.

Anak-anak masa kini menghadapi apa yang seharusnya menjadi masalah orang dewasa  lebih dini dalam kehidupannya. Tidak seperti anak-anak pada generasi lalu yang memiliki banyak waktu untuk bermain setelah pulang sekolah bersama teman-temannya, anak-anak sekarang sulit untuk mendapatkan waktu seperti itu. Penelitian Imam (2007) melaporkan bahwa sekitar 60 persen anak-anak di Jabodetabek lebih banyak menghabiskan waktunya dengan mengikuti kegiatan les sepulang dari sekolah. 

Salah satu fenomena menarik adalah semakin mudanya usia penderita stres. Jika beberapa tahun yang lalu, stres lebih banyak dialami oleh usia produktif di atas 20 tahun, kini stres banyak diderita oleh anak usia remaja. Bahkan, dalam beberapa kasus, anak-anak diperkirakan telah mengalami stres. Beragam kegiatan yang tak jarang "dipaksakan" orang tua terhadap anak di luar jam sekolah antara lain adalah les privat, les piano, les musik, les kumon, klub olahraga, dan les ngaji.

Fenomena yang tak kalah menariknya adalah riset yang dilakukan tim peneliti dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK), Fakultas Ekologi Manusia (Fema),Institut Pertanian Bogor (IPB), Diah K Pranadji dan Nurlaela (2009). Riset di kawasan Bogor itu melaporkan bahwa persentase anak yang masuk sekolah dasar ketika berumur kurang dari enam  tahun cukup besar, yakni sekitar 40 persen. 

Dari penelitian ini juga dilaporkan bahwa gejala stres yang sering kali dialami oleh anak sibuk adalah jantung berdebar kencang dan keras (46,7 persen); merasa sukar berkonsentrasi pada saat melakukan kegiatan (43,3 persen); dan merasa sangat lemas/lesu/tidak memiliki tenaga (43,3 persen); mimpi buruk (33,3 persen); merasa sedih sekali dan ingin menangis (30,0 persen); merasa pegal-pegal pada leher/punggung/bahu (23,3 persen); merasa bingung/takut bila bertemu dengan orang lain (20,0 persen); merasa tidak tenang/tegang/cemas/terancam (20 persen); sering menjatuhkan/memecahkan barang/tersandung/terjatuh (20,0 persen); mengalami sulit tidur/tidak dapat tidur nyenyak seperti biasanya (16,7 persen); merasa tidak memiliki harapan/putus asa (16,7 persen); merasa dipaksa dengan sangat oleh orang lain (tertekan) (16,7 persen); merasa  pusing/sakit kepala tanpa alasan yang jelas (6,7 persen); mengalami perubahan nafsu makan (6,7 persen); dan merasa tidak sabar dan cepat marah tanpa sebab (6,7 persen).

Sebanyak 73,3 persen anak sibuk berada dalam ketegori tingkat stres sedang. Tingkat stres sedang memberi arti bahwa gejala stres kadang-kadang dialami oleh anak. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat stres anak dalam penelitian ini antara lain adalah jumlah aktivitas di luar sekolah (dalam satu minggu); alokasi aktivitas di luar sekolah; serta alokasi waktu menonton televisi. 

Penelitian ini juga melaporkan bahwa alokasi waktu terkait erat dengan persepsi anak terhadap suatu kegiatan. Jika anak menyukai kegiatan tersebut, waktu melaksanakannya tidak terasa lama dan melelahkan. Oleh karena itu, peneliti menyarankan aktivitas di luar sekolah anak sebaiknya beragam jenis dan tidak dilakukan lebih dari satu jam setiap harinya. 

Sebelum menganjurkan untuk melakukan kegiatan di luar sekolah, sebaiknya orang tua menumbuhkan persepsi yang positif dalam diri anak terhadap kegiatan yang akan dilakukannya tersebut. Misalnya, memaparkan manfaat kegiatan tersebut bagi anak 
(menyalurkan hobi, menambah teman, dan sebagainya). Orang tua tidak diperbolehkan menekan atau memaksa anak untuk mengikuti kegiatan di luar sekolah. 

Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa menonton televisi merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengurangi stres anak. Karena itu, tidak apa-apa memberikan kesempatan pada anak untuk menonton televisi. Namun, orang tua sebaiknya mendampingi anak dalam menonton televisi untuk memberikan arahan mengenai tayangan televisi dan supaya anak tidak terlalu lama menonton televisi.

Validitas dan Reliabilitas dalam Tes Psikologi

Tes psikologis memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang cukup tinggi. Hal ini membedakan dengan tes yang tidak standar seperti tes hasil belajar siswa yang dibuat oleh guru, tes penerimaan mahasiswa baru, tes calon pegawai negeri (PNS), dan sebagainya sejauh tesnya tidak dibakukan.
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997:5). Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Suatu tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Dari uraian di atas mengandung arti bahwa valid-tidaknya suatu tes sebagai alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut dapat mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur atribut inteligensi dan kemudian memang menghasilkan informasi mengenai atribut inteligensi (intelligence), dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Sebaliknya suatu tes yang dirancang untuk mengukur atribut bakat (aptitude), manun tidak bisa menghasilkan informasi bakat subyek yang telah dites, maka tes tersebut dikatakan tidak memiliki validitas yang tinggi.
Definisi validitas suatu tes sebagai alat ukur dapat dilihat dari sisi kecermatan pengukuran. Artinya suatu alat ukur yang valid, tidak hanya sekedar dapat mengungkap data dengan tepat, akan tetapi harus juga bisa memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran itu mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya di antara subyek yang satu dengan yang lain. Contoh : pengukuran pada aspek fisik, bila kita hendak mengukur berat sebuah cincin emas, maka kita harus menggunakan alat penimbangan berat emas agar hasil penimbangannya valid, yaitu tepat dan cermat.
Dari uraian di atas, kiranya dapat diperoleh informasi yang cukup jelas tentang konsep validitas. Validitas berkenaan dengan kecermatan alat ukur untuk mengukur atribut subyek didik yang dikehendaki, artinya alat ukur yang valid adalah alat ukur yang dapat mengukur atribut yang hendak diukur dengan tepat dan cermat, sehingga hasil pengukurannya dapat menggambarkan atribut yang telah diukur.
Validitas tes psikologis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tiga sudut pandang (dari arah isi yang diukur, dari arah rekaan teoritis atau disebut contruct atribut yang diukur, dan dari arah kriteria alat ukur), yaitu; (1) validitas isi (content validity), (2) validitas kontruksi (construct validity), dan (3) validitas berdasar kriteria (criterion-related validity).

Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi tes psikologis menunjuk kepada sejauh mana tes psikologis yang merupakan perangkat soal-soal sebagai stimuli, dilihat dari isinya memang mengukur atribut psikologis yang dimaksudkan untuk diukur. Ukuran sejauh mana ini ditentukan berdasar derajat representatifnya isi tes psikologis itu terhadap keseluruhan atribut psikologis yang akan diukur. Validitas isi tes psikologis ditentukan melalui pendapat profesional (professional judgement) dalam proses telaah soal (item review).
Seorang ahli tes psikologis berhati-hati mengembangkan validitas ini melalui tahap pengembangan spesifikasi tes, lalu tahap berikutnya dilakukan analisis logis untuk menetapkan apakah soal-soal tes dimaksud memang mengukur atribut yang diukur. Dilihat dari aspek validitas isi, kegiatan telaah soal-soal tes (item review) merupakan kegiatan yang esensial dalam usaha pengembangan tes psikologis.

Validitas Konstruksi Teoretis (Construct Validity)
Atribut psikologis merupakan atribut yang tidak memiliki eksistensi riil (Suryabrata, 2000:42). Berbeda dengan atribut fisik, yang mempunyai eksistensi riil sehingga model pengukurannya lebih konkret yang berpengaruh dengan ketepatan (akurasi) hasilnya pengukurannya. Dalam atribut psikologis, seorang ahli membuat konstruksi teoritis guna mendeskripsikan atribut yang dipersoalkan, dengan demikian bagaimana kontruksi teoritis ini akan tergantung pada ilmuwan yang mengembangkannya. Oleh karena itu gambaran mengenai sesuatu atribut dapat bermacam-macam tergantung kepada teori siapa yang digunakan sebagai dasar pengembangan tes psikologis.
Sebagai contoh, gambaran mengenai kepribadian menurut Sigmund Freud (Das Es, Das Ich, dan Das Ueber Ich) tidak sama dengan gambaran teoritis kepribadian individu menurut teori Eric Berne (Status Ego Anak, Status Ego Dewasa, dan Status Ego Orang-tua). Begitu juga dalam teori inteligensi, gambaran atribut inteligensi menurut teori Thurstone berbeda dengan gambaran atribut inteligensi menurut teori Guilford.

Validitas Berdasar Kriteria (Criterion-Related Validity)
Validitas berdasar kriteria sering digunakan dalam pengembangan validitas tes psikologis. Hal ini dikarenakan telah tersedianya beberapa tes psikologis yang digunakan mengukur atribut psikologis yang sama. Misalnya untuk mengukur atribut inteligensi siswa sampai saat ini telah tersedia beberapa tes inteligensi, sehingga bila ilmuwan psikologi hendak mengembangkan tes psikologis dengan menggunakan validitas ini, maka koefisien korelasi hasil uji-coba tes inteligensi baru dapat dibandingkan dengan koefisien korelasi tes psikologis yang sudah memiliki validitas yang baik seperti tes PM (progressive matrices), CFIT (cutural fair intelligence test) atau IST (intelligence structure test), dan lainnya. Jadi validitas berdasarkan kriteria ditunjukkan dengan korelasi antara skor pada tes yang hendak dicari validitasnya dengan skor pada tes yang dijadikan kriteria.
Berdasarkan atas kapan kriteria itu dapat dimanfaatkan, validitas berdasar kriteria dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu; concurrent validity dan predictive validity. Disebut concurrent validity, jika kriteria itu sekarang atau dalam waktu dekat dapat dimanfaatkan, dan disebut predictive validity bila kriteria itu baru beberapa waktu kemudian dapat dimanfaatkan. Contoh : concurrent validity, yaitu orang menggunakan skor WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) atau CFIT (Cutural Fair Intelligence Test) sebagai kriteria sama saat. Contoh : predictive validity adalah validitas ujian masuk perguruan tinggi yang menggunakan IPK mahasiswa sebagai kriteria. Hasil belajar itu baru dimiliki oleh mahasiswa dalam waktu satu semester mendatang.

2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan hasil terjemahan dari kata reliability yang berasall dari kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Dalam berbagai kepustakaan, konsep reliabilitas memiliki arti yang luas, mencakup; keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, dan konsistensi hasil pengukuran, namun demikian ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah keterpercayaan hasil pengukuran yaitu sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.
Sejalan dengan uraian di atas, Suryabrata (2000:29) menyatakan bahwa reliabilitas alat ukur menunjuk pada sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan oleh taraf keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh para subyek yang diukur dengan alat ukur yang sama, atau diukur dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda.
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel.
Estimasi reliabilitas tes psikologis dapat dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu : (1) pendekatan tes ulang (retes), (2) pendekatan dengan tes paralel, dan (3) pendekatan satu kali pengukuran yang disebut teknik belah dua.
Pendekatan Tes Ulang (Retes)
Pendekatan ini dilakukan dengan cara satu perangkat tes psikologis diberikan kepada sekelompok subyek dua kali, dengan selang waktu tertentu, misalnya tiga minggu. Situasi testing pertama dengan testing kedua harus betul-betul sama, untuk menghindari adanya pengaruh faktor lain. Reliabilitas tes dicari dengan menghitung korelasi skor testing pertama dengan skor testing kedua, jadi rt-1 = rt-2.
Secara teoritik, pendekatan ini nampaknya baik, namun di dalam praktik banyak mengalami kelemahan, seperti kondisi subyek pada testing kedua tidak lagi sama dengan kondisi subyek pada testing pertama karena terjadi proses belajar dalam selang waktu testing pertama dengan testing kedua, kemungkinan lain adalah adanya perubahan pengalaman, motivasi, dan sebagainya. 
Pendekatan dengan Tes Paralel
Pendekatan ini dilakukan dengan cara membuat tes paralel yaitu tes A dan tes B (keduanya dirancang bentuk paralel). Kedua tes tersebut diberikan kepada sekelompok subyek, lalu hasilnya dikorelasikan, jadi rt-A = rt-B. Suatu tes dinyatakan reliabel bila diperoleh koefisien korelasi yang signifikan antara skor hasil tes A dengan skor hasil tes B. Kelemahan reliabilitas ini terletak pada sulitnya membuat dua tes yang paralel.
Pendekatan Satu Kali Pengukuran
Pendekatan satu kali pengukuran disebut pendekatan belah dua, yaitu seperangkat tes diberikan kepada sekelompok subyek satu kali, lalu skor tes tesebut dibelah menjadi dua bagian, misalnya belahan ganjil genap artinya skor tes bernomor ganjil dijadikan belahan pertama, dan skor tes bernomor genap menjadi belahan kedua. Koefisien reliabilitas ditunjukkan pada signifikansi korelasi dua belahan skor tes bernomor ganjil dan skor tes bernomor genap, setelah koefisien korelasi tersebut dikoreksi dengan rumus Spearman Brown.
Contoh : Suatu tes terdiri atas 60 butir soal, mempunyai koefisien reliabilitas belahan ganjil genap = 0,70. Maka koefisien reliabilitasnya dapat dicari dengan menggunakan rumus Spearman Brown di bawah ini.
2(r-1.2)
r-SB = ――――
1+ r-1.2 
Dalam mana :
r-SB = Koefisien reliabilitas Spearman Brown
r-1.2 = Koefisien korelasi kedua belahan
Jadi koefisien reliabilitasnya adalah :
2(r-1.2)
r-SB = ――――
1+ r-1.2
2(0,70) 1,4
r-SB = ­--------- = ----- = 0,8235
1+0,70 1,7
Koefisien reliabilitas Spearman Brown yang diperoleh = 0,8235 dibulatkan menjadi 0,82.

Wiremesh murah hubungi Afandi - 081233336118. - Ada juga besi beton murah.

Jasa Pembuatan Pagar, Kanopi (+Renovasi)
WA ke 081233336118