Kita wajib memiliki jiwa & mental Mujahid.

Andi Muhammad Wardy Samad:
*Nasihat untuk diri & semua*

Kita wajib memiliki jiwa & mental Mujahid.

Mujahid sejati memiliki semangat tinggi dalam balutan akhlak pada cita cita, ucapan, tindakan.

Hal yang membuat dunia jatuh hati adalah karena di dalam kekuatan dan keperkasaannya, Mujahid tetap disiplin dalam menjaga nilai kemanusiaan yang secara universal di butuhkan manusia.

Saat masyarakat dunia -di awal Islam tumbuh dan berkembang- banyak teraniaya oleh kedzaliman Yahudi dan Nasrani. Justru Umat Islam bersama Mujahid tampil memenuhi kebutuhan tersebut meskipun sebelumnya Umat Islam juga tertindas.

Saat kafir Quraisy yang tersisa bergelayut di kiswah Ka'bah menyangka bahwa mereka akan segera menemui ajal karena sebatan kilatan pedang para shahabat Nabi, namun ternyata Rasulullah
صلى الله عليه و سلم
mengucapkan : 
إذهبوا وأنتم تلقاء
"Pergilah, kalian bebas !" .... Perkataan yang membuat musuh tertegun kemudian masuk Islam.

Hal yang sama dilakukan Abu Ubaidah ibnu Al Jarroh di Homs Syam, Sholahuddin Al Ayyubi di Baitul Maqdis, Muhammad Al Fatih di Konstantinopel.

Betapapun hati kita saat ini panas karena perilaku musuh terhadap Islam dan umatnya, kita tetap harus berkepala dingin dan ingat teladan di atas.

Saat kemenangan yang dijanjikan tiba, kita tetap berada di atas sunnah Nabi & pendahulu kita. *Teguh dalam iman, sabar dalam menempuh tahapan amal jihad, ikhlash dalam berjuang, santun & tawadlu ketika menang dan istiqomah sampai maut datang menjemput.*

Karena gemuruh pergerakan itu telah bergetar saat kita hidup kini, pastikan kita menta'ati jejak para pahlawan Islam tanpa tanda jasa : *Rasulullah dan para shahabat *

الفقير إلى مغفرة ربه :

ustadz Azhari Dipo kusumo
Diteruskan oleh Group WA
BELA ISLAM

Cara pembayaran kurir dan pembeli ke penjual

C: Mohon info sistem kurirnya

S: Ambil dari mana,  kirim kemana? Barang apa berapa banyak. Utk kapan

C: Ini jasanya untk apa saja ya? Sy jualan pangsit. Apakah ada syarat tertentu dr jenengan

S: Yg penting bisa dibawah pakai motor. Atau pakai mobil pickup

Kalau ada order, sms atau wa saja. Alamat ambil. Almt kirim+telpo. Waktu ambil

Ongkos berdasar jarak. Berapa km kali 1rb tambah 5rb. Kalau sekali ambil kirim ke beberapa tempat, jarak km dihitung dari alamt kiriman sebelumnya yg terdekat

C: Untuk pembayarang pembelinya bgaimana

S: 1. Transfer termasuk ongkos kirimnya

2. Transfer harga barang saja. Ongkos kirim diberikan oleh pembeli langsung ke kurir

3. Uang barang dan ongkos kirim diberikan pembeli ke kurir. Dan uangnya diberikan kepada penjual oleh kurir pada saat ambil kiriman berikutnya

4. Harga barang dibayar oleh kurir dulu. Nanti kurir ambil uang barang dan uang ongkos kirim ke pembeli

Pesan kurir
WA: 081327707780

Jual Kawat Bronjong

C: Punya kawat bronjong ya?

A: Sbntr
Tak lihat dulu
Bth banyak t

Rp 200.000 ukuran 2x1x0.5/8x10/2.70. Ukuran 2x1x0.5/10x12/3.00 = 236.000
.
C: 4000 mas..
Ga ada gambar mas
Keperluannya maw ikut pengadaan barang dn jasa d balai jalan mas
Trus apa sdh punya sertifikasi ISO atau yg lain mas?

S: Ini pabrikasi. Bukan manual.
Sudah ISO, sudah SNI
.
Yg kecil 8x10/2.70. Yg besar 10x12/3.00

Afandi
WA: 081327707780

pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw

Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. .
Suatu saat setelah dia ketemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik lagi dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut tidak bisa melihat engkau setelah ini.” Rasul pun mengizinkannya.
.
Kemudian, setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi tukang minyak wangi itu. Disuruhnya sahabatnya pergi melihat. Ternyata ia sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi dari pasar dan memandang wajah Rasulullah Saw yg terakhir itu.. Lalu kata Rasulullah Saw: “Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”
.
آللّهُمَ صَلّیۓِ عَلۓ سَيّدنَآ مُحَمّدْ وَ عَلۓ آلِ سَيّدنَآ مُحَمَّدٍ

Presiden pertama, negara ini pun pernah menyerang seorang ulama besar

Akhir Hayat Penguasa yg Zhalim pada Hamka

Presiden pertama, negara ini pun pernah menyerang seorang ulama besar.

Dianggap melawan pemerintah (yang mungkin  sebenarnya pemerintah waktu itu tak ingin mendapat kritikan yang cerdas), M. Yamin dan Soekarno berkolaborasi menjatuhkan wibawa Buya Hamka melalui headline beberapa media cetak yang diasuh oleh Pramoedya Ananta Toer.

Berbulan-bulan Pramoedya menyerang Buya Hamka secara bertubi-tubi melalui tulisan di koran (media yang paling tren saat itu). Allahuakbar! Sedikitpun Buya Hamka tak gentar. Fokus Buya tak teralihkan. Beliau terlalu mencintai Allah dan saudara muslimya sehingga serangan yang mencoba untuk menyudutkan dirinya tak beliau hiraukan. Buya Hamka yakin jika kita menolong agama Allah, Allah pasti menolong kita. Pasti!

Buya Hamka terlalu kuat dan tak bisa dijatuhkan dengan serangan pembunuhan karakter melalui media cetak yang diasuh oleh Pram. Tak sungkan-sungkan lagi, Soekarno langsung menjebloskan ulama besar tersebut ke penjara tanpa melewati persidangan.

Seperti doa Nabi Yusuf a.s. ketika dipenjara: Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (QS. Yusuf: 33)

Saat itu, penjara jauh lebih baik bagi Buya Hamka, jauh lebih baik daripada menyerahkan kepatuhannya terhadap Allah kepada orang-orang yang hanya mengejar dunia.

Dua tahun empat bulan di dalam penjara tak beliau sia-siakan dengan bersedih. Buya Hamka justru bersyukur telah dipenjara oleh penguasa pada masa itu karena di dalam penjara tersebut beliau memiliki lebih banyak waktu untuk menyelesaikan cita-citanya, merampungkan tafsir Al-Qur’an 30 juz, yang sekarang lebih kita kenal dengan nama kitab tafsir Al-Azhar.

Lalu bagaimana dengan ketiga tokoh tadi?

Ternyata Allah masih sayang kepada Pramoedya, M. Yamin, dan Soekarno. Karena apa yang telah dilakukan oleh ketiga tokoh bangsa tersebut terhadap Buya Hamka tak harus diselesaikan di akhirat. Allah telah mengizinkan permasalahan tersebut untuk diselesaikan di dunia saja.

Di usia senjanya, Pramoedya akhirnya mengakui kesalahannya dimasa lalu dan dengan rendah hati bersedia meminta maaf kepada Buya Hamka. Pramoedya mengirim putri sulungnya kepada Buya Hamka untuk belajar agama dan men-syahadat-kan calon menantunya.

Apakah Buya Hamka menolak? Tidak! Dengan lapang dada Buya Hamka mau mengajarkan ilmu agama kepada anak beserta calon menantu Pramoedya, tanpa sedikitpun pernah mengungkit kesalahan yang pernah dilakukan oleh salah satu penulis terhebat yang pernah dimiliki indonesia tersebut terhadap dirinya. Allahuakbar! Begitu pemaafnya Buya Hamka.

Ketika M. Yamin sakit keras dan merasa takkan lama lagi berada di dunia ini, beliau meminta orang terdekatnya untuk memanggilkan Buya Hamka. Saat Buya Hamka telah berada di sampingya, dengan kerendahan hati M. Yamin memohon maaf dengan meminta kepada Buya Hamka agar sudi mengantarkan jenazahnya untuk dikebumikan di kampung halaman yang telah lama tak dikunjungi Talawi. Pada  kesempatan nafas terakhirnya, M. Yamin minta agar Buya sendiri yang menuntunnya untuk mengucapkan kalimat-kalimat tauhid.

Apakah Buya Hamka menolak? Tidak! Buya Hamka menuluskan semua permintaan tersebut, Buya Hamka yang “menjaga” jenazah tokoh pemersatu bangsa tersebut sampai selesai dikebumikan dikampung halamannya sendiri.

Namun, lain hal dengan Soekarno. Buya Hamka justru sangat merindukan proklamator bangsa Indonesia tersebut. Buya Hamka ingin berterima kasih telah diberi “hadiah penjara” oleh Bung Karno, yang dengan hadiah tersebut Buya memiliki lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tafsir Al-Azharnya yang terkenal, dengan hadiah tersebut perjalanan ujian hidup Buya menjadi semakin berliku, tetapi indah. Buya Hamka ingin berterima kasih untuk itu semua.

Lalu kemana Soekarno? Kemana teman seperjuangannya dalam memerdekakan bangsa ini menghilang? Dalam hati Buya Hamka sangat rindu ingin bertemu lagi dengan "singa podium" tersebut. Tak ada marah, tak ada dendam, hanya satu kata, “rindu”.

Hari itu 16 Juni 1970, ajudan presiden Soeharto datang kerumah Buya membawa secarik kertas, kertas yang tak biasa, kertas yang bertuliskan kalimat pendek namun membawa kebahagian yang besar ke dada sang ulama besar. Pesan tersebut dari Soekarno, orang yang belakangan sangat beliau rindukan. Dengan seksama Buya Hamka membaca pesan tersebut:

“Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku.”

Buya Hamka bertanya kepada sang ajudan “Di mana? Di mana beliau sekarang?”
Dengan pelan dijawab oleh pengantar pesan, “Bapak Soekarno telah wafat di RSPAD, jenazahnya sedang dibawa ke Wisma Yoso.”

Mata sayu Buya Hamka mulai berkaca, kerinduan itu, rasa ingin bertemu itu, harus berhadapan dengan tubuh kaku; tak ada lagi pertemuan yang diharapkan; tak ada lagi cengkrama tawa dimasa tua yang dirindukan; hanya hamparan samudera maaf untuk saudaranya, mantan pemimpinnya, pemberian maaf karena telah mempenjarakan beliau serta untaian lembut doa dari hati yang ikhlas agar Bung Karno selamat di akhirat, hadiah khusus dari jiwa yang paling lembut sang ulama besar, Buya Hamka.

Pada zaman sekarang, Mulai terasa sejarah itu kembali terulang. Para penguasa mulai berusaha menyudutkan para ulama, menyerang para ulama melalui media-media pendukung mereka, menebar kebencian kepada para ulama melalui penulis-penulis pendukung mereka.

Lalu ada yang berkata, “Ulama sekarang tak sehebat Buya Hamka.” Tanya lagi hati kecil kita, apakah mereka yang tak hebat ataukah kita yang ingin menolak pesan kebenaran itu sendiri.

Pertanyaannya:
– Di pihak siapa kita?
apakah di pihak para penguasa yang sedang memuaskan nafsu duniawi mereka?
Ataukah di pihak para ulama yang menyampaikan kebenaran karena Allah, Tuhannya, Tuhan kita semua?

– Akankah para penguasa yang memfitnah para ulama saat ini diberi kesempatan oleh Allah untuk meminta maaf sebelum ajal menjemput mereka? Semoga saja, semoga kesalahan mereka tak harus diselesaikan yaumul hisab. Aamiin ya Robbal’alamin

Oleh: Nur Indah Yusari

Sumber:
Deskripsi 👉 kajian grup dosen Mercu Buana, Meruya, Jakarta
Gambar 👉 Belakang buku Ayah karya anak Buya Hamka

BELA ULAMA CINTA ORMAS ISLAM Oleh HANIF KRISTIANTO

BELA ULAMA CINTA ORMAS ISLAM

Oleh HANIF KRISTIANTO
27/01/2017 Vol.79

Kanjeng Nabi pernah dawuh:
"Sejatunya Ulama itu pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka mewariskan ilmu. Siapa saja yang mengambil ilmu berarti telah mengambil bagian yang banyak lagi sempurna"

Oh ulama'.....
Rasa hormat dan ta'dzimku melebihi manusia lainnya
Rasa cinta dan rinduku melebihi seorang anak merindukan bapak

Engkau terlihat gagah nan mulia
Dari lisanmu keluar kata-kata indah
Engkau terlihat berwibawa
Dari perangaimu melaksanakan Syariah
Engkau terlihat nyata adanya
Dari kehadiranmu di tengah-tengah umat
Engkau terlihat tegas menjaga hukum syariah
Dari koreksimu pada penguasa yang alpa

Aku mencintai mu layaknya sang pembela
Untaian ucapan mu lebih bermakna
Daripada mereka yang mengaku sebagai wakil manusia

Aku mencintai mu layaknya sang mutiara
Keikhlasan dalam meraih ridho Allah lebih berharga
Daripada tunduk pada penguasa dzalim nan lalim

===000===

Rinduku pada ulama' akhirat membuncah
Di tengah ulama' dunia bertingkah manusia
Rinduku pada ulama' mukhlis berhati baja pun pecah
Di tengah ulama' kelu lidah dalam koreksi penguasa

Rinduku pada ulama' pembina umat yang salih tak terkira
Di tengah ulama' yang memanfaatkan umat untuk pilkada
Rinduku pada ulama' peduli kian berarti
Di tengah ulama yang mengabaikan syariah sejati

Oh... Ulama' akhirat nan merakyat
Kami rindu panduanmu agar selamat dunia akhirat
Kami ingin berdiri bersamamu membela agama mulia ini
Kami tak rela engkau diadu dan dihinakan lalu

Kami akan bela ulama'
Kami akan bela Islam
Kami akan bela Quran
Meski mereka tak mau tahu dan menutup mata

Stop kriminalisasi ulama'
Stop penghinaan Islam
Stop penistaan Quran

===000===

Aku tahu hidup dalam ragam organisasi Islam
Aku mencintai mereka semua berlandaskan keimanan
Mereka berdiri karena perintah ilahi
Seperti termaktub dalam quran suci:
"Hendaklah ada di antara kalian ada segolongan umat yang menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah yang munkar"

Itulah sertifikat kuasa yang nyata dari Allah Pencipta
Meski manusia mencoba melarang dan membubarkannya

Aku tak rela engkau menuduh ormas Islam sebagai benalu
Aku tak rela engkau menuduh ormas Islam sebagai penyebar bid'ah
Aku tak rela engkau menuduh ormas Islam sebagai penggangu kenegaraan
Aku tak rela engkau menuduh ormas Islam sebagai musuh peradaban

Tidak...Tidak... Sekali-kali Tidak
Aku tidak rela engkau menghinakan dan memporakporandakan ormas Islam

Ingat-ingatlah engkau ingin berkuasa datang ke ulama dan ormas Islam
Engkau ingin memutuskan masalah minta dukungan ulama dan ormas Islam

Sekali kali ingatlah
GUSTI ALLAH MBOTEN SARE
Ulama dan pejuang Islam adalah kekasih Allah
Siapapun yang menghadang dan mengkriminalkan
Allah akan segera memporakporandakan dan tak segan-segan

Sekaki-kali Ingatlah
GUSTI ALLAH MBOTEN SARE
Ambillah dari setiap hikmah
Bagaimana kesudahan orang-orang yang membenci ulama dan pejuang Islam

===000===

Aku mencintai semua ulama
Aku mencintai semua ormas Islam
Kami membela ulama
Kami membela semua ormas Islam

~~~~~~~~~~~~~~~

#AksiBelaUlama
#AksiBelaOrmasIslam
#StopKriminalisasiUlama
#StopKriminalisasiOrmasIslam
#DakwahIslam
#YukNgaji
#YukDakwah
#IslamWillRaiseAgain
#KhilafahArt
#IslamRahmatanLilalamin
#PuisiIndonesia
#SastraNusantara
#MuslimCyberArmy
#MuslimCyberTroops

Kunci sukses Sunan Bonang mendakwahkan Islam

SERI PUISI PARA WALI

SUNAN BONANG KONDANG (4)

Oleh HANIF KRISTIANTO
25/01/2017 Vol.74

Sunan Bonang membabar ajaran islam melalui pagelaran wayang
Elok nan indah kidung-kidung bahasa jawanya
Seperti yang masyhur dalam Kidung Bonang
Gubahan tembang dan gending untuk berdakwah

Kuingin sampaikan isi Kidung Bonang yang mengenalkan Allah beserta malaikat-Nya:

Ana kidung kidunge Pangeran/ ara namung ana sakti/ tekane king sabrang/ rupane aran abang/ kapunah ing rasul muji/ panyakit ilang/ kari waluya jati//

Pager wetan Jabrail nulak/ sakehe ingkang mandi/ lelenek tutukan/ rujek wewerjit minmang/ kapunah ing puji tasbik/ bruwang amiyang/ pada adoh tan wani//

Kidung-kidung layaknya seruan
Seperti pesan nabi kepada umatnya
Serulah manusia dengan bahasa kaumnya
Serulah manusia sesuai kadar akalnya

Ya, Islam bisa diterima kita
Tanpa meninggalkan bahasa Arab yang utama
Karena Islam Rahmat bagi semua
Dan umat manusia mudah memahami dan melaksanakannya

===000===

Sunan Bonang ciri dai sejati
Ulet dan gigih pun terpatri
Setiap peluang dimanfaatkan
Mengajak manusia menjadi MUSLIM idaman

Kedalaman ilmu dan ketawadhu'an
Kunci sukses Sunan Bonang mendakwahkan Islam
Jauh dari beragam pujian dan ketenaran
Hati tentram karena Allah sebagai tujuan

===000===

Akhir Sang Sunan dalam keabadian nama dan jasanya
Tiada beristri dan berputra
Karena dalam beragam kisah beliau tidak menikah

Sunan Bonang Raden Mahdum Ibrahim
Arek-arek Tuban kudune alim
Ojo pisan-pisan lali karo sirah
Elingo, pundhak iro ono tugas sing dipikul bebarengan
Ndadekno Islam dadi aturan
Tumuju Khilafah Islamiyah sing bakal gawe keamanan
~~~~~~~~~~~~~

#DakwahIslam
#YukNgaji
#YukDakwah
#IslamWillRaiseAgain
#KhilafahArt
#IslamRahmatanLilalamin
#PuisiIndonesia
#SastraNusantara

Rindu kami selalu pada Ibu dan Bapak❤❤

Saya mau share tulisan copas ini, bagus dan menyentuh sekali:


*MANA MAK*
_Oleh Asrul Agin_

*Jam 6.30 sore*

Mak  berdiri di depan pintu. Wajah Mak kelihatan resah. Mak menunggu si bungsu pulang dari mengaji. Ayah pulang dari sawah, dan menanyakan si Gadang sama Mak: Si Gadang mana?
Mak menjawab, “Ada di dapur sedang menyiapkan makan.”

Ayah tanya Mak lagi,” Angah mana?”
Mak jawab, “Angah mandi, baru pulang main bola.”

Ayah tanya Mak lagi, “Atiak mana?”
Mak menjawab, “Atiak, Kicik nonton tv dengan Alang di dalam”

Ayah tanya lagi, “Adik sudah pulang?”
Mak menjawab, “Belum. Seharusnya sudah pulang.  Sepeda adik rusak.. Sebentar lagi kalau nggak pulang juga kita pergi cari adik.

Mak menjawab pertanyaan ayah sepenuh hati. Tiap hari ayah menanyakan hal yang sama.
Mak selalu menjawab dengan penuh perhatian. Mak selalu mengetahui bagaimana keadaan anak-anak Mak setiap saat.

*20 tahun kemudian*

*Jam 6.30 sore*

Ayah pulang ke rumah. Baju ayah basah. Hujan turun sejak siang tadi.
Ayah tanya si Gadang, “Mana Mak?”
Si Gadang sedang mematut-matut baju barunya, lalu menjawab, “Nggak tahu.”

Ayah tanya Angah, “Mana Mak?”
Si Angah sedang nonton TV lalu menjawab, “Mana saya tahu.”

Ayah tanya si Atiak, “Mana Mak?”
Ayah menunggu lama jawaban dari Atiak yang  asyik membaca majalah.
Ayah tanya si Atiak lagi, "Mana Mak?"
Atiak  menjawab, “Entah.”
Atiak terus membaca majalah tanpa menoleh kepada Ayah.

Ayah tanya Alang, “Mana Mak?”
Alang nggak menjawab. Alang hanya menggerakkan bahu tanda tidak tahu.

Ayah nggak mau tanya Kicik dan Adik yang sedang asyik ber-facebook. Ayah tahu dia tidak akan mendapatkan jawaban yang diinginkannya.

Tidak ada siapapun yang tahu di mana Mak. Tidak ada satupun anak-anak yang ingin tahu di mana Mak. Mata dan hati anak-anak tidak ada pada Mak. Hanya mata dan hati Ayah yang mencari-cari di mana Mak.  Tidak ada anak-anak Mak yang tahu setiap kali ayah bertanya, "Mana Mak?"

Tiba-tiba Adik bungsu bersuara, “Mak ini sudah senja pergi juga merayap. Nggak segera pulang!”
Tersentak hati Ayah mendengar  kata-kata Adik.

Dulu anak-anak Mak akan berlari mendekap Mak, apabila pulang dari sekolah. Mereka akan tanya "Mana Mak?" apabila Mak tidak menunggu mereka di depan pintu.

Mereka akan tanya, "Mana Mak." Apabila dapat rangking 1 atau kaki lecet main bola di sekolah.  Mak  gelisah apabila anak-anak Mak lambat pulang. Mak ingin tahu di mana semua anak-anaknya berada setiap saat. Sekarang anak-anak sudah besar. Sudah lama anak-anak Mak tidak bertanya "Mana Mak?" Semakin anak-anak Mak besar, pertanyaan "Mana Mak?" semakin hilang dari bibir anak-anak Mak.

Ayah berdiri di depan pintu menunggu Mak. Ayah gelisah menunggu Mak karena sudah senja begini Mak masih belum pulang. Ayah risau karena sejak akhir-akhir ini Mak selalu mengeluh sakit lutut.

Dari jauh kelihatan sosok Mak berjalan memakai payung yang sudah uzur. Besi-besi payung tersembul keluar dari kainnya. Hujan masih belum berhenti. Mak menjinjing dua bungkusan plastik. Sudah kebiasaan bagi Mak, Mak akan bawa sesuatu untuk anak-anak Mak apabila pulang dari berjalan.

Sampai di halaman rumah Mak berhenti di depan deretan mobil anak-anak Mak. Mak buang daun-daun yang mengotori mobil anak-anak Mak.  Mak usap bahagian depan mobil Atiak perlahan-lahan. Mak merasakan seperti mengusap kepala Atiak waktu Atiak kecil. Mak senyum. Kedua bibir Mak ditutup rapat. Senyum tertahan, hanya Ayah yang faham. Sekarang Mak tidak dapat lagi mengusap kepala anak-anak seperti ketika anak-anak Mak kecil dulu. Mereka sudah besar. Mak takut anak Mak akan menepis tangan Mak kalau Mak lakukan.

Lima buah mobil milik anak-anak Mak berdiri megah. Mobil Atiak paling hebat. Mak tidak tahu apa kehebatan mobil Atiak itu.  Mak cuma suka warnanya. Mobil warna merah bata, warna kesukaan Mak.  Mak belum pernah merasakan naik mobil anak Mak yang ini.

Baju mak basah kena hujan. Ayah metutup payung Mak. Mak memberi salam. Salam Mak tidak berjawab. Terketar-ketar lutut Mak melangkahi anak tangga. Ayah membimbing Mak masuk ke rumah. Lutut Mak sakit lagi.

Mak meletakkan bungkusan di atas meja. Sebungkus ketan dan beberapa pisang goreng pemberian Mak Uda untuk anak-anak Mak.  Mak Uda tahu anak-anak Mak suka makan pisang goreng dengan ketan dan Mak malu untuk meminta untuk bawa pulang. Namun raut wajah Mak sudah cukup membuat Mak Uda mengerti. Saat menerima bungkusan goreng pisang dan ketan dari Mak Uda tadi, Mak sempat berkata kepada Mak Uda,  "Wah berebutlah anak-anak nanti nampak pisang goreng dan ketan kamu ini."

Sekurang-kurangnya itulah bayangan Mak. Mak bayangkan anak-anak Mak sedang gembira menikmati pisang goreng dan ketan sebagaimana waktu anak-anak Mak kecil dulu. Mereka berebut dan Mak jadi hakim pembuat keputusan. Sering kali Mak memberikan bagian Mak supaya anak-anak Mak puas makan. Bayangan itu sering singgah di kepala Mak.

Ayah menyuruh Mak menukar baju yang basah itu. Sesudah Mak menukar baju, Ayah mengiringi Mak ke dapur.  Mak ajak anak-anak Mak makan pisang goreng dan ketan. Tidak seorang pun yang menoleh kepada Mak. Mata dan hati anak-anak Mak sudah bukan pada Mak lagi.

Mak hanya tertunduk, menerima keadaan.

Ayah tahu Mak sudah tidak bisa mengharapkan anak-anak melompat-lompat gembira dan berlari mendekapnya seperti dulu. Ayah menemani Mak makan. Mak menyuap nasi perlahan-lahan, masih mengharapkan anak-anak Mak akan makan bersama. Setiap hari Mak berharap begitu. Hanya Ayah yang duduk bersama Mak di meja makan setiap malam.

Ayah tahu Mak capek sebab berjalan jauh. Siang tadi Mak pergi ke rumah Mak Uda di kampung subarang untuk mencari pisang dan beras pulut.  Mak hendak  membuat pisang goreng dan ketan kesukaan anak-anak Mak.

Ayah tanya Mak kenapa Mak tidak telepon menyuruh anak-anak menjemput. Mak jawab, "Saya sudah suruh mak Uda telepon anak-anak tadi. Tapi kata mak Uda semua tak ada yang mengangkat."

Mak  minta Mak Uda telepon anak-anak karena Mak tidak bisa berjalan pulang sebab hujan. Lutut Mak akan sakit kalau kedinginan. Ada sedikit harapan di hati Mak agar salah seorang anak Mak akan menjemput Mak dengan mobilnya.  Mak ingin kalau Atiak yang datang menjemput Mak dengan mobil barunya. Tidak ada seorangpun yang datang menjemput Mak.

Mak tahu anak-anak Mak tidak dengar telepon berbunyi. Mak  ingat kata-kata ayah, “Kita tak usah merepotkan anak-anak. Selagi kita mampu apapun kita kerjakan saja sendiri.  Mereka ada kehidupan masing-masing. Tak usah sedih-sedih. Maafkan sajalah anak-anak kita. Tak apalah kalau tak merasa menaiki mobil mereka sekarang. Nanti kalau kita mati kita masih bisa merasakan anak-anak mengangkat kita di bahu mereka.

Mak faham buah hati Mak semua sudah besar. Gadang dan Angah sudah beristeri. Atiak, Alang, Kicik dan Adik masing-masing sudah punya buah hati sendiri yang sudah mengambil tempat Mak di hati anak-anak Mak. Pada suapan terakhir, setitik air mata Mak jatuh ke piring. Pisang goreng dan ketan masih belum diusik oleh anak-anak Mak.

*Beberapa tahun kemudian*

Beberapa tahun kemudian Mak Uda tanya  Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kicik dan Adik: “Mana Mak?”.  Hanya Adik yang jawab, “Mak sudah tak ada.” Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kak Cik dan Adik tidak sempat melihat Mak waktu Mak sakit.
 
Dalam isakan tangis, Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kak Cik dan Adik merangkul kuburan Mak.
Hanya batu nisan yang berdiri tegak.  Batu nisan Mak tidak bersuara. Batu nisan tidak ada tangan seperti tangan Mak yang selalu memeluk erat anak-anaknya apabila anak-anak datang menerpa Mak semasa anak-anak Mak kecil dulu.

Mak pergi ketika Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kicik dan Adik berada jauh di kota. Kata si Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kicik dan Adik mereka tidak dengar handphone berbunyi ketika ayah menelepon mereka yang memberitahukan bahwa Mak sakit keras.

Mak faham, mata dan telinga anak-anak Mak adalah untuk orang lain bukan untuk Mak.
Hati anak-anak Mak bukan milik Mak lagi. Hanya hati Mak yang tidak pernah diberikan kepada sesiapa, hanya untuk anak-anak Mak.  Mak tidak sempat merasa diangkat di atas bahu anak-anak Mak. Hanya bahu ayah yang sempat mengangkat jenazah Mak dalam hujan renyai.

Ayah sedih sebab tidak ada lagi suara Mak yang akan menjawab pertanyaan Ayah,
"Mana Gadang?" , "Mana Angah?", "Mana Atiak?", "Mana Alang?", "Mana Kicik?" atau "Mana Adik?".  Hanya Mak saja yang rajin menjawab pertanyaan ayah itu dan jawaban Mak memang tidak pernah salah. Mak senantiasa yakin dengan jawabannya sebab Mak memang tahu di mana anak-anaknya berada pada setiap saat. Anak-anak Mak senantiasa di hati Mak tetapi hati anak-anak Mak ada orang lain yang mengisinya.

Ayah sedih.  Di tepi kubur Mak, Ayah bermonolog sendiri, "Mulai hari ini tidak perlu bertanya lagi kepada Gadang, Angah, Atiak, Alang, Kicik dan Adik: "Mana mak?" "

Mobil merah Atiak bergerak perlahan membawa Ayah pulang. Gadang, Angah, Alang, Kicik dan Adik mengikuti dari belakang. Hati ayah hancur teringat hajat Mak untuk naik mobil merah Atiak tidak kesampaian. Ayah terbayang kata-kata Mak malam itu, "Bagus sekali mobil Atiak, kan Bang? Besok-besok Atiak bawalah kita jalan-jalan ke Danau Maninjau. Saya akan buat goreng pisang dan ketan buat bekal."

"Ayah, Ayah....bangun." Suara Atiak memanggil ayah. Ayah pingsan sewaktu turun dari mobil Atiak.


Terbata-bata ayah bersuara, "Mana Mak?"    
Ayah  tidak mampu berhenti menanyakan hal itu  hingga ke akhir hayatnya...

Subhanallah..
Jauhkanlah kami dari sikap yg timbul atas kesibukan duniawi hingga kami melupakan orang2 yg paling mencintai kami Yaa Allah..Ya Rabb.. AAMIIN

"Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran"
Artinya : "Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"

Aamiin Allohumma Aamiin

KISAH INSPIRATIF UNTUK SELALU INGAT DAN BHAKTI KPD ORANG TUA KITA ...

---------------------------

Rindu kami selalu pada Ibu dan Bapak❤❤

Allahummagh firlahuma warhamhuma wa 'aafihi wa'fu 'anhuma

DI BELAKANG SUAMI YG SUKSES, AKAN ADA SEORANG ISTERI YG SELALU MENDORONGNYA.

Peran Istri bagi Suami

Suatu hari di danau buaya ada pertandingan, bagi siapa yg berani cemplung ke danau dan naik lg ke tepi danau akan mendptkan hadiah Rp.100.000.000,-

Setelah ditunggu sekian lama tdk ada yg berani terjun.

Akhirnya terdengar suara "byyyyuur" dan terlihat ada seorang laki-laki terjun ke danau kemudian dgn sekuat tenaga ia berenang menuju tepi danau dgn raut muka yg pucat krn dikejar buaya, dgn napas tersengal sengal, akhirnya sampai juga di tepi danau.

Pengunjung bersoraaaak...
panitia memberi salam kepadanya demikian pula diberikan hadiah Rp.100.000.000,-
Tetapi dia dgn marah sekali berkata sambil setengah berteriak: "Saya mau tahu, siapa tadi yg sngaja mendorong sy ke danau?"

Setelah tengok ke belakang terlihat isterinya senyum senyum senang dpt uang 100 jt.

Benarlah kata pepatah.......:

*DI BELAKANG SUAMI YG SUKSES, AKAN ADA SEORANG ISTERI YG SELALU MENDORONGNYA.*...

Jgn senyum sendiri, ajak org lain share bila sekiranya orang lain akan senyum membacanya! Selamat beraktifitas di awal tahun 2017..

In Memoriam Ustadz Suratman 'Yusuf Al Ghadri', Panglima Berlin Yang Supel!

Tri May Noorman:
In Memoriam

Ustadz Suratman 'Yusuf Al Ghadri', Panglima Berlin Yang Supel!.

Tahun 2011 merupakan tahap awal ustadz Suratman bergabung ke korps guru Darunnajah 2 Cipining Bogor. Namun demikian, sebenarnya kedekatan keluarga besarnya dengan Darunnajah sudah terjalin sejak lama.

Adalah ustadz Sudiono Ibnu Shomady, kakak ustadz Suratman, merupakan koordinator penjaringan santri kader Ashabunnajah di Kendal dan sekitarnya yang akan disekolahkan di Darunnajah 2 Cipining Bogor.

Kakak lainnya yang bernama ustadz Rosyid Ridha adalah alumni perdana Darunnajah Cipining (aldacipta) tahun lulus 1994.

Salah satu kakak ipar ustadz Suratman yang bernama ustadz Muhammad Furqan juga alumni TMI Darunnajah 2 Cipining Bogor tahun lulus 1996 (angkatan ketiga, astradana).

Kamsari, kakak ustadz Suratman lainnya, juga pernah masuk ke Darunnajah 2 Cipining Bogor pada tahun 1995 bersama-sama dengan penulis dan beberapa rekan lainnya. Ustadz Suratman Ibnu Shomady merupakan anak ke 13 dari 14 bersaudara.

Ustadz Suratman awalnya di samping tugas mengajar juga terlibat aktif di kepengasuhan santri bidang disiplin atau yang lebih familiar disebut qismul amn (bagian keamanan).

Kemudian, sesuai pengalamannya di almamaternya Pondok Modern Darussalam Gontor dan Pondok Pesantren Al Iman yang melibatkannya aktif di bagian Bersih Lingkungan (Berlin), maka ia diamanahi menjadi Kepala Bagian K4 (Kebersihan, Keindahan, Kerapihan, Kenyamanan).

Begitu tinggi kepercayaan pimpinan pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor, KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc kepada ustadz Suratman sehingga ia ditugaskan menjadi penanggungjawab khusus K4 Pesantren yang berhak mengatur para santri piket kebersihan di bawah naungan Biro Pengasuhan Santri dan para karyawan kebersihan di bawah naungan Biro Rumah Tangga.

Pada tahun 2013 ustadz Suratman berhasil menyelesaikan studinya pada strata satu di Sekolah Tinggi Agama Islam Sholahuddin Al Ayyubi (STAISA)  Jakarta.

Tidak selang lama, tepatnya pada 21 Juni 2014 ustadz Suratman mempersunting bidadari idamannya asal Padang yang bernama Yusni Anggraini.Dewan guru Darunnajah 2 Cipining Bogor berkesempatan menghadiri walimah pernikahannya di bilangan Pamulang.

Meskipun sempat gagal pada tahap kehamilan perdana, Alhamdulillah akhirnya mereka dikaruniai seorang putra penerus cerita pelanjut sejarah yang kini berusia 13 bulan bernama Muhammad Aulia Rizki.

Awal tahun 2017 ini ternyata sudah tertulis dalam grand scenario Allah SWT bahwa ustadz kelahiran Kendal, 2 Februari 1982 yang dikenal pandai bergaul dan penuh percaya diri tersebut harus kembali ke haribaanNya.

Senin, 16/1/2017 beberapa dewan guru mendampingi ustadz Suratman untuk berobat di RSUD Leuwiliang. Kemudian harus dirujuk ke RS Medika Bogor. Sekira pukul 01.00 wib sang mujahid telah dipanggil Allah SWT.
إنا لله وإنا إليه راجعون.

Selamat Jalan Sobat,
Semoga senantiasa bahagia di alam barzah hingga alam akhirat, aamiin.

Di bawah alunan kalimat Tahlil dan do'a dari dewan guru dan santri,
Darunnajah 2 Cipining Bogor,
Selasa, 17/1/2017,
Akhukum Fillah,
Muhlisin Ibnu Muhtarom

HIDUP TAK SEMUDAH UJIAN NASIONAL*

*HIDUP TAK SEMUDAH UJIAN NASIONAL*


Oleh _Abu Yafi’ Romadhon_ ( Guru dan Pemerhati Remaja di Bojonegoro)

Tidak terasa anak-anakku yang sekarang kelas XII. Sebentar lagi akan menghadapi Ujian Nasional (UN), hingga detik ini masih menjadi momok bagi mereka. Sekalipun tidak menentukan kelulusan. Jika ditanyakan: “sudah siapkah, kalian menghadapi UN?” Kompak satu kelas, bagaikan paduan suara menjawab, “beluuum”. Lalu pertanyaan selanjutnya, apa upaya yang kalian lakukan untuk mempersiapkannya? Mereka menjawab sekenanya. Yang intinya mereka tidak jelas, apa yang harus dipersiapkan.

Itulah kenyataan bahwa, sudah tahu jika ada tantangan di depan mata, mestinya ada upaya untuk mempersiapkan. Minimal membuat rencana dalam mempersiapkan UN. Karena ada ungkapan terkenal yakni, “berhasil membuat rencana, berarti merencanakan keberhasilan”. Sebaliknya, gagal membuat rencana, berarti merencanakan kegagalan. Akhirnya, kali ini saya membimbing mereka untuk membuat rencana dalam menghadapi UN.  Semoga selain mereka merencanakan sukses UN, juga sukses mengarungi dunia ini dengan bekal iman dan Islam. Di akhirat kelak surgalah tempat yang layak.

*Juga Menimpa Kita Loh...*

Fenomena tersebut diatas, juga terjadi pada kita. Khususnya ketika menjalani kehidupan. Dalam menghadapi kehidupan yang fana ini, sudah jelas kita akan melewati tantangan berupa kematian yang hal tersebut bisa terjadi sewaktu-waktu. Muncul pertanyaan pada kita, sudah siapkah kita menghadapi kematian, tersebut? Lantas, apa rencana dalam menghadapi kematian tersebut? Sungguh inilah perenungan mendalam bagi seorang muslim. Lebih-lebih pejuang Islam yang saat ini sedang dalam beragam ujian.

Karenanya tiada salah bagi kita untuk menyiapkan bekal terbaik. Kelak kita akan bangga bahwa kita telah menanam di dunia ini dengan amal kebajikan. Kemudian di akhirat kita akan memanen dan berharap jannah firdaus. Alhamdulillah. Berikut kiranya beberapa hal yang dapat dilakukan;

_Satu_, tobat. Manusia bukanlah makhluk yang ma’shum yakni terbebas dosa. Manusia sedikit atau banyak sering terjatuh pada kemaksiatan. Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang mengetahui itu. Selama nyawa belum berada di tenggorokan dan matahari terbit dari barat, Allah Swt membuka pintu taubat. Sebagaimana firman-Nya:

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui (Ali ‘imran: 135)

_Kedua_, menjaga keimanan dan amal soleh. Iman merupakan syarat sukses di dunia dan akhirat. Tanpa iman sama halnya manusia tidak bersyukur kepada Allah Swt sebagai Pencipta alam semesta, manusia, dan kehidupan. Menjaga iman ini dapat dilakukan dengan menuntut ilmu lalu mengamalkannya dalam kehidupan. Lebih-lebih jika mau mendakwahkan dan melanjutkan kehidupan Islam. Iman, Islam, dan ikhlas pula syarat diterimanya suatu amal manusia. Sebagaimana firman Allah Swt:

“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya” (al Baqoroh: 82)

_Ketiga_, menghindari amal salah. Hidup adalah pilihan. Ada baik dan buruk. Ada hina dan bahagia. Ada terpuji dan tercela. Akal yang telah diberikan Allah Swt hendaknya dimaksimalkan dengan baik untuk beramal. Berfikir sebelum bertindak adalah pilihan terbaik. Untuk menentukan baik dan buruk tidak dapat diserahkan kepada akal. Penyerahan terbaik adalah kepada syariah. Karena Allah Swt telah mentukan halal dan haram. Berpegang teguh pada lima standar perbuatan: wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram adalah inti dari itu semua.

*Inilah Rencanaku*

Kiranya, jika siswa-siswi kelas XII sudah menyiapkan diri dengan ikut bimbel, les privat, dan try out dengan sungguh-sungguh. Maka manusia begitu pula ketika hidup di dunia pun harus merencanakan dengan memiliki visi-misi di planet ini. Rencana yang harus dilakukan agar suskse yaitu dengan memperkuat kepribadian Islam. Caranya meningkatkan pola pikir Islami dengan mengkaji, membaca, dan menuntut ilmu. Serta meningkatkan pola sikap Islami dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah wajib dan sunnah. Niscaya tahapan itu mampu menghantarkan pada kebaikan kita. Hal yang lebih penting juga turut serta mewujudkan cita-cita besar umat Islam yakni dakwah untuk penegakan syariah dan Khilafah.

Wahai murid-muridku, hidup itu tak semudah ujian nasional. Tidak lulus UNAS masih bisa mengulang, namun jika tak lulus dalam kehidupan tak ada waktu pengulangan. Jika engkau sungguh-sungguh ingin lulus UNAS. Maka engkau juga harus sungguh-sungguh dalam menjalani hidup dengan ketiga resep dari bapak. Semoga! Wallahua’lam bisshowab.

berikut opinion board yg bisa jdi bahan TULISAN. Silahkan berkarya


Assalamualaikum.
Ustadz fillah berikut opinion board yg bisa jdi bahan TULISAN.
Silahkan berkarya

opinion board edisi 10 januari 2017 : 1. global, update dinamika timur tengah dan sekitarnya : aksi tabrak truk fadi qanbur di al quds (4tewas, 15 luka), qatar mngakui de jure hamas/gaza, di perang yaman (syiah houthi menanam 1/4juta ranjau), tersingkapnya lg sandiwara erdogan, ledakan di pos sinai 8 polisi mesir tewas, gagal jantung mantan presiden iran hashemi rafsanjani. 2. nasional. a. kado pahit brbagai knaikn (bbm, listrik, stnk-bpkb), slg lempar siapa inisiator, surat terbuka alumni itb, rencana #aksibelarakyat 121. b. prsidangan ahok ke4, saksi dr jpu, tertutup. ponpes soko tunggal gus nuril dkunjungi ahok (mui scr tdk sadar tlh makar). c. pernyataan perang opm dan pngibarn bendera du kjri melbourne. d. pbnu-netizen nu rilis situs radikal dan deklarasi anti-hoax, pmblokiran 11 situs islam. e. pidato megawati ultah pdip di gcc ttg ideologi tertutup (dogmatis, pemaksaan, totaliter, propaganda, anti-keberagaman).


Wiremesh murah hubungi Afandi - 081233336118. - Ada juga besi beton murah.

Jasa Pembuatan Pagar, Kanopi (+Renovasi)
WA ke 081233336118