PENULIS: Cecil Erwin Jr. Boham dan Ni Wayan Suwithi
Ni Wayan Suwithi,lahir di Bali, 20 Mei 1959. Menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada tahun 1981 dan menyelesaikan pendidikan Magister Manajemen pada tahun 1998 dari Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta.
Di samping itu pernah mengikuti pendidikan Perhotelan di BPLP Bali 1984,dan tentang Patiseri di BPLP Bandung 1986, pendidikan di luar negeri, antara lain tentang: Curriculum Development di Howthon Institute dan belajar Pastry and Bakery di William Angliss College Melbourne Australia(1985), Technologies of Continuing Education di Philipina(1994), Juga mengikuti berbagai seminar di dalam dan luar negeri. Beberapa seminar di luar negeri, antara lain:
tentang Skill Development for Poverty Alleviation for Rural Area di Bangkok(1996), dan pendidikan Certification IV in Assessment and Workplace Training, William Angliss Institute of Tafe, Australia, 2002. Gender Equality for Vocational Technical Education and Training di Brunai Darussalam(2003 ). Pengalaman kerja antara lain: sebagai Widyaiswara di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bisnis dan Pariwisata Departemen Pendidikan Nasional sejak tahun 1982. Di samping itu menduduki berbagai jabatan dan tugas antara lain: Sebagai Tenaga Teknis Ahli (Konsultan ) untuk bidang Hotel Training pada subdit Program Dit. PSMK, (2007) sebagai Koordinator Program Sekolah Bertaraf Internasional di PPPPTK Bisnis dan Pariwisata (2007) Kepala Instalasi Boga (1993-2000), General Manager Hotel Nusa Raya(1997-2002), Konsultan Pendamping VOCTEC PROJECT Australia(1997-1999), IIRT –World Bank (1998-1999), Kepala Jurusan Hotel dan Penanggungjawab program Community College (2004- sekarang). Sebagai Widyaiswara banyak terlibat dalam pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan di seluruh Indonesia. Sebagai pemegang Certificate IV, aktif membantu asosiasi Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) untuk melatih para Assessor.
Telah menulis buku dan modul yang berkaitan dengan Hotel dan Pariwisata, antara lain: Menerima dan memproses reservasi, Berkomunikasi melalui Telepon, Memproses transaksi keuangan, Membersihkan Lokasi area dan Peralatan (2004), Bekerja dengan Kolega dan Pelanggan ( 2005 ) dan beberapa modul yang diterbitkan oleh Direktorat, Puff Pastry, Garnish, Pengetahuan kue dan Roti, (2000)diterbitkan oleh IAPSD , Menu Control , dan Catering Service, (1999).
TENTANG PENULIS
Cecil Erwin Jr. Boham Saat ini adalah General Manager, Hotel REDTOP Jakarta jabatan ini disandang sejak tahun 2004 sampai sekarang Hotel Red-Top
Merupakan Hotel berbintang 4 dengan 390 kamar (rooms). Sebelum menjadi GM di Hotel Redtop, berbagai jabatan pada bidang perhotelan telah melengkapi pengalaman beliau di Hotel Nikko Jakarta, sebagai Assistant General Manager (EAM) 1 Juni 2003 s.d 31Mei 2004. Nikko Bali Resort dan Spa, Nusa Dua Bali5 star hotel, 390 rooms Resident Manager, Agustus 2001 s.d 31 Mei 2003 Sheraton Bandara Hotel, Jakarta 5 star hotel, 220 rooms Executive Assistant Manager, Assistant Manager Oktober 2000 s.d Agustus 2001 dan masih banyak lagi, Lahir di Surabaya 14 April 1959, penulis telah mengenyam pendidikan di Academy of Medical Analysis, University of Airlangga, Surabaya( Dropped out on 3rd Semester ),Pendidikan dasar dan menengah dilakoninya di Sidoarjo Jawa timur, serta mengikuti Elmi hotel training Center selama 6 bulan dan training lainnya dibidang perhotelan menyukai musik dan jalan-jalan, mengajar, berenang dan aktifitas lainnya
In Memoriam Ustadz Suratman 'Yusuf Al Ghadri', Panglima Berlin Yang Supel!
Ustadz Suratman 'Yusuf Al Ghadri', Panglima Berlin Yang Supel!.
Tahun 2011 merupakan tahap awal ustadz Suratman bergabung ke korps guru Darunnajah 2 Cipining Bogor. Namun demikian, sebenarnya kedekatan keluarga besarnya dengan Darunnajah sudah terjalin sejak lama.
Adalah ustadz Sudiono Ibnu Shomady, kakak ustadz Suratman, merupakan koordinator penjaringan santri kader Ashabunnajah di Kendal dan sekitarnya yang akan disekolahkan di Darunnajah 2 Cipining Bogor.
Kakak lainnya yang bernama ustadz Rosyid Ridha adalah alumni perdana Darunnajah Cipining (aldacipta) tahun lulus 1994.
Salah satu kakak ipar ustadz Suratman yang bernama ustadz Muhammad Furqan juga alumni TMI Darunnajah 2 Cipining Bogor tahun lulus 1996 (angkatan ketiga, astradana).
Kamsari, kakak ustadz Suratman lainnya, juga pernah masuk ke Darunnajah 2 Cipining Bogor pada tahun 1995 bersama-sama dengan penulis dan beberapa rekan lainnya. Ustadz Suratman Ibnu Shomady merupakan anak ke 13 dari 14 bersaudara.
Ustadz Suratman awalnya di samping tugas mengajar juga terlibat aktif di kepengasuhan santri bidang disiplin atau yang lebih familiar disebut qismul amn (bagian keamanan).
Kemudian, sesuai pengalamannya di almamaternya Pondok Modern Darussalam Gontor dan Pondok Pesantren Al Iman yang melibatkannya aktif di bagian Bersih Lingkungan (Berlin), maka ia diamanahi menjadi Kepala Bagian K4 (Kebersihan, Keindahan, Kerapihan, Kenyamanan).
Begitu tinggi kepercayaan pimpinan pesantren Darunnajah 2 Cipining Bogor, KH. Jamhari Abdul Jalal, Lc kepada ustadz Suratman sehingga ia ditugaskan menjadi penanggungjawab khusus K4 Pesantren yang berhak mengatur para santri piket kebersihan di bawah naungan Biro Pengasuhan Santri dan para karyawan kebersihan di bawah naungan Biro Rumah Tangga.
Pada tahun 2013 ustadz Suratman berhasil menyelesaikan studinya pada strata satu di Sekolah Tinggi Agama Islam Sholahuddin Al Ayyubi (STAISA) Jakarta.
Tidak selang lama, tepatnya pada 21 Juni 2014 ustadz Suratman mempersunting bidadari idamannya asal Padang yang bernama Yusni Anggraini.Dewan guru Darunnajah 2 Cipining Bogor berkesempatan menghadiri walimah pernikahannya di bilangan Pamulang.
Meskipun sempat gagal pada tahap kehamilan perdana, Alhamdulillah akhirnya mereka dikaruniai seorang putra penerus cerita pelanjut sejarah yang kini berusia 13 bulan bernama Muhammad Aulia Rizki.
Awal tahun 2017 ini ternyata sudah tertulis dalam grand scenario Allah SWT bahwa ustadz kelahiran Kendal, 2 Februari 1982 yang dikenal pandai bergaul dan penuh percaya diri tersebut harus kembali ke haribaanNya.
Senin, 16/1/2017 beberapa dewan guru mendampingi ustadz Suratman untuk berobat di RSUD Leuwiliang. Kemudian harus dirujuk ke RS Medika Bogor. Sekira pukul 01.00 wib sang mujahid telah dipanggil Allah SWT.
إنا لله وإنا إليه راجعون.
Selamat Jalan Sobat,
Semoga senantiasa bahagia di alam barzah hingga alam akhirat, aamiin.
Di bawah alunan kalimat Tahlil dan do'a dari dewan guru dan santri,
Darunnajah 2 Cipining Bogor,
Selasa, 17/1/2017,
Akhukum Fillah,
Muhlisin Ibnu Muhtarom
Karya-Karya Besar Pemimpin Besar
.jpg)
Baik sebagai muslim maupun non muslim, nasionalis maupun liberalis, sosialis maupun komunis.
Kita semua pasti mengenal pahlawan-pahlawan besar yang memperjuangkan sebuah Ideologi yang mereka yakini sebagai sesuatu kebenaran.
Karena Ideologi memang sebuah gagasan tentang terciptanya sebuah masyarakat yang baik yang sejatinya harus dperjuangkan.
Apalagi jika seorang manusia berjiwa Ideologis, maka semua yang dimilikinya akan diperjuangkan demi Ideologi yang sedang diperjuangkannya.
Sebagai Muslim kita sangat mengenal Rasulullah Muhammad SAW. Dialah Nabi terakhir Allah SWT yang diutus untuk nabi akhir zaman.
Dia pejuang sejati, sebelum diangkat sebagai seorang Rasul dia adalah pribadi yang mandiri karena sudah terbiasa menjadi pengembala domba di tanah mekkah yang terkenal tandus.
Dia seorang pemberani, karena semasa muda dia ikut dalam perang fijar, dimana perang dimenangkan oleh Mekkah.
Dia adalah seorang yang luar biasa, multi talenta. Umur 25 tahun dia sudah mampu menjadi pribadi yang agung yang begitu dikagumi masyarakatnya. Bahkan Siti Khadijah kepincut dan melamarnya.
Saat Muhammad umur 40 tahun, dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk ber tahanuts di gua saur. Tahanuts merupakan tradisi orang-orang mekkah saat itu. Jika mereka menghadapi masalah, atau ingin pemecahan maka mereka akan ber tahanuts.
Saat itu Muhammad diangkat sebagai seorang Rasul
Dia memulai perjuangannya, mulai dakwah sirih d rumah arqam. Dakwah terang-terangan hingga dia mendapat kekuatan dari Hamzah dan Umar bin Khatab.
Kemudian hijrah ke Medinah, memperkuat tatanan politik disana, menciptakan sistem tata negara yang baru sebelum akhirnya dia melakukan fatkhul mekkah atau penaklukan mekkah.
Yang menjadi hal paling luar biasa dan pelajaran bagi kita semua adalah konsistensi gaya hidup Rasulullah.
Sebelum diangkat jadi Rasul dia adalah saudagar kaya dan mapan, setelah jadi Rasul semuanya diberikan buat perjuangan Ideologinya.
Hingga saat Islam merdeka dan kaya pun Rasul masih hidup dalam kesederhanaan karena itu yang dia perjuangkan sejak awal. Dia tidak mau jadi pemimpin yang hanya rela mati saat berjuang, tapi disaat sudah merdeka dia menjadi lalai akan perjuangannya.
Itulah Rasulullah, perjuangannya diawal hingga akhir, tiada yang berubah.
Dari situlah kita belajar menjadi pejuang besar, belajar dari Rasulullah Muhammad SAW.
Pelajaran berharga bagi para pemimpin dan calon pemimpin besar. Terimakasih
--
Posting oleh Blogger ke Dani Camara pada 4/25/2013 07:41:00 AM
Kokom Komariah (Tokoh Indonesia) Penulis Buku
Kokom Komariah (Tokoh Indonesia) Penulis Bukuby Afandi |
Komentar | See all comments |
Sutriyati Purwanti (Tokoh Indonesia) Penulis Buku
Kokom Komariah M.Pd
Prihastuti Ekawatiningsih, M.Pd