Perlawanan Pangeran Diponegoro disusun dengan struktur militer Turki
SELAMATKAN GENERASI MUSLIM DARI PEMBODOHAN DAN KEBOHONGAN SEJARAH !!!
------------
Pangeran Diponegoro, menurut Babad Diponegoro yang ia tulis sendiri di Penjara Menado, menceritakan bahwa ia sejak muda telah mengabdi untuk agama, mengikuti jejak dan hidup moyangnya yang sangat taat agama. Moyangnya itu tinggal di Tegalrejo. Untuk menghindari pengaruh kraton Yogyakarta, ia tinggal bersama neneknya di Tegalrejo.1 Pemuda yang bernama Bendoro Raden Mas Ontowiryo sewaktu kecil ini mendapat gemblengan langsung dari neneknya (permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo) sehingga minat belajar Islamnya tinggi.2 Di tempat ini, selain memperdalam pengetahuan-nya tentang Islam, ia juga secara tekun melaksanakan ketentuan-ketentuan syariah Islam.
-----------
Penjajahan Belanda di Nusantara selama 350 tahun tidaklah berlangsung dengan mulus tanpa perlawanan. Bangsa Muslim yang memiliki kehormatan dan harga diri ini tak henti-hentinya melawan. Jihad mempertahankan negeri dari serangan penjajah kafir adalah jalan hidup mereka semenjak dahulu kala. Tapi siapa sangka, ternyata pengaruh khilafah Utsmaniyah sangat besar di dalamnya.
Berbicara tentang Pangeran Diponegoro pasti kita akan membahas ‘Perang Jawa’. Terkait Perang Jawa, menurut Carey (dosen di Trinity College, Inggris), ada faktor kembar yang mendorong Pangeran Diponegoro—seorang adiwangsa Keraton Yogyakarta yang semula bersikap netral dan tidak menunjukkan ambisi politik apapun—mendeklarasikan “perang suci” itu melawan Belanda, yaitu krisis agraria yang melanda Jawa Tengah tahun 1823- 1825 dan berbagai tindakan yang tak pantas yang ditunjukkan para petinggi Belanda di Yogyakarta. Hal itu antara lain terefleksi dalam sindirannya kepada Residen Yogyakarta HG Baron Nahuys van Burgst dalam babad-nya, “Karemannya mangan minum/lan anjrah cara Welanda & apos (Sukanya makan-minum dan menyebarkan kebiasaan orang Belanda).
Ini adalah salah satu perlawanan terbesar yang sangat merepotkan Belanda . Perang Jawa (Java Oorlog) berlangsung dalam kurun 1825-1830. Perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro ini berlangsung di sebagian Pulau Jawa. Medannya membentang dari Yogyakarta di pantai selatan hingga perbatasan Banyumas di barat dan Magelang di utara. Meski wilayah ini relatif kecil dalam ukuran zaman sekarang, kawasan ini adalah pusat kerajaan Jawa yang mulai digerogoti oleh kekuasaan Belanda.
Perlawanan ini berkobar lama dan berdarah, ratusan ribu korban jatuh, terutama dari pihak Muslim. Belanda sendiri kehilangan ribuan prajurit dan kasnya hampir kosong untuk membiayai perang.
Belanda menghadapi musuh berat yang menentangnya bukan semata sebagai kekuatan penjajah yang merampas hak, namun sebagai kekuatan kafir yang membahayakan akidah Islam.
Oleh karena itu, dalam memimpin “Perang Jawa” Diponegoro senantiasa diwarnai oleh ajaran Islam dan bahkan berusaha agar syariah Islam itu tegak di dalam daerah kekuasaannya. Hal ini dapat dilihat dari surat Diponegoro yang ditujukan kepada penduduk Kedu, yang ditulis dalam bahasa Jawa, antara lain berbunyi:
“Surat ini datangnya dari saya, Kanjeng Gusti Pangeran Diponegoro, bersama dengan Pangeran Mangkubumi di Yogyakarta Adiningrat, kepada sekalian sahabat di Kedu, menyatakan bahwa sekarang kami sudah minta tanah Kedu. Hal ini harus diketahui oleh semua orang baik laki-laki maupun perempun, besar atau kecil, tidak usah kami sebutkan satu demi satu. Adapun orang yang kami suruh bernama Kasan Basari. Jikalau sudah menurut surat undangan kami ini, segeralah sediakan senjata, rebutlah negeri dan ‘betulkan agama Rasul’. Jikalau ada yang berani tidak mau percaya akan bunyi surat saya ini, maka dia akan kami penggal lehernya…” Kamis tanggal 5 bulan Kaji tahun Be (31 Juli 1825).4
Kiai Mojo adalah seorang ulama terkenal dari daerah Mojo Solo. Ia adalah seorang penasihat keagamaan Diponegoro yang memberikan corak dan jiwa Islam dalam perjuangan yang dia pimpin. Selain penasihat Diponegoro, ia juga memimpin pasukan bersama-sama anaknya di daerah Solo. Sebelum Perang Jawa pecah, ia telah berkenalan erat dengan Diponegoro. Karena itu, tatkala perang dicetuskan ia bersama anaknya, Kiai GazaIi, dan para santrinya bergabung dengan pasukan Diponegoro.
Langkah yang ditempuh oleh Diponegoro adalah mengeluarkan seruan kepada seluruh rakyat Mataram untuk sama-sama berjuang menentang penguasa kolonial Belanda dan para tiran, yang senantiasa menindas rakyat. Seruan itu antara lain berbunyi, “Saudara-saudara di tanah dataran! Apabila saudara-saudara mencintai saya, datanglah dan bersama-sama saya dan paman saya ke Selarong. Siapa saja yang mencintai saya, datanglah segera dan bersiap-siap untuk bertempur.”
Seruan ini disebarluaskan di seluruh Tanah Mataram, khususnya di Jawa Tengah, dan mendapat sambutan hampir sebagian besar lapisan masyarakat. Daerah Selarong penuh sesak, dipenuhi oleh pasukan rakyat! 5
Seruan ini disambut baik oleh Kiai Mojo, seorang ulama besar dari daerah Mojo-Solo. Ia datang bersama barisan santrinya, menggabungkan diri dengan pasukan Diponegoro. Ia menyerukan ‘perang sabil’ terhadap pihak penguasa kolonial Belanda. Jejak Kiai Mojo dengan santrinya diikuti oleh para ulama dan santri-santri dari Kedu di bawah pimpinan Pangeran Abubakar; juga Muhamad Bahri, penghulu Tegalrejo. ‘Perang Sabil’ menentang penguasa kolonial Belanda-Kristen meledak membakar hampir seluruh Tanah Mataram, bahkan sampai ke Jawa Timur dan Jawa Barat.
Dilihat dari para pelaku utama dalam Perang Jawa ini dapat disimpulkan bahwa Islam memegang peranan penting dalam memberikan motivasi dan inspirasi untuk menentang kezaliman dan tirani yang bertitik kulminasi dengan meletusnya perang tersebut. Kesimpulan ini sejalan dengan tulisan W.F. Wertheim yang antara lain menyatakan bahwa faktor baru muncul pada abad ke-19 saat daerah-daerah di Indonesia rakyat tani banyak yang masuk Islam. Hal ini memperkuat posisi para kiai, karena sekarang mereka dapat mengandalkan dukungan kuat dari rakyat. Para penguasa kolonial Belanda terus-menerus berkonfrontasi dengan sultan-sultan Indonesia. Hal ini mendorong mereka untuk mempersatu-kan diri dengan para kiai serta mengibarkan bendera Islam; sultan-sultan itu dapat mengobarkan pemberontakan umum.6
Pangeran Diponegoro, dengan tipudaya licik dari Belanda, akhirnya bisa ditaklukkan dan dibuang ke Manado dan Makassar hingga meninggal di sana. Namun demikian, tampak bahwa Perang Jawa yang dahsyat dan penuh patriotisme telah digerakkan dan dipimpin oleh tokoh-tokoh pejuang Islam, yang hampir sebagian terbesar berideologi Islam dan bertujuan mendirikan negara merdeka yang berdasarkan Islam.
Fakta-fakta sejarah yang terungkap, baik latar belakang yang mewarnai para tokoh Perang Jawa, masa peperangan yang memakan waktu lima tahun lebih, yang diisi dengan menegakkan syariah Islam di dalam kehidupan pasukan Diponegoro sampai pada saat perundingan dengan Belanda, serta tujuan yang akan dicapai, semuanya adalah bukti yang kuat bahwa Diponegoro dan pasukannya telah melakukan perjuangan politik Islam untuk mendirikan negara Islam di Tanah Jawa.7
Struktur Militer Utsmani dalam Laskar Diponegoro
Perlawanan Pangeran Diponegoro disusun dengan struktur militer Turki. Nama berbagai kesatuannya merupakan adaptasi dari nama kesatuan militer Khilafah Utsmani. Panglima tertingginya adalah Sentot Ali Basah, adaptasi dari gelar Ali Pasha bagi jenderal militer Turki. Sementara unit-unitnya antara lain bernama Turkiyo, Bulkiyo dan Burjomuah menunjukkan pengaruh Turki. Bulkiyo adalah adaptasi lidah jawa bagi Bรถlรผk, struktur pasukan Turki dengan kekuatan setara resimen. Sementara jabatan komandannya adalah Bolukbashi.
Susunan militer khas Turki ini membedakan pasukan Diponegoro dengan pasukan Mangkunegaran Surakarta yang menggunakan struktur legiun (mengadopsi sistem Perancis). Juga berbeda dengan kesultanan Yogyakarta yang menggunakan struktur bregodo (brigade, mengadopsi sistem Belanda).
Kiriman Senjata
Tak hanya struktur militer ala Turki, Belanda bahkan mencurigai (Perang Jawa atas perintah Khilafah Utsmaniy di Turki) ada kiriman senjata dari Turki melalui pantai selatan Jawa. Karenanya pantai yang menghadap Samudera Hindia ini dijaga ketat. Deretan benteng kokoh dibangun Belanda menghadap lautan selatan. Sisanya antara lain masih bisa ditemukan di Cilacap, Jawa Tengah, dan Pangandaran, Jawa Barat. Penduduk lokal kini menyebutnya benteng pendhem (terpendam) karena sebagian strukturnya terpendam di bawah tanah.
Tak cukup dengan benteng berbentuk tembok fisik, benteng mitos agaknya juga dibangun oleh Belanda. Termasuk dengan menanamkan mitos tentang keramatnya pantai selatan. Belakangan muncullah mitos tentang Ratu Kidul yang hingga kini masih disembah dengan berbagai ritual oleh keraton maupun penduduk pesisir selatan.
Mitos tentang pantai selatan itu membuat penduduk lokal selalu dibayang-bayangi ketakutan pada kemurkaan Ratu Kidul. Mereka takut dan enggan mengeksplorasi potensinya. Termasuk potensinya sebagai gerbang hubungan internasional dengan dunia luar. Inilah yang diharapkan Belanda, perjuangan Muslim di Nusantara terisolir dari dunia Islam.
Dugaan penciptaan mitos oleh Belanda ini tidak berlebihan. Di antara program yang intens dilakukan oleh Belanda melalui sisi budaya adalah nativikasi. Upaya mengembalikan penduduk Muslim di Nusantara pada kepercayaan dan agama “asli” atau lokal. Program inilah yang mendorong Belanda tak segan mengeluarkan dana besar untuk mengkaji naskah-naskah kuno yang kini kebanyakan tersimpan di Leiden.
Hasil riset itu kemudian diwujudkan dalam tulisan-tulisan dan kitab-kitab yang kerap menjadi pegangan kelompok Kejawen seperti Darmogandhul dan Gathuloco. Isinya mengagungkan kehidupan Jawa pra-Islam, melecehkan syariat Islam dan mempromosikan teologi Kristen secara tersamar. Meski dianggap kitab kuno, penelitian sejarawan Muslim seperti Susiyanto dari Pusat Studi Peradaban Islam menunjukkan bahwa kitab-kitab itu dikarang pada era Belanda dan memuat ajaran teologi Kristen.
-------------
--------------
SUMBER :
1 Abdul Qadir Djaelani, Perang Sabil versus perang Salib (Ummat Islam Melawan Penjajah Kristen Portugis dan Belanda) Yayasan Pengkajian Islam Madinah Al-Munawwaroh, Jakarta 1420 H / 1999 M.
2 yudhitc.wordpress
3 Ibid.
4 Abdul Qadir Djaelani, Perang Sabil versus perang Salib (Ummat Islam Melawan Penjajah Kristen Portugis dan Belanda), Yayasan Pengkajian Islam Madinah Al-Munawwaroh, Jakarta 1420 H / 1999 M.
5 Ibid.
6 Ibid.
7 Ibid.
hizbut-tahrir.or.id
Sumber lain
~~~ SEBARKAN RAIH AMAL SHOLEH ~~~
DOSA DAN BAHAYA DUSTA (Kaffah 88)
8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati
Assalamu 'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh ๐๐ฟRenungan ๐ 8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati,
Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini
➡ Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan.
➡ Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya.
➡ Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah.
➡ Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja.
1. Alam Barzakh (Alam Kubur)
Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati.
Didalam alam kubur inilah manusia sudah bisa mengetahui dimana akan tinggal di akhirat kelak, apakah di surga atau di neraka.
Setelah manusia memasuki alam kubur, ia akan ditanya oleh 2 malaikat yang bernama Munkar dan Nangkir. Malaikat itu menanyakan tentang siapa Tuhan si Mayit, apa agamanya, apa kitab yang menjadi pedomannya dan siapa nabinya?
Si mayit akan menjawab pertanyaan 2 malaikat tersebut sesuai dengan amaliyahnya di dunia, yaitu siapa yang menjadi tuhannya dalam pengamalannya ketika hidup di dunia.
Apa agamanya ketika hidup di dunia, apa kitab yang menjadi pedomannya ketika hidup di dunia, dan siapa nabi yang ia ikuti ketika di dunia.
Semua pertanyaan itu akan dijawab sesuai dengan pengamalannya ketika hidup d dunia. Sehingga tidak bisa direkayasa.
Dan jika ia lulus dari pertanyaan 2 malaikat tadi, maka ia akan diistirahatkan di taman surga untuk menunggu
kiamat. Namun jika ia gagal dari 2 malaikat tadi, maka ia akan ditempatkan di terasnya neraka sampai hari kiamat.
2. Hari Kebangkitan
Hari kebangkitan adalah kehidupan setelah mati menurut islam selanjutnya yang akan dijalani setelah malaikat israfil meniupkan sangkakalanya.
Ketika malaikat israfil meniupkan sangkakala yang pertama, maka semua makhluk akan binasa. Kemudian ia meniupkan untuk yang kedua kalinya, sehingga semua makhluk akan hidup kembali tanpa terkecuali.
3. Penggiringan Ke Padang Mahsyar
Setelah semua makhluk dibangkitkan tanpa terkecuali, termasuk dari golongan jin, manusia dan hewan. Padang Mahsyar adalah tempat datar yang sangat luas.
Di tempat ini semua makhluk dari bumi dan langit lapisan ketujuh dikumpulkan untuk diadili. Semuanya berkumpul dalam keadaan berdesak-desakan.
Setiap manusia pada hari itu akan diadili dengan diiringi oleh 2 malaikat.
Yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas semua perbuatannya di dunia.
4. Yaumul Mizan (Hari Penimbangan Amal Baik dan Amal Buruk)
Setelah semua makhluk terkumpul dalam padang mahsyar.
Tibalah saatnya untuk memperlihatkan buku catatan amal dari jin dan manusia.
Amal mereka akan ditimbang dan dihitung, mana yang lebih banyak, amal baik atau amal buruk.
5. Yaumul Hisab
Setelah menerima buku catatan, para jin dan manusia akan menjalani penghitungan amalnya.
Semua amal kebaikan sekecil apapun akan mendapat balasannya. Dan sebaliknya, semua amal kejelekan sekecil apapun juga akan mendapat balasannya.
“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” [QS. Al-Ghashiyah ayat 25-26]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di dalam sholat dengan mengucapkan:
Allohumma haasibni hisaaban yasiiro (Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.)
Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya tentang apa itu hisab yang mudah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barangsiapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, VI/48, 185, al-Hakim, I/255, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam Kitaabus Sunnah, no. 885. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi]
6. Melintasi Jembatan yang Lurus (Shirotol Mustaqim)
Setelah melalui proses hisab. Semua manusia akan melewati jembatan yang lurus atau yang biasa disebut dengan Shirotol Mustaqim.๐๐ฟ
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu
SPIRIT TAHAJUD.(75) 2703๐ป
Ujian Hidup dan Kehidupan
✍ Sejatinya Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk melihat seberapa besar kemampuan manusia dalam menjalanai dan melewati ujian tersebut. Ibarat sebuah ujian di sekolah, dimana guru memberikan lembar soal ujian yang bertujuan agar siswa mampu memecahkan permasalan lalu hasilnya akan dinilai oleh guru tersebut hingga di akhir semester nilai ujian itu akan terpampang dengan peringkat antar siswa saling berbeda satu sama lainnya, tentunya tergantung dari kemampuan siswa mengisi soal ujian tersebut.๐ท
๐Hal itu pun sama dengan ujian hidup, Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk mengetahui setiap kemampuan hamba2-Nya dalam memecahkan permasalahan hidup, baik masalah harta, anak, keluarga, tempat kerja, ataupun masalah-masalah lainnya. Allah SWT berfirman,” Dan sungguh, Kami benar-benar menguji kalian dengan sedikit dari rasa takut, lapar, krisis moneter, krisis jiwa dan krisis buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Innalilahi wa ina ilaihi rajiun (Kami milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami akan kembali)’. Mereka lah orang-orang yang mendapatkan keberkahan dan kasih sayang dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk,” (QS. Al Baqarah:155-157).๐ด
✍ Bahkan Nabi SAW bersabda: “Sungguh, besarnya pahala bersamaan dengan besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang rela, maka baginya ridha-Nya, dan barang siapa yang benci, maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya,” (HR. At Tirmidzi). Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil pelajaran apabila kita ditimpa musibah atau ujian hidup:☘
๐ 1. Berdasarkan hadits Nabi SAW diatas yang berbunyi, “…Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. ..”. Maka hal ini menandakan bahwa setiap ujian manusia terima adalah sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Logikanya, seseorang yang menyanyangi orang lain itu akan sering memperhatikan orang yang disayanginya, pun dengan Allah kepada hamba-Nya, dengan datangnya ujian berarti Allah sedang memperhatikan diri kita dan bentuk perhatian inilah sebagai salah satu ciri bahwa Allah sayang dan cinta kepada hamba-Nya yang ditimpa musibah. ๐
๐ 2. Dengan adanya ujian hidup membuat diri kita semakin bersabar. Sebagaimana dalam firman Allah SWT : “Adakah kalian mau bersabar?”,(QS. Al Furqon : 20). ... Artinya bahwa Allah memberikan ujian itu ingin melatih kebiasaan kita agar belajar bersabar. Logikanya, dengan seringnya datang ujian meski awalnya sulit namun karena sudah terbiasa maka seiring berjalannya waktu kesulitan itu kan sirnah bahkan kita pun akan terbiasa menyelesaikan ujian-ujian yang datang kepada diri kita. Sehingga tentunya Allah membuat ujian hidup semata-mata ingin menaikan derajat hamba-Nya agar mencapai derajat sabar. ๐ฟ
๐ 3. Melatih kita untuk belajar bersyukur. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7). Wallahu’alam []
Komunitas Makan Bubur Nggak Diaduk
1. Komunitas Makan Bubur Nggak Diaduk
2. Komunitas Makan Bubur Diaduk
3. Komunitas Masak Indomie Bumbunya Disobek Pakai Tangan Kosong
4. Komunitas Mie Goreng Telor Ceplok Dipisah Kerupuk Makan Belakangan
5. Komunitas Nasi Goreng Bungkus Kerupuknya Lupa Dimakan (NGBKLD )
6. Komunitas Emak-emak Nyuci Pagi Hari Jemurnya Besoknya Lagi
7. Komunitas Tuang Kecap Zigzag
8. Komunitas Emak Lupa Nyetekin Mejikom
9. Komunitas Emak-emak Sen Kiri Belok Kanan
10. Komunitas Makan Bakso Yang dimakan duluan Mie dan Kuahnya
11. Komunitas Emak-emak Malas Nyetrika
12. Komunitas nyetrika baju pas mau dipakai saja
13. Komunitas Makan Somay Nggak Pake Pare
14. Komunitas Mkn Bakso, Pentol Baksonya Dimakan Belakangan (KMBPBDB)