Kerajaan Samudera Pasai dapat disebut sebagai penerus Kerajaan
Perlak. Penyebaran Islam dari Kerajaan Perlak mencapai wilayah
Samudera Pasai sejak awal berdirinya Kerajaan Perlak. Pada saat
Kerajaan Perlak diperintah oleh Sultan XVII, yaitu Sultan Makhdum
Alauddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat, terjadi
pernikahan politik antara dua putri Sultan dengan penguasa negeri
tetangga. Putri pertama, yaitu Putri Ratna Kamala dinikahkan dengan
Raja Kerajaan Malaka, Sultan Mahmud Shah atau Parameswara dan
putri kedua, Putri Ganggang, dinikahkan dengan Raja Samudera
Pasai, Al-Malikus Saleh. Setelah sultan ke-18 meninggal, Kerajaan
Perlak dan Samudera Pasai disatukan di bawah pemerintahan
Samudera Pasai, Sultan Muhammad Malik az-Zahir, putra Al-Malikus
Saleh dengan Putri Ganggang.
Penyatuan kerajaan ini terjadi pada abad XIII dan terletak di
daerah pantai timur Aceh. Kerajaan Samudera Pasai terdapat di
sekitar Kota Lhokseumawe saat ini. Hal ini dibuktikan dengan sumber
sejarah berupa penemuan batu nisan bertuliskan Sultan Malik
as-Saleh dengan angka tahun 1297. Sultan Malik as-Saleh adalah raja
pertama Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini menjadi kerajaan
yang sangat terkenal di Kepulauan Sumatra hingga ke luar negeri.
Bahkan, seorang utusan dari Sultan Delhi di India bernama Ibnu
Batutah pernah berkunjung ke Samudera Pasai dan menggambarkan
Samudera Pasai sebagai negeri yang memeluk Islam beraliran Sunni
dan dipimpin oleh seorang raja yang alim.
Selengkapnya : Kerajaan Islam di Indonesia : Nusantara
Masuknya Islam di Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar