Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586. Kerajaan
Mataram didirikan oleh Sutawijaya dengan gelar Panembahan
Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Gelar ini menunjukkan
keberadaan agama Islam dalam kehidupan Kerajaan Mataram Islam.
Pada masa kekuasaannya, Mataram diliputi sejumlah pemberontakan
dari berbagai wilayah kerajaan. Para bupati yang semula tunduk pada
kekuasaan Pajang, secara serentak menolak Mataram. Akan tetapi,
masalah ini dapat segera diatasi. Pemberontakan-pemberontakan
yang terjadi berhasil dipadamkan. Kerajaan Mataram mencapai masa
kejayaan pada masa kekuasaan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang
bergelar Sultan Agung Senopati Ing Alaga Ngabdurrahman
Khalifatullah. Saat itu kekuasaan Mataram Islam mencapai wilayahyang sangat luas dan seluruhnya berhasil disatukan.
Pada masa Sultan Agung, Kerajaan Mataram Islam mencapai
puncak kejayaannya. Artinya, prestasi yang diperoleh Sultan Agung
belum dapat dikalahkan oleh para penerusnya. Beberapa usaha aktif
yang dilakukan oleh Sultan Agung adalah upayanya untuk mengusir
penjajah Belanda yang menggunakan baju VOC di Batavia atau
Jayakarta. Usaha Sultan Agung ini dilakukan pada tahun 1628 dan
1629 Masehi. Meskipun tidak sepenuhnya berhasil, usaha ini
menyebabkan Belanda mengubah taktik penjajahannya di Nusantara.
Upaya lain yang dilakukan oleh Sultan Agung adalah penguatan ekonomi rakyat dan penyebarluasan agama Islam. Pada masa tersebut, upaya mendekatkan agama Islam dengan tradisi yang berkembang di masyarakat mendapat sambutan masyarakat luas. Dengan usaha ini Islam dapat diterima oleh kalangan luas masyarakat.
Setelah kepemimpinan Sultan Agung, penguasa silih berganti dengan berbagai corak dan prestasi yang berhasil dicapai. Pada masa perjuangan kemerdekaan, Kerajaan Mataram dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sebagai raja dan pejuang kemerdekaan, beliau aktif menggalang perjuangan untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan. Meskipun ia seorang raja, wawasan kebangsaannya
Kerajaan Mataram masih ada hingga saat ini meskipun melebur dengan negara Indonesia sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta.
tidak tersekat oleh batas kerajaannya. Oleh karena itu, saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX mengikrarkan kesetiaan untuk bergabung dengan Republik Indonesia. Keputusan tersebut merupakan keputusan yang fenomenal. Dengan ikrar keputusan tersebut, Kerajaan Mataram diberi status khusus sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kerajaan Mataram Islam bertahan hingga saat ini dalam bentuk dua kerajaan, yaitu Kesultanan Ngayogjakarta Hadiningrat dengan rajanya Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Kesunanan Surakarta dengan rajanya Sri Susuhunan Pakubuwono XII.
Selengkapnya : Kerajaan Islam di Indonesia : Nusantara
Masuknya Islam di Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar