Bagaimanakah anda melakukan penyiapan media kultur yang akan digunakan untuk membudidayakan phytoplankton secara terkontrol ? Apakah media kultur itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut mari kita diskusikan dan pelajari bab pada buku ini atau mencari referensi lain dari internet, majalah dan sebagainya.
Media adalah bahan atau zat sebagai tempat hidup pakan alami. Kultur adalah kata lain dari budidaya yang merupakan suatu kegiatan pemeliharaan organisme. Jadi media kultur adalah bahan yang digunakan oleh suatu organisme sebagai tempat hidupnya selama proses pemeliharaan. Dalam hal ini phytoplankton pada umumnya merupakan organisme air yang hidupnya melayang-layang mengikuti pergerakan air dalam bentuk jasad nabati dan mempunyai ukuran yang relatif sangat kecil dan disebut sebagai mikroorganisme. Oleh karena itu untuk dapat membudidayakan phytoplankton kita harus menyiapkan media yang tepat untuk phytoplankton tersebut agar dapat tumbuh dan berkembang.
Media seperti apakah yang dapat digunakan untuk tumbuh danberkembang pakan alami dari kelompok phytoplankton ini. Media tempat tumbuhnya pakan alami sangat berbeda untuk setiap jenis pakan alami. Pada subbab sebelumnya sudah dijelaskan berbagai jenis pakan alami yang dapat dibudidayakan. Setiap jenis pakan alami tersebut mempunyai media tumbuh yang berbeda. Didalam buku ini akan dibicarakan tentang media tumbuh dari phytoplankton.
Jenis phytoplankton yang banyak dibudidayakan pada usaha budidayaperikanan laut adalah Chlorella, Tetraselmis dan Skeletonema costatum. Dari ketiga jenis phytoplankton tersebut secara proses pembuatan medianya hampir sama yang membedakannya adalah jenis pupuk dan volume media yang digunakan. Media tempat tumbuhnya phytoplankton ini dapat dikelompokkan dalam tiga tahap kegiatan yaitu isolasi dan teknik kultur murni di laboratorium, teknik kultur skala semi massal dan teknik kultur skala massal.
Media Kultur murni
Teknik kultur phytoplankton dalam skala laboratorium dilakukan dalam ruangan tertutup dan ber-AC. Hal ini diperlukan agar suhu selalu terkendali dan mencegah kontak dengan lingkungan luar yang dapat menyebabkan kontaminasi sehingga mengurangi kemurnian phytoplankton yang dikultur. Sumber cahaya yang digunakan agar proses fotosintesis terjadi adalah lampu neon TL dengan kekuatan cahaya 2000 – 8000 lux, sedangkan sumber aerasi menggunakan HI-Blower tersendiri yang dilengkapi dengan saringan untuk memperkecil kontaminasi.
Metode kultur murni phytoplankton di laboratorium untuk memperoleh satu jenis phytoplankton (monospesies) dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Metode media agar
2. Metode subkultur
3. Metode pengenceran berseri
4. Metode pipet kapiler
Metode media agar kultur murni phytoplankton PAKAN ALAMI Ikan
Metode subkultur
Metode subkultur adalah suatu metode mengisolasi mikroalga dimana metode ini dapat digunakan jika mikroalga yang kita inginkan bukan mikroalga yang dominan. Peralatan yang digunakan dalam mengisolasi phytoplankton dengan metode ini adalah mikroskop, pipet, autoclave, oven, Haemocytometer, gelas ukur, gelas piala dan tabung rekasi. Bahan-bahan yang digunakan adalah medium Bristole, air tanah, akuades, vitamin B12, vitamin B6, vitamin B1 dan sampel air kolam.
Adapun prosedur yang digunakan dalam metode subkultur ada dua tahapan yaitu pertama melakukan sterilisasi peralatan dan bahan yang akan digunakan , kedua adalah melakukan isolasi.
Sterilisasi dilakukan pada semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam kultur mikroalga/ phytoplankton. Untuk peralatan gelas seperti pipet, gelas ukur, gelas piala dan tabung reaksi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mencuci semua peralatan tersebut dengan menggunakan sabun yang tidak mengandung deterjen kemudian dibilas sampai bersih.
2. Bilaskan peralatan pada point satu dengan menggunakan HCl 0,1 N dan kemudian dibilas kembali dengan akuades.
3. Biarkan peralatan tersebut kering udara
4. Setelah peralatan kering udara masukkan peralatan tersebut ke dalam autoclave dengan suhu 120oC dengan tekanan 1 atm selama 20 menit atau menggunakan oven dengan suhu 150oC selama 1 jam.
5. Sedangkan untuk bahan yang akan digunakan sebagi media kecuali vitamin, sterilisasi dilakukan dengan cara memakai autoclave pada suhu 120oC dengan tekanan 1 atm selama 15 menit. Karena pemanasan dapat merusak vitamin maka larutan ini disterilisasikan dengan menggunakan metode penyaringan.
Isolasi mikroalga dengan menggunakan metode subkultur dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut :
1. Siapkan air tanah dengan melarutkan 1 sendok teh tanah kering dalam 200 ml air, kemudian tempatkan dalam wadah yang tertutup. Kukus media selama dua jam pada dua hari berturut-turut, kemudian dinginkan dalam suhu ruang atau di lemari es selama 24 jam sebelum digunakan.
2. Buat medium air tanah dengan cara mencampurkan 960 ml medium Bristol dengan 40 ml air tanah.
3. Ambil masing-masing 1 ml sampel air kolam kemudian encerkan 10 kali
4. Ambil masing-masing 1 ml sampel air kolam yang sudah diencerkan tadi lalu masukkan masing-masing kedalam tabung reaksi yang sudah berisi 9 ml media Bristol dan media air tanah.
5. Letakkan tabung reaksi dalam rak kemudian di tempatkan dibawah lampu dan amati pertumbuhan dan jenis mikroalga yang tumbuh pada masingmasing media.
Metode Pengenceran Berseri
Metode pengenceran berseri merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengisolasi mikroalga atau phytoplankton jika jenis mikroalga atau phytoplankton yang kita inginkan adalah jenis yang dominan. Adapun peralatan yang digunakan adalah sama dengan metode subkultur, sedangkan bahan yang digunakan adalah medium Bristol, akuades, sampel air kolam, vitamin B12, vitamin B6 dan vitamin B1.
Peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam metode pengenceran berseri dilakukan isolasi. Isolasi peralatan dan bahan yang akan digunakan sama dengan metode subkultur. Sedangkan prosedur isolasi dengan cara pengenceran berseri dengan prosedur sebagai berikut :
1. Ambil sampel air kolam sebanyak 1 ml kemudian diencerkan dengan cara dimasukkan dalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml medium Bristol lalu aduk.
2. Ambil lagi 1 ml sampel dari tabung reaksi pada tahap 1 tersebut, kemudian masukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi medium Bristol sebanyak 9 ml.
3. Lakukan pengenceran seperti tahapan ke dua tersebut sampai lima kali pengenceran. 4. Susun semua tabung reaksi tersebut dalam rak tabung reaksi kemudian letakkan di bawah cahaya lampu.
5. Amati pertumbuhan dan jenis mikroalga yang tumbuh dominan selama 7 hari dibawah mikroskop dan hitung populasi kepadatan mikroalga atau phytoplankton dengan menggunakan Haemocytometer.
Metode Pipet Kapiler
Metode kultur murni dengan menggunakan metode pipet kapiler dapat dilakukan dengan cara sel mikroalga atau phytoplankton yang akan dikultur dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler steril lalu dipindahkan ke dalam media yang sesuai. Pipet yang akan digunakan untuk metode ini adalah pipet yang mempunyai diameter berkisar antara 3 – 5 kali besar phytoplankton yang akan diisolasi dan pipetnya dilakukan pembakaran pada bagian ujungnya. Proses isolasi ini dilakukan dibawah mikroskop dengan cara mengambil phytoplankton yang diperoleh dengan menggunakan alat plankton net. Kemudian phytoplankton tersebut dilakukan penyaringan dan diteteskan pada gelas obyek. Dengan menggunakan pipet kapiler ambil tetesan pytoplankton tersebut dan amati dibawah mikroskop. Kemudian pytoplankton tersebut dikultur dalam tabung reaksi volume 10 ml yang telah diperkaya dengan jenis pupuk yang sesuai dengan phytoplankton yang akan diisolasi dan lakukan pengamatan jenis phytoplankton yang tumbuh dibawah mikroskop setiap hari dan lakukan kegiatan tersebut sampai diperoleh jenis phytoplankton yang diinginkan.
Media kultur semi massal dan massal
Media yang digunakan untuk teknik kultur phytoplankton skala semi massal berbeda dengan teknik kultur murni. Pada teknik kultur ini dilakukan diruang terbuka tetapi beratap transparan agar bisa memanfaatkan sinar matahari. Kegiatan ini umumnya dilakukan dalam akuarium bervolume 100 liter sampai dengan bak fiber 0,3 m3. Bibit yang digunakan untuk kultur semi massal berasal dari kultur murni. Bibit yang digunakan diambil sebanyak 5 – 10% dari volume total yang akan dikultur. Pupuk yang digunakan adalah pupuk teknis dan sewaktu-waktu dapat menggunakan pupuk laboratorium. Komposisi jenis pupuk yang digunakan pada media kultur dapat dilihat pada Tabel tersebut.
Tabel Komposisi pupuk phytoplankton Semi Massal
No. | Bahan kimia | Pupuk Conwy | Pupuk Guillard | Pupuk TMRL | Pupuk BBL SM |
---|---|---|---|---|---|
1. | NaNO3/KNO3 | 100 gr | 84,2 gr | 84,2 gr | 50 gr |
2. | Na2EDTA | 5 gr | 10 gr | 10 gr | 5 gr |
3. | FeCl3 | 1,3 gr | 2,9 gr | 2,9 gr | 1 gr |
4. | MnCl2 | 0,36 gr | 0,36 gr | 0,36 gr | - |
5. | H3BO3 | 33,6 gr | - | - | - |
6. | Na2HPO4 | 20 gr | 10 gr | 10 gr | 10 gr |
7. | Na2SiO3 | - | 50 gr | 50 gr | 15 ml |
8. | Trace metal Solution | 1 ml | 1 ml | 1 ml | 0,5 ml |
9. | Vitamin | 1 ml | 1 ml | 1 ml | 1 ml |
10. | Aquabides | 1000 ml | 1000 ml | 1000 ml | 1000 ml |
11. | Urea | - | - | - | 40 gr |
12. | ZA | - | - | - | 30 gr |
Teknik kultur phytoplankton selanjutnya adalah teknik kultur skala massal, dengan menggunakan bibit dari hasil kultur skala semi massal. Volume media kultur semi massal 100 liter sampai 0,3 meterkubik. Teknik kultur yang terakhir adalah teknik kultur skala massal dimana pada teknik ini bibit yang digunakan berasal dari teknik skala semi massal. Kegiatan ini dilakukan pada bak-bak kultur berukuran besar dan dilakukan diluar ruangan dengan volume berkisar antara 40 – 100 meterkubik. Media kultur yang dibuat pada tahap ini menggunakan pupuk teknis seperti urea, ZA, TSP. Komposisi pupuk untuk teknik kultur secara massal dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Komposisi pupuk kultur massal
No. | Bahan kimia | Pupuk Yashima (ppm) | Pupuk diatom (ppm) | Pupuk Phyto A (ppm) | Pupuk Phyto B (ppm) | Pupuk Phyto C (ppm) |
---|---|---|---|---|---|---|
1. | Urea | 10 | 30 | 30 | 50 | 50 |
2. | ZA | 100 | 40 | 30 | 20 | 50 |
3. | TSP | 10 | 20 | 10-15 | 10-15 | 15-20 |
4. | Molase/orgami | - | 10 | 10 | 10 | 15 |
5. | Silikat Teknis | - | 5-20 | - | - | - |
Langkah kerja dalam menyiapkan media tempat tumbuhnya pakan alami phytoplankton semi massal dan massal adalah :.
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dan sebutkan fungsi dan cara kerja peralatan tersebut!
2. Tentukan wadah yang akan digunakan untuk membudidayakan pakan alami !
3. Bersihkan wadah dengan menggunakan sikat dan disiram dengan air bersih, kemudian lakukan pensucihamaan wadah dengan menggunakan desinfektan sesuai dengan dosisnya.
4. Bilaslah wadah yang telah dibersihkan dengan menggunakan air bersih.
5. Pasanglah peralatan aerasi dengan merangkaikan antara aerator, selang aerasi dan batu aerasi, masukkan kedalam wadah budidaya. Ceklah keberfungsian peralatan tersebut dengan memasukkan kedalam arus listrik.
6. Masukkan air bersih yang tidak terkontaminasi kedalam wadah budidaya dengan menggunakan selang plastik dengan kedalaman air yang telah ditentukan.
7. Tentukan media tumbuh yang akan digunakan dan hitung jumlah pupuk yang dibutuhkan sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan.
8. Timbanglah pupuk sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
9. Buatlah larutan terhadap berbagai macam pupuk pada wadah yang sesuai, jika sudah terbentuk larutan masukkan kedalam wadah yang digunakan untuk budidaya pakan alami
10. Media tempat tumbuhnya pakan alami siap untuk ditebari dengan bibit sesuai dengan kebutuhan produksi
Selengkapnya tentang Media Budidaya Phytoplankton PAKAN ALAMI Ikan
Peralatan Budidaya Phytoplankton PAKAN ALAMI Ikan
Selengkapnya tentang BUDIDAYA PHYTOPLANKTON PAKAN ALAMI Ikan klik disini
Metode media agar kultur murni phytoplankton PAKAN ALAMI Ikan
Selengkapnya tentang
Perikanan : TEKNOLOGI PRODUKSI PAKANALAMI Ikan klik disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar