DOSA DAN BAHAYA DUSTA (Kaffah 88)


Buletin Kaffah No. 088, 21 Sya’ban 1440 H-26 April 2019 M

DOSA DAN BAHAYA DUSTA


Bohong atau dusta, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bermakna tidak sesuai dengan hal (keadaan dsb) yang sebenarnya atau palsu. Adapun dalam bahasa Arab, kebohongan (al-kadzibu), menurut Profesor Dr. Rawwas Qal’ahji dalam Mu’jam Lughah al-Fuqaha, adalah lawan dari kejujuran.
Allah SWT sudah menetapkan bahwa tak ada satu pun perbuatan yang terlepas dari hisab, termasuk ucapan:
ูˆَู„ุงَ ุชَู‚ْูُ ู…َุง ู„َูŠْุณَ ู„َูƒَ ุจِู‡ِ ุนِู„ْู…ٌ ุฅِู†َّ ุงู„ุณَّู…ْุนَ ูˆَุงู„ْุจَุตَุฑَ ูˆَุงู„ْูُุคَุงุฏَ ูƒُู„ُّ ุฃُูˆู„َุฆِูƒَ ูƒَุงู†َ ุนَู†ْู‡ُ ู…َุณْุฆُูˆู„ุงً
Janganlah kamu mengikuti apa saja yang tidak kamu ketahui. Sungguh pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggung jawaban (TQS al-Isra’ [17]: 36).

Allah SWT pun mengingatkan bahwa ada malaikat yang selalu mendampingi manusia dan mencatat apa yang keluar dari lisannya:
ู…َุง ูŠَู„ْูِุธُ ู…ِู†ْ ู‚َูˆْู„ٍ ุฅِู„ุงَّ ู„َุฏَูŠْู‡ِ ุฑَู‚ِูŠุจٌ ุนَุชِูŠุฏٌ
Tiada suatu ucapan pun yang dia ucapkan melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir (TQS Qaf [50]: 18).

Kedudukan seorang hamba di akhirat kelak salah satunya juga ditentukan dari kemampuannya menjaga lisannya, termasuk jujur dalam perkataan. Nabi saw. bersabda:
ู…َู†ْ ูŠَุถْู…َู†ْ ู„ِูŠ ู…َุง ุจَูŠْู†َ ู„َุญْูŠَูŠْู‡ِ ูˆَู…َุง ุจَูŠْู†َ ุฑِุฌْู„َูŠْู‡ِ ุฃَุถْู…َู†ْ ู„َู‡ُ ุงู„ْุฌَู†َّุฉَ
Siapa saja yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga bagi dirinya (HR al-Bukhari).

Dengan demikian kejujuran adalah bagian integral dari agama ini, bukan sekadar nilai moral, apalagi sekadar demi pencitraan. Kejujuran dan keimanan merupakan dua hal yang saling berdampingan. Allah SWT memerintahkan kita untuk senantiasa bersama orang-orang yang benar/jujur (shiddiqin):
ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَูƒُูˆู†ُูˆุง ู…َุนَ ุงู„ุตَّุงุฏِู‚ِูŠู†َ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian selalu bersama orang-orang yang benar/jujur (TQS at-Taubah [9]: 119).

Di antara kadar keimanan seseorang ditandai dengan keteguhannya dalam menjaga lisannya agar senantiasa lurus. Nabi saw. bersabda:
ู„ุงَ ูŠَุณْุชَู‚ِูŠู…ُ ุฅِูŠู…َุงู†ُ ุนَุจْุฏٍ ุญَุชَّู‰ ูŠَุณْุชَู‚ِูŠู…َ ู‚َู„ْุจُู‡ُ ูˆَู„ุงَ ูŠَุณْุชَู‚ِูŠู…ُ ู‚َู„ْุจُู‡ُ ุญَุชَّู‰ ูŠَุณْุชَู‚ِูŠู…َ ู„ِุณَุงู†ُู‡ُ
Tidaklah lurus iman seorang hamba sampai lurus hatinya dan tidaklah lurus hatinya sampai lurus lisannya (HR Ahmad).

Berkaitan dengan menjaga lisan, Imam Syafii rahimahulLah telah berkata, “Jika seseorang mau berbicara, maka sebelum dia berbicara hendaklah berpikir. Jika tampak jelas maslahatnya maka dia berbicara. Jika dia ragu-ragu maka dia tidak akan berbicara sampai jelas maslahatnya.”
Di antara lurusnya lisan adalah jujur dalam berbicara. Kejujuran ini akan mengantarkan pada kebaikan dan selanjutnya membawa pelakunya ke surga. Nabi saw. bersabda:
ุฅِู†َّ ุงู„ุตِّุฏْู‚َ ูŠَู‡ْุฏِู‰ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุจِุฑِّ، ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ْุจِุฑَّ ูŠَู‡ْุฏِู‰ ุฅِู„َู‰ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ، ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ุฑَّุฌُู„َ ู„َูŠَุตْุฏُู‚ُ ุญَุชَّู‰ ูŠَูƒُูˆْู†َ ุตِุฏِّูŠْู‚ًุง
“Sungguh kejujuran akan membimbing menuju kebaikan dan kebaikan akan membimbing menuju surga. Sungguh seseorang akan bersungguh-sungguh berusaha untuk jujur sampai akhirnya ia menjadi orang yang benar-benar jujur.” (HR al-Bukhari).

Bahaya Dusta
Sungguh memprihatinkan bahwa pada hari ini umat Muslim menganggap kebohongan sebagai perkara biasa, bahkan dianggap sebagai bagian dari kehidupan. Kita mengenal istilah April Mop, Prank, rekayasa atau pencitraan atas suatu produk atau tokoh agar mendapatkan simpati dan dukungan. Hal ini berkembang di masyarakat bahkan menjadi industri tertentu. Pelaku bisnis sering membuat opini palsu tentang suatu produk agar dianggap penting oleh konsumen sehingga mereka akan mencari dan membeli produk tersebut. Jadilah produk itu harganya melambung dan membuat prestise pemiliknya. Terhadap hal ini Nabi saw. mengingatkan:
ุฅِู†َّ ุงู„ุชُّุฌَّุงุฑَ ู‡ُู…ُ ุงู„ْูُุฌَّุงุฑُ ู‚ِูŠู„َ: ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَู„َูŠْุณَ ู‚َุฏْ ุฃَุญَู„َّ ุงู„ู„َّู‡ُ ุงู„ْุจَูŠْุนَ؟ ู‚َุงู„َ: ุจَู„َู‰ ูˆَู„َูƒِู†َّู‡ُู…ْ ูŠُุญَุฏِّุซُูˆู†َ ูَูŠَูƒْุฐِุจُูˆู†َ ูˆَูŠَุญْู„ِูُูˆู†َ ูَูŠَุฃْุซَู…ُูˆู†َ
“Para pedagang adalah tukang maksiat.” Di antara para sahabat ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan jual-beli?” Rasulullah menjawab, “Ya, namun mereka sering berdusta dalam berkata, juga sering bersumpah, namun sumpahnya palsu.” (HR Ahmad dan ath-Thabari).

Meski demikian Nabi saw. juga menyampaikan keutamaan para pedagang yang jujur dan dapat dipercaya:
ุงู„ุชَّุงุฌِุฑُ ุงู„ุตَّุฏُูˆู‚ُ ุงู„ุฃَู…ِูŠู†ُ ู…َุนَ ุงู„ู†َّุจِูŠِّูŠู†َ ูˆَุงู„ุตِّุฏِّูŠู‚ِูŠู†َ ูˆَุงู„ุดُّู‡َุฏَุงุกِ
“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para nabi, shiddiqin dan para syuhada.” (HR at-Tirmidzi).

Berdusta bukanlah karakter seorang Muslim, melainkan ciri kemunafikan, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
ุขูŠَุฉُ ุงู„ْู…ُู†َุงูِู‚ِ ุซَู„ุงَุซٌ ุฅِุฐَุง ุญَุฏَّุซَ ูƒَุฐَุจَ، ูˆَุฅِุฐَุง ูˆَุนَุฏَ ุฃَุฎْู„َูَ، ูˆَุฅِุฐَุง ุงุคْุชُู…ِู†َ ุฎَุงู†َ
“Tanda orang munafik ada tiga: jika bicara, dusta; jika berjanji, ingkar; jika dipercaya, khianat.” (HR al-Bukhari).

Di antara berkata dusta adalah menceritakan apa yang sebenarnya tidak ia saksikan. Artinya, ia mengarang-ngarang cerita yang kemudian disebarkan kepada orang lain.
ู…ِู†ْ ุฃَูْุฑَู‰ ุงู„ْูِุฑَู‰ ุฃَู†ْ ูŠُุฑِู‰َ ุนَูŠْู†َูŠْู‡ِ ู…َุง ู„َู…ْ ุชَุฑَ
“Di antara sebesar-besarnya kedustaan adalah orang yang mengaku matanya telah melihat apa yang sebetulnya tidak dia lihat.” (HR al-Bukhari).

Dalam kehidupan, sering orang berdusta baik untuk keuntungan dirinya maupun untuk merampas hak orang lain, dan membuat orang lain celaka. Para koruptor memalsukan laporan keuangan, tanda bukti pembayaran, dsb. Ada juga orang-orang yang ingin menjatuhkan kehormatan seseorang dan merampas haknya tanpa takut memberikan kesaksian palsu di pengadilan maupun kepada orang lain. Padahal bersaksi palsu, apalagi untuk merampas hak sesama, adalah salah satu dosa besar yang sudah diperingatkan oleh Nabi saw.,“Perhatikanlah (wahai para Sahabat), maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Beliau mengatakan hal itu tiga kali. Kemudian para Sahabat mengatakan, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orangtua.” Sebelumnya beliau bersandar. Lalu beliau duduk dan bersabda, “Perhatikanlah, dan perkataan palsu (perkataan dusta).” Beliau terus mengulangi hal itu (HR Muttafaq alaihi).
Dengan kesaksian palsu, pengadilan dapat memberikan keputusan yang akhirnya keliru dan merugikan orang yang tak bersalah, atau menggugurkan hak yang semestinya menjadi miliknya. Lewat kesaksian palsu pula seorang yang tak bersalah dapat diperlakukan sebagai pesakitan, dijadikan musuh masyarakat sehingga dibenci banyak orang. Pantaslah bila Islam menempatkan kesaksian palsu sebagai dosa besar yang kelak akan menyeret pelakunya ke dalam siksa Allah SWT. “Kalian menyerahkan persengketaan kalian kepadaku. Namun, bisa jadi sebagian dari kalian lebih lihai dalam berargumen daripada yang lain. Karena itu siapa saja yang karena kelihaian argumennya itu, lalu aku memutuskan bagi dia sesuatu hal yang sebenarnya itu adalah hak dari orang lain, maka pada hakikatnya ketika itu aku telah menetapkan bagi dirinya sepotong api neraka. Oleh karena itu, hendaknya jangan mengambil hak orang lain.” (HR al-Bukhari).
Perbuatan menipu dan memperdaya orang lain akan lebih berat lagi manakala dilakukan oleh para penguasa yang menipu rakyatnya. Nabi saw. bersabda:
ู…َุง ู…ِู†ْ ุนَุจْุฏِ ูŠَุณْุชَุฑْุนِูŠู‡ِ ุงู„ู„َّู‡ُ ุฑَุนِูŠَّุฉً، ูŠَู…ُูˆุชُ ูŠَูˆْู…َ ูŠَู…ُูˆุชُ، ูˆَู‡ُูˆَ ุบَุงุดٌّ ู„ِุฑَุนِูŠَّุชِู‡، ุฅِู„ุงَّ ุญَุฑَّู…َ ุงَู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุงَู„ْุฌَู†َّุฉَ
“Tidaklah seorang hamba pun yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin rakyatnya yang pada hari kematiannya ia masih berbuat curang atau menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan surga bagi dirinya.” (HR Muttafaq ‘alaih).

Al-Amir ash-Shan’ani di dalam Subul as-Salรขm menjelaskan bahwa ghissyu itu terjadi dengan kezaliman dia terhadap rakyat dengan mengambil harta mereka, menumpahkan darah mereka, melanggar kehormatan mereka, menghalangi diri dari keperluan dan kebutuhan mereka, menahan dari mereka harta Allah SWT yang Allah tetapkan menjadi milik mereka yang ditentukan untuk pengeluaran-pengeluaran, tidak memberitahu mereka apa yang wajib atas mereka baik perkara agama dan dunia mereka, mengabaikan hudud, tidak menghalangi orang-orang yang membuat kerusakan, menelantarkan jihad dan lainnya yang di dalamnya terdapat kemaslahatan hamba. Termasuk mengangkat orang yang tidak melingkupi mereka dan tidak memperhatikan perintah Allah tentang mereka dan mengangkat orang yang mana Allah lebih meridhai orang lainnya padahal orang lain yang lebih diridhai oleh Allah itu ada. Hadis-hadis menunjukkan haramnya al-ghisyyu (penipuan/khianat) dan bahwa itu termasuk dosa besar karena adanya ancaman terhadap (pelaku) al-ghisyyu itu sendiri.
            Terhadap penguasa yang demikian, Nabi saw. mengingatkan, “Sungguh akan ada setelahku para pemimpin pendusta dan zalim. Siapa saja yang mendatangi mereka, kemudian membenarkan kebohongan mereka, atau membantu mereka dalam kezaliman mereka, maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak akan minum dari telagaku.” (HR Ahmad).
WalLahu a’lam bi ash-shawab. []


Hikmah:
Rasulullah saw. bersabda:
ุณَูŠَุฃْุชِูŠ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุณِ ุณَู†َูˆَุงุชٌ ุฎَุฏَّุงุนَุงุชُ ูŠُุตَุฏَّู‚ُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ْูƒَุงุฐِุจُ ูˆَูŠُูƒَุฐَّุจُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ุตَّุงุฏِู‚ُ ูˆَูŠُุคْุชَู…َู†ُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ْุฎَุงุฆِู†ُ ูˆَูŠُุฎَูˆَّู†ُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ْุฃَู…ِูŠู†ُ ูˆَูŠَู†ْุทِู‚ُ ูِูŠู‡َุง ุงู„ุฑُّูˆَูŠْุจِุถَุฉُ ู‚ِูŠู„َ ูˆَู…َุง ุงู„ุฑُّูˆَูŠْุจِุถَุฉُ ู‚َุงู„َ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ุงู„ุชَّุงูِู‡ُ ูِูŠ ุฃَู…ْุฑِ ุงู„ْุนَุงู…َّุฉِ
“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah didustakan; pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.”
(HR Ibnu Majah).

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati


Assalamu 'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh ๐Ÿ‘‡๐ŸฟRenungan  ๐Ÿ‘€ 8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati,
Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

➡ Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan.

➡ Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya.

➡ Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah.

➡ Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja.

1. Alam Barzakh (Alam Kubur)


Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati.

Didalam alam kubur inilah manusia sudah bisa mengetahui dimana akan tinggal di akhirat kelak, apakah di surga atau di neraka.

Setelah manusia memasuki alam kubur, ia akan ditanya oleh 2 malaikat yang bernama Munkar dan Nangkir. Malaikat itu menanyakan tentang siapa Tuhan si Mayit, apa agamanya, apa kitab yang menjadi pedomannya dan siapa nabinya?

Si mayit akan menjawab pertanyaan 2 malaikat tersebut sesuai dengan amaliyahnya di dunia, yaitu siapa yang menjadi tuhannya dalam pengamalannya ketika hidup di dunia.

Apa agamanya ketika hidup di dunia, apa kitab yang menjadi pedomannya ketika hidup di dunia, dan siapa nabi yang ia ikuti ketika di dunia.

Semua pertanyaan itu akan dijawab sesuai dengan pengamalannya ketika hidup d dunia. Sehingga tidak bisa direkayasa.

Dan jika ia lulus dari pertanyaan 2 malaikat tadi, maka ia akan diistirahatkan di taman surga untuk menunggu

kiamat. Namun jika ia gagal dari 2 malaikat tadi, maka ia akan ditempatkan di terasnya neraka sampai hari kiamat.

2. Hari Kebangkitan


Hari kebangkitan adalah kehidupan setelah mati menurut islam selanjutnya yang akan dijalani setelah malaikat israfil meniupkan sangkakalanya.

Ketika malaikat israfil meniupkan sangkakala yang pertama, maka semua makhluk akan binasa. Kemudian ia meniupkan untuk yang kedua kalinya, sehingga semua makhluk akan hidup kembali tanpa terkecuali.

3. Penggiringan Ke Padang Mahsyar

Setelah semua makhluk dibangkitkan tanpa terkecuali, termasuk dari golongan jin, manusia dan hewan. Padang Mahsyar adalah tempat datar yang sangat luas.

Di tempat ini semua makhluk dari bumi dan langit lapisan ketujuh dikumpulkan untuk diadili. Semuanya berkumpul dalam keadaan berdesak-desakan.

Setiap manusia pada hari itu akan diadili dengan diiringi oleh 2 malaikat.
Yang satu sebagai pengiringnya dan yang satu lagi sebagai saksi atas semua perbuatannya di dunia.

4. Yaumul Mizan (Hari Penimbangan Amal Baik dan Amal Buruk)
Setelah semua makhluk terkumpul dalam padang mahsyar.

Tibalah saatnya untuk memperlihatkan buku catatan amal dari jin dan manusia.
Amal mereka akan ditimbang dan dihitung, mana yang lebih banyak, amal baik atau amal buruk.

5. Yaumul Hisab

Setelah menerima buku catatan, para jin dan manusia akan menjalani penghitungan amalnya.

Semua amal kebaikan sekecil apapun akan mendapat balasannya. Dan sebaliknya, semua amal kejelekan sekecil apapun juga akan mendapat balasannya.

“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” [QS. Al-Ghashiyah ayat 25-26]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di dalam sholat dengan mengucapkan:
Allohumma haasibni hisaaban yasiiro (Ya Allah, hisablah diriku dengan hisab yang mudah.)

Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya tentang apa itu hisab yang mudah? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Allah memperlihatkan kitab (hamba)-Nya kemudian Allah memaafkannya begitu saja. Barangsiapa yang dipersulit hisabnya, niscaya ia akan binasa.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, VI/48, 185, al-Hakim, I/255, dan Ibnu Abi ‘Ashim dalam Kitaabus Sunnah, no. 885. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi]

6. Melintasi Jembatan yang Lurus (Shirotol Mustaqim)
Setelah melalui proses hisab. Semua manusia akan melewati jembatan yang lurus atau yang biasa disebut dengan Shirotol Mustaqim.๐Ÿ‘‡๐Ÿฟ

jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu


 SPIRIT TAHAJUD.(75) 2703๐ŸŒป

Ujian Hidup dan Kehidupan

✍ Sejatinya Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk melihat seberapa besar kemampuan manusia dalam menjalanai dan melewati ujian tersebut. Ibarat sebuah ujian di sekolah, dimana guru memberikan lembar soal ujian yang bertujuan agar siswa mampu memecahkan permasalan lalu hasilnya akan dinilai oleh guru tersebut hingga di akhir semester nilai ujian itu akan terpampang dengan peringkat antar siswa saling berbeda satu sama lainnya, tentunya tergantung dari kemampuan siswa mengisi soal ujian tersebut.๐ŸŒท

๐Ÿ‘‰Hal itu pun sama dengan ujian hidup, Allah SWT memberikan ujian kepada manusia untuk mengetahui setiap kemampuan hamba2-Nya dalam memecahkan permasalahan hidup, baik masalah harta, anak, keluarga, tempat kerja, ataupun masalah-masalah lainnya. Allah SWT berfirman,” Dan sungguh, Kami benar-benar menguji kalian dengan sedikit dari rasa takut, lapar, krisis moneter, krisis jiwa dan krisis buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Innalilahi wa ina ilaihi rajiun (Kami milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami akan kembali)’. Mereka lah orang-orang yang mendapatkan keberkahan dan kasih sayang dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk,” (QS. Al Baqarah:155-157).๐ŸŒด

✍ Bahkan Nabi SAW bersabda: “Sungguh, besarnya pahala bersamaan dengan besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang rela, maka baginya ridha-Nya, dan barang siapa yang benci, maka ia akan mendapatkan kebencian-Nya,” (HR. At Tirmidzi). Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil pelajaran apabila kita ditimpa musibah atau ujian hidup:☘

๐Ÿ‘‰ 1. Berdasarkan hadits Nabi SAW diatas yang berbunyi, “…Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. ..”. Maka hal ini menandakan bahwa setiap ujian manusia terima adalah sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Logikanya, seseorang yang menyanyangi orang lain itu akan sering memperhatikan orang yang disayanginya, pun dengan Allah kepada hamba-Nya, dengan datangnya ujian berarti Allah sedang memperhatikan diri kita dan bentuk perhatian inilah sebagai salah satu ciri bahwa Allah sayang dan cinta kepada hamba-Nya yang ditimpa musibah. ๐Ÿ€

๐Ÿ‘‰ 2. Dengan adanya ujian hidup membuat diri kita semakin bersabar. Sebagaimana dalam firman Allah SWT : “Adakah kalian mau bersabar?”,(QS. Al Furqon : 20). ... Artinya bahwa Allah memberikan ujian itu ingin melatih kebiasaan kita agar belajar bersabar. Logikanya, dengan seringnya datang ujian meski awalnya sulit namun karena sudah terbiasa maka seiring berjalannya waktu kesulitan itu kan sirnah bahkan kita pun akan terbiasa menyelesaikan ujian-ujian yang datang kepada diri kita. Sehingga tentunya Allah membuat ujian hidup semata-mata ingin menaikan derajat hamba-Nya agar mencapai derajat sabar. ๐ŸŒฟ

๐Ÿ‘‰ 3. Melatih kita untuk belajar bersyukur. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7). Wallahu’alam []

Komunitas Makan Bubur Nggak Diaduk

Kamu ikut komunitas apa?
1. Komunitas Makan Bubur Nggak Diaduk
2. Komunitas Makan Bubur Diaduk
3. Komunitas Masak Indomie Bumbunya Disobek Pakai Tangan Kosong
4. Komunitas Mie Goreng Telor Ceplok Dipisah Kerupuk Makan Belakangan
5. Komunitas Nasi Goreng Bungkus Kerupuknya Lupa Dimakan (NGBKLD )
6. Komunitas Emak-emak Nyuci Pagi Hari Jemurnya Besoknya Lagi
7. Komunitas Tuang Kecap Zigzag
8. Komunitas Emak Lupa Nyetekin Mejikom
9. Komunitas Emak-emak Sen Kiri Belok Kanan
10. Komunitas Makan Bakso Yang dimakan duluan Mie dan Kuahnya
11. Komunitas Emak-emak Malas Nyetrika
12. Komunitas nyetrika baju pas mau dipakai saja
13. Komunitas Makan Somay Nggak Pake Pare
14. Komunitas Mkn Bakso, Pentol Baksonya Dimakan Belakangan (KMBPBDB)

Muhasabah Akhir Tahun 2018 SAATNYA BERUBAH, AGAR MUSIBAH BERBUAH BERKAH


Buletin Kaffah No. 071
20 Rabiul Akhir 1440 H/28 Desember 2018 M

Muhasabah Akhir Tahun 2018
SAATNYA BERUBAH,
AGAR MUSIBAH BERBUAH BERKAH

Sedih. Pedih. Perih. Mungkin itulah kata-kata yang bisa mewakili ragam duka, luka dan nestapa bangsa ini akibat musibah yang bertubi-tubi. Belum reda duka Lombok akibat gempa, muncul duka baru: gempa Palu. Belum berakhir duka Palu yang membuat pilu, kini muncul tsunami Banten yang juga memakan banyak korban. Kali ini lebih dari 200 orang meninggal. Ratusan terluka. Ratusan lainnya lagi hilang. Tsunami Banten seolah menjadi bencana penutup akhir tahun 2018 dari rentetan bencana yang melanda negeri ini. Khususnya dalam setahun terakhir ini.

Sikap Benar Menghadapi Musibah
Sebagai Muslim, kita tentu harus menyikapi aneka musibah secara benar sesuai dengan tuntunan syariah. Karena itu hakikat musibah ini harus betul-betul kita pahami.
Secara umum musibah ada dua macam. Pertama: Musibah karena faktor alam yang merupakan bagian dari sunatullah atau merupakan qadha (ketentuan) dari Allah SWT yang tak mungkin ditolak. Misalnya musibah gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dll. Di antara adab dalam menyikapi qadha ini adalah sikap ridha dan sabar baik bagi korban ataupun keluarga korban. Bagi kaum Mukmin, qadha ini merupakan ujian dari Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
ูˆَู„َู†َุจْู„ُูˆَู†َّูƒُู…ْ ุจِุดَูŠْุกٍ ู…ِู†َ ุงู„ْุฎَูˆْูِ ูˆَุงู„ْุฌُูˆุนِ ูˆَู†َู‚ْุตٍ ู…ِู†َ ุงู„ْุฃَู…ْูˆَุงู„ِ ูˆَุงู„ْุฃَู†ْูُุณِ ูˆَุงู„ุซَّู…َุฑَุงุชِ ูˆَุจَุดِّุฑِ ุงู„ุตَّุงุจِุฑِูŠู†َ
Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut dan kelaparan. Juga berkurangnya harta, jiwa dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (TQS al-Baqarah [2]: 155).

Orang yang berakal akan menjadikan sikap sabar sebagai pilihannya dalam menyikapi musibah. Ia ridha terhadap qadha dan takdir Allah SWT yang menimpa dirinya tanpa berkeluh-kesah (Al-Jazairi, Mawsรปah al-Akhlรขq, 1/137).
Apalagi musibah apapun yang menimpa seorang Mukmin, besar atau kecil, bisa menjadi wasilah bagi penghapusan dosa-dosanya. Rasulullah saw. bersabda:
ู…َุง ู…ِู†ْ ู…ُุตِูŠุจَุฉٍ ุชُุตِูŠุจُ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…َ ุฅِู„َّุง ูƒَูَّุฑَ ุงู„ู„ู‡ُ ุจِู‡َุง ุนَู†ْู‡ُ ุญَุชَّู‰ ุงู„ุดَّูˆْูƒَุฉِ ูŠُุดَุงูƒُู‡َ
Tidaklah seorang Muslim tertimpa musibah hingga tertusuk duri kecuali Allah pasti menghapus dosa-dosanya. (HR al-Bukhari dan Muslim).

Tentu, dosa-dosa terhapus dari orang Mukmin yang tertimpa musibah jika ia menyikapi musibah itu dengan keridhaan dan kesabaran (Lihat: Ibn Qudamah al-Maqdisi, Mukhtashar Minhรขj al-Qรขshidรฎn, 1/272).
Kedua: Musibah yang merupakan akibat dari berbagai kemaksiatan manusia dan pelanggaran mereka terhadap syariah Allah SWT. Terutama yang dilakukan oleh para penguasa dalam wujud berbagai tindakan zalim yang mereka lakukan. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
ุธَู‡َุฑَ ุงู„ْูَุณَุงุฏُ ูِูŠ ุงู„ْุจَุฑِّ ูˆَุงู„ْุจَุญْุฑِ ุจِู…َุง ูƒَุณَุจَุชْ ุฃَูŠْุฏِูŠ ุงู„ู†َّุงุณِ ู„ِูŠُุฐِูŠู‚َู‡ُู…ْ ุจَุนْุถَ ุงู„َّุฐِูŠ ุนَู…ِู„ُูˆุง ู„َุนَู„َّู‡ُู…ْ ูŠَุฑْุฌِุนُูˆู†َ
Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan tangan (kemaksiatan) manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan (kemaksiatan) mereka itu agar mereka kembali (ke jalan-Nya) (TQS ar-Rum [30]: 41).

Musibah banjir, misalnya, bisa jadi karena banyak manusia melakukan kemaksiatan dan pelanggaran. Salah satunya menggunduli hutan dengan cara semena-mena.
Contoh lain adalah musibah kemiskinan yang menimpa bangsa ini, justru di tengah-tengah kekayaan negeri ini yang melimpah-ruah. Jelas, kemiskinan di negeri ini antaranya merupakan akibat rezim ini secara zalim menyerahkan sebagian besar kekayaan alam milik rakyat kepada pihak swasta bahkan asing. Contohnya jutaan ton tambang emas di Papua. Berpuluh-puluh tahun tembang tersebut sebagian besarnya dinikmati oleh perusahaan asing, PT Freeport. Bukan dinikmati oleh rakyat negeri ini. Bahkan Rakyat Papua, di tengah limpahan emas, tembaga dll, malah banyak yang hidup miskin.
Kemiskinan di negeri ini juga diakibatkan oleh karena negeri ini terjerat utang ribawi. Saat ini utang tersebut nyaris menyentuh angka Rp 5.000 triliun, dengan bunga yang harus dibayar setiap tahun lebih dari Rp 100 triliun. Akibatnya, pendapatan negara yang seharusnya bisa digunakan untuk mengatasi kemiskinan, terpakai untuk membayar utang ribawi berikut bunganya.
Demikian pula musibah lain dalam bentuk bencana moral seperti maraknya perzinaan, LGBT, dll. Musibah ini lalu melahirkan ragam bencana lain berupa penyakit yang sulit diobati. Di antaranya HIV/AIDS.
Maraknya riba, yang pelaku utamanya adalah negara, dan zina yang juga dibiarkan oleh negara, boleh jadi menjadi penyebab datangnya azab Allah SWT atas negeri ini. Sebagaimana sabda Nabi saw.:
ุฅِุฐَุง ุธَู‡َุฑَ ุงู„ุฒِّู†َุง ูˆَ ุงู„ุฑِّุจَุง ูِูŠ ู‚َุฑْูŠَุฉٍ ูَู‚َุฏْ ุฃَุญَู„ُّูˆْุง ุจِุฃَู†ْูُุณِู‡ِู…ْ ุนَุฐَุงุจَ ุงู„ู„ู‡ِ
Jika zina dan riba telah merajarela di suatu negeri, berarti mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka sendiri (HR al-Hakim, Al-Mustadrak, 2/42).

Musibah/bencana jenis kedua ini sebetulnya bisa dihentikan. Bahkan bisa dicegah. Caranya: Pertama, dengan melakukan amar makruf nahi mungkar terhadap pelaku kemaksiatan atau kezaliman. Kedua, menerapkan hukuman yang tegas terhadap pelaku kejahatan dan kezaliman tersebut. Dalam hal ini, Rasul saw. bersabda:
«ุญَุฏٌّ ูŠُู‚َุงู…ُ ูِู‰ ุงู„ุฃَุฑْุถِ ุฎَูŠْุฑٌ ู„ِู„ู†َّุงุณِ ู…ِู†ْ ุฃَู†ْ ูŠُู…ْุทَุฑُูˆุง ุซَู„ุงَุซِูŠู†َ ุฃَูˆْ ุฃَุฑْุจَุนِูŠู†َ ุตَุจَุงุญุงً»
Satu hadd (hukuman) yang ditegakkan di muka bumi adalah lebih baik untuk manusia daripada mereka diguyur hujan tiga puluh atau empat puluh pagi. (HR Ahmad).

Hadis ini menyatakan betapa besarnya kebaikan dari penerapan hudรปd Allah SWT. Pasalnya, jika satu hadd (hukuman) saja diterapkan di muka bumi membawa kebaikan sedemikian besar, lalu bagaimana jika yang diterapkan adalah semua hudรปd Allah SWT dan syariah-Nya secara menyeluruh? Tentu keberkahan akan berlimpah-ruah memenuhi bumi. Pasalnya, penerapan hukum Islam atau syariah Islam secara kaffah adalah wujud hakiki dari ketakwaan. Ketakwaan pasti akan mendatangkan keberkahan berlimpah dari langit dan bumi. Sebagaimana firman-Nya:
ูˆَู„َูˆْ ุฃَู†َّ ุฃَู‡ْู„َ ุงู„ْู‚ُุฑَู‰ ุขู…َู†ُูˆุง ูˆَุงุชَّู‚َูˆْุง ู„َูَุชَุญْู†َุง ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุจَุฑَูƒَุงุชٍ ู…ِู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ูˆَุงู„ْุฃَุฑْุถِ ูˆَู„َูƒِู†ْ ูƒَุฐَّุจُูˆุง ูَุฃَุฎَุฐْู†َุงู‡ُู…ْ ุจِู…َุง ูƒَุงู†ُูˆุง ูŠَูƒْุณِุจُูˆู†َ
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu sehingga Kami menyiksa mereka karena perbuatan yang mereka kerjakan (TQS al-Araf [7]: 96).

Dalam ayat di atas, jelas Allah SWT telah mengaitkan secara langsung keberkahan hidup penduduk suatu negeri dengan keimanan dan ketakwaan mereka kepada-Nya. Di dalam kitab tafsirnya, Imam ar-Razi menafsirkan, pada ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa jika mereka taat kepada-Nya, pasti Dia akan membukakan bagi mereka segala pintu kebaikan.

Agar Musibah Berbuah Berkah
Dari paparan di atas, jelas bahwa ragam musibah yang menimpa kita bisa berbuah berkah atau mendatangkan aneka kebaikan jika: Pertama, musibah yang ada disikapi dengan sikap ridha dan sabar. Kesabaran atas musibah akan berbuah pahala dari Allah SWT. Ini adalah salah satu bentuk keberkahan.
Kedua, musibah yang ada dijadikan bahan muhรขsabah. Dengan itu setiap Muslim bisa mengukur sejauh mana ia telah betul-betul menaati seluruh perintah Allah SWT, dan sejauh mana ia benar-benar telah menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan itu pula, setiap saat ia akan terdorong untuk terus berupaya menjadi orang yang selalu taat kepada Allah SWT serta menjauhi maksiat dan dosa kepada-Nya. Ini adalah bentuk keberkahan yang lain.

Saatnya Berubah
Dari paparan di atas juga sudah sangat jelas, bahwa kunci keberkahan hidup adalah takwa kepada Allah SWT. Tentu dengan takwa yang sebenar-benarnya. Takwa yang sebenarnya tidak lain dengan mengikuti seluruh petunjuk Allah SWT di dalam al-Quran. Artinya, tidak ada ketakwaan tanpa sikap mengikuti al-Quran. Allah SWT berfirman:

ูˆَู‡َุฐَุง ูƒِุชَุงุจٌ ุฃَู†ْุฒَู„ْู†َุงู‡ُ ู…ُุจَุงุฑَูƒٌ ูَุงุชَّุจِุนُูˆู‡ُ ูˆَุงุชَّู‚ُูˆุง ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชُุฑْุญَู…ُูˆู†َ
Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati. Karena itulah, ikutilah dia dan bertakwalah agar kalian diberi rahmat (TQS al-Anam [6]: 155).

            Di dalam kitab tafsirnya, Imam al-Qurthubi menjelaskan, bahwa al-Quran disifati dengan mubรขrak (yang diberkati) karena mengandung banyak keberkahan atau aneka kebaikan di dalamnya. Adapun frasa fattabiรปhu, maknanya adalah imalรป bimรข fรฎhi (amalkanlah semua hal yang terkandung di dalam al-Quran itu).
Karena al-Quran merupakan sumber keberkahan hidup, maka hanya dengan mengikuti al-Quran saja keberkahan hidup itu bisa dirasakan oleh setiap Muslim.
Alhasil, agar hidup kita menjadi berkah, dan jauh dari segala musibah, kita harus berubah. Caranya adalah dengan meninggalkan semua hukum jahiliah, yang telah terbukti mendatangkan aneka musibah. Lalu menegakkan syariah Islam secara kรขffah dalam seluruh aspek kehidupan, sebagai wujud menerapkan seluruh isi al-Quran. Hal itu hanya mungkin terwujud dalam institus Khilafah ala minhรขj an-nubuwwah. []


Hikmah:

Allah SWT berfirman:
ุฃَุฃَู…ِู†ْุชُู…ْ ู…َู†ْ ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ุฃَู†ْ ูŠَุฎْุณِูَ ุจِูƒُู…ُ ุงู„ْุฃَุฑْุถَ ูَุฅِุฐَุง ู‡ِูŠَ ุชَู…ُูˆุฑُ (16) ุฃَู…ْ ุฃَู…ِู†ْุชُู…ْ ู…َู†ْ ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ ุฃَู†ْ ูŠُุฑْุณِู„َ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุญَุงุตِุจًุง ูَุณَุชَุนْู„َู…ُูˆู†َ ูƒَูŠْูَ ู†َุฐِูŠุฑِ (17) ูˆَู„َู‚َุฏْ ูƒَุฐَّุจَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ِู‡ِู…ْ ูَูƒَูŠْูَ ูƒَุงู†َ ู†َูƒِูŠุฑِ (18)
Apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kalian sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? Ataukah kalian merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu? Kelak kalian akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? Sungguh orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Alangkah hebatnya kemurkaan-Ku (TQS al-Mulk [67]: 16-18). []







Wiremesh murah hubungi Afandi - 081233336118. - Ada juga besi beton murah.

Jasa Pembuatan Pagar, Kanopi (+Renovasi)
WA ke 081233336118