Oleh HANIF KRISTIANTO
15/01/2018 VOL.409
Seiring matahari menyinsing
Seiring manusia pulang ke rumah masing-masing
Seiring burung beterbangan miring
Seiring itu adzan maghrib melengking
Perlahan malam menyergap
Di antara pergantian siang dan malam
Terdapat tanda kebesaran Allah
Bagi manusia berfikir ulul albab
Malam gelap
Dikira Tuhan terlelap
Manusia mulai berbuat
Maksiat yang dipelihara
Dan dibiarkan begitu saja
Negara tak lagi urusi
Itu urusan pribadi
Mau taat silahkan
Mau maksiat silahkan
Khas negeri republik demokrasi
Semuanya dicampur akomodasi
Malam gelap
Dikira Tuhan terlelap
Wanita muda bermasker biru
Berpakaian terbuka mulai berangkat
Menghangatkan malam kota
Bersama bir dan karaokenya
Bukankah wanita muda itu
Aset bangsa yang seharusnya dijaga?
Dipelihara kehormatannya
Dididik akal dan perangainya
Bertaji sosok wanita mulia solehah
Malam gelap
Dikira Tuhan terlelap
Dukun kampung itu tertawa
Bersiap melakukan ritual laknat
Datangi punden berundak
Dikira sesajian dan dedupaan
Menghatarkan permintaan
Meminta izin pada leluhur
Padahal semua itu pasti hancur
Bukankah dukun dan orang-orang itu Islam?
Aqidah seharusnya mengesakan Allah
Meniadakan tuhan selain Allah
Hidupnya senantiasa terikat syariah
Islam jadi tolok ukurnya
Malam gelap
Dikira Tuhan terlelap
Hidup dalam kesekularan
Didekap keliberalan
Malam-malam jadi ajang maksiat
Semua membiarkan kemungkaran
Bukankah semua mengundang adzab?
Ya Rabbi...
Tuhan manusia dan jagat raya
Lindungi hamba-hamba Mu
Dari bisik dan was-was dalam hati
Godaan jin dan manusia
Katakanlah Tuhan itu Esa
Katakanlah aku berlindung pada Tuhan yang Menguasai subuh
Katakanlah aku berlindung pada Tuhan manusia
Qul...
Qul...
Dan qul...
_____
#puisi #sastra #sastraindonesia #sastranusantara #kumpulanpuisi #malam #gelap #Allah #Tuhan #manusia #puisihanifk #islamselamatkannegeri #rahmah #islamrahmatanlilalamin #allahakbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar