ADA YANG BILANG BAHWA HADITS RASUL SAW TENTANG PANJINYA ADALAH DLO'IF DENGAN SEGALA ARGUMENTASINYA. TAPI BAGAIMANA DENGAN KISAH INI YANG SETIAP MUSLIM PASTI MEYAKINI KEBENARANNYA. APAKAH MASIH MAU BILANG DLO'IF UNTUK TIDAK MENGAKUI ADANYA PANJI RASULULLAH? PADAHAL KISAH INI TELAH DIAJARKAN DISETIAP JENJANG PENDIDIKAN KITA. MASIHKAH MAU MENGINGKARI DIRI KITA SENDIRI?
Kisah Ja'far bin Abu Thalib, Komandan Yang Kedua Tangannya Terpotong Demi Mempertahankan Panji Rasulullah
Ja'far bin Abu Thalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang disegani.Ia termasuk dalam lima orang yang paling mirip dengan Rasulullah.Ia adalah puteranya Abu Thalib (paman Nabi Muhammad).Ia juga merupakan kakaknya Ali bin Abi Thalib (Khalifah ke-4).Ja'far bin Abu Thalib termasuk dalam golongan awal yang masuk islam,Ja'far bin Abu Thalib menikah dengan Asma bin Umais.Keduanya menyatakan islam di hadapan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebelum Rasulullah SAW masuk ke rumah Al-Arqam.
Ja'far bin Abu Thalib dan istrinya,Asma bin Umais tidak luput dari penyiksaan kaum kafir Quraisy,sebagaimana yang diderita oleh kaum yang pertama-tama masuk islam.Namun mereka tetap bersabar dalam menghadapi cobaan dari kaum kafir Quraisy.Yang membuat mereka risau adalah kaum kafir Quraisy membatasinya dalam menegakkan syiar islam dan melarangnya untuk melakukan ibadah.Karena hal itu,Ja'far bin Abu Thalib beserta istrinya meminta izin kepada Rasulullah untuk hijrah ke Habasyah bersama para sahabat lainnya.Ja'far pun menjadi pemimpin kaum muslimin yang berhijrah ke Habasyah.
Mereka kaum muslimin yang berhijrah ke Habasyah beruntung,karena Raja Habasyah (Najashi) adalah orang yang adil dan sholeh.Menurut beberapa sumber,Raja Habasyah masuk islam.Namun tetap merahasiakannya kepada rakyatnya.Di Habasyah kaum muslimin dapat beribadah dan taat terhadap agama tanpa ada gangguan dan rasa cemas.
Ja'far bin Abu Thalib dan kaum muslimin pun dapat dengan tenang dan aman berada dalam perlindungan Raja Habasyah selama 10 tahun.Pada tahun ke-7 Hijriyah,Ja'far bin Abu Thalib beserta istrinya pergi meninggalkan Habasyah pergi hijrah menuju Yastrib (Madinah).Kebetulan Rasulullah SAW baru pulang dari Khaibar.Beliau sangat gembira melihat kedatangan Ja'far bin Abu Thalib,karena kegembiraannya itu Rasulullah sampai berkata,"Aku tidak tahu mana yang menyebabkan aku gembira,apakah karena kemenangan di Khaibar atau karena kedatangan Ja'far?"
Begitu pula dengan kaum muslimin dan terlebih fakir miskin,mereka juga bergembira dengan kedatangan Ja'far.Ia adalah sosok yang terkenal sebagai penyantun dan pembela golongan dhuafa,sehingga digelari Abil Masakin (bapak orang-orang miskin).Belum begitu lama tinggal di Madinah pada awal tahun ke delapan hijriyah,Rasulullah menyiapkan pasukannya untuk menyerang tentara romawi di Mut'ah.Beliau mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai komandan pasukan.Jika Zaid bin Haritsah gugur,maka akan digantikan oleh Ja'far bin Abu Thalib.Jika Ja'far bin Abu Thalib gugur,maka akan digantikan oleh Abdullah bin Rawahah.Apabila Abdullah bin Rawahah gugur pula,maka hendaknya kaum muslimin memilih komandan diantara mereka.
Sampai di Mut'ah,sebuah kota dekat Syam daerah Yordania pasukan kaum muslimin mendapati pasukan Romawi dengan jumlah 100 ribu pasukan terlatih.Diperkuat dengan 1000 milisi Nasrani dari kabilah-kabilah Arab,sementara pasukan kaum muslimin dipimpin oleh Zaid bin Haritsah hanya berjumlah 3000 tentara.
Ketika kedua pasukan yang tidak seimbang ini bertemu dan peperangan dasyat pun terjadi.Komandan Zaid gugur,ketika dia dan tentara sedang maju ke menyerbu ke tengah-tengah musuh.Melihat Zaid gugur,Ja'far dengan secepatnya melompat dan mengambil alih bendera Rasulullah SAW dari tangan Zaid.Sambil diacungkannya dengan tinggi-tinggi dan kini komandan beralih kepadanya.Ja'far mengayunkan pedang dengan mengamuk di tengah musuh yang mengepungnya,ia mengayunkan pedang ke kiri dan ke kanan dengan hebat.
Hingga suatu ketika tebasan pedang mengenai tangan kanannya,maka tangan kirinya langsung mengambil bendera dari tangan kanannya yang puntung.Setelah itu tangan kirinya putus pula terkena tebasan pedang dari musuh.Tapi ia tidak putus asa,dipeluknya bendera Rasulullah dengan kedua lengannya hingga Ja'far ditebas musuh hingga gugur sebagai syahid di medan Mut'ah.
Secepat kilah Abdullah bin Rawahah merebut bendera dari Ja'far bin Abu Thalib.Komandan kini berada pada Abdullah bin Rawahah,sehingga akhirnya dia gugur pula sebagai syahid.Menyusul dua komandan yang syahid terlebih dahulu.Tsabit bin Arqam dengan cepat mengambil bendera yang tidak bertuan itu,dan berteriak memanggil para sahabat untuk memilih komandan selanjutnya.Komandan selanjutnya akhirnya jatuh pada Khalid bin Walid,dengan kecerdikan dan kecermelangan siasat dan strategi.Akhirnya kaum muslimin berhasil memukul Romawi hingga mengalami kerugian yang besar.
Rasulullah SAW sangat sedih mendapat berita ketiga panglimanya gugur di medan tempur.Beliau pergi ke rumah Ja'far,didapati Asma',istri Ja'far sedang menunggu kedatangan suaminya.Dia mengaduk adonan roti,merawat anak-anak,memandikan dan memakaikan baju mereka yang bersih.
Asma' bercerita,"Ketika Rasulullah mengunjungi kami,terlihat wajah beliau diselubungi kabut sedih.Hatiku cemas,tetapi aku tidak berani menanyakan apa yang terjadi,karena aku takut mendengar berita buruk.Beliau memberi salam dan menanyakan anak-anak kami.Beliau menanyakan mana anak-anak Ja'far,suruh mereka kesini.
Asma' kemudian memanggil mereka semua dan disuruhnya menemui Rasulullah SAW.Anak-anak Ja'far berlompatan kegirangan mengetahui kedatangan beliau.Mereka berebutan untuk bersalaman kepada Rasulullah.Beliau menengkurapkan mukanya sambil menciumi mereka penuh haru.Air mata beliau mengalir membasahi pipi mereka.
Asma'bertanya,"Ya Rasulullah,demi Allah,mengapa anda menangis? apa yang terjadi dengan Ja'far dan kedua sahabatnya?"
Beliau menjawab,"Ya,mereka telah syahid hari ini."
Mendengar jawaban beliau,maka reduplah senyum kegirangan anak-anak,apalagi setelah mendapati ibu mereka menangis tersedu-sedu.Mereka diam terpaku di tempat masing-masing,seolah-olah seekor burung sedang bertengger di kepala mereka.
Rasulullah berdoa,"Ya Allah,gantilah Ja'far bagi anak-anaknya...Ya Allah,gantilah Ja'far bagi istrinya."
Kemudian beliau bersabda,"Aku melihat sebagai Malaikat di surga dan bahunya bercucuran darah dan ia terbang di surga."
Itulah kisah Ja'far bin Abu Thalib yang berjuang dengan jiwa dan raga dalam membela agama islam.
#PanjiIslam #PanjiRasulullah #IndonesiaMoveUp
Kisah Ja'far bin Abu Thalib, Komandan Yang Kedua Tangannya Terpotong Demi Mempertahankan Panji Rasulullah
Ja'far bin Abu Thalib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang disegani.Ia termasuk dalam lima orang yang paling mirip dengan Rasulullah.Ia adalah puteranya Abu Thalib (paman Nabi Muhammad).Ia juga merupakan kakaknya Ali bin Abi Thalib (Khalifah ke-4).Ja'far bin Abu Thalib termasuk dalam golongan awal yang masuk islam,Ja'far bin Abu Thalib menikah dengan Asma bin Umais.Keduanya menyatakan islam di hadapan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebelum Rasulullah SAW masuk ke rumah Al-Arqam.
Ja'far bin Abu Thalib dan istrinya,Asma bin Umais tidak luput dari penyiksaan kaum kafir Quraisy,sebagaimana yang diderita oleh kaum yang pertama-tama masuk islam.Namun mereka tetap bersabar dalam menghadapi cobaan dari kaum kafir Quraisy.Yang membuat mereka risau adalah kaum kafir Quraisy membatasinya dalam menegakkan syiar islam dan melarangnya untuk melakukan ibadah.Karena hal itu,Ja'far bin Abu Thalib beserta istrinya meminta izin kepada Rasulullah untuk hijrah ke Habasyah bersama para sahabat lainnya.Ja'far pun menjadi pemimpin kaum muslimin yang berhijrah ke Habasyah.
Mereka kaum muslimin yang berhijrah ke Habasyah beruntung,karena Raja Habasyah (Najashi) adalah orang yang adil dan sholeh.Menurut beberapa sumber,Raja Habasyah masuk islam.Namun tetap merahasiakannya kepada rakyatnya.Di Habasyah kaum muslimin dapat beribadah dan taat terhadap agama tanpa ada gangguan dan rasa cemas.
Ja'far bin Abu Thalib dan kaum muslimin pun dapat dengan tenang dan aman berada dalam perlindungan Raja Habasyah selama 10 tahun.Pada tahun ke-7 Hijriyah,Ja'far bin Abu Thalib beserta istrinya pergi meninggalkan Habasyah pergi hijrah menuju Yastrib (Madinah).Kebetulan Rasulullah SAW baru pulang dari Khaibar.Beliau sangat gembira melihat kedatangan Ja'far bin Abu Thalib,karena kegembiraannya itu Rasulullah sampai berkata,"Aku tidak tahu mana yang menyebabkan aku gembira,apakah karena kemenangan di Khaibar atau karena kedatangan Ja'far?"
Begitu pula dengan kaum muslimin dan terlebih fakir miskin,mereka juga bergembira dengan kedatangan Ja'far.Ia adalah sosok yang terkenal sebagai penyantun dan pembela golongan dhuafa,sehingga digelari Abil Masakin (bapak orang-orang miskin).Belum begitu lama tinggal di Madinah pada awal tahun ke delapan hijriyah,Rasulullah menyiapkan pasukannya untuk menyerang tentara romawi di Mut'ah.Beliau mengangkat Zaid bin Haritsah sebagai komandan pasukan.Jika Zaid bin Haritsah gugur,maka akan digantikan oleh Ja'far bin Abu Thalib.Jika Ja'far bin Abu Thalib gugur,maka akan digantikan oleh Abdullah bin Rawahah.Apabila Abdullah bin Rawahah gugur pula,maka hendaknya kaum muslimin memilih komandan diantara mereka.
Sampai di Mut'ah,sebuah kota dekat Syam daerah Yordania pasukan kaum muslimin mendapati pasukan Romawi dengan jumlah 100 ribu pasukan terlatih.Diperkuat dengan 1000 milisi Nasrani dari kabilah-kabilah Arab,sementara pasukan kaum muslimin dipimpin oleh Zaid bin Haritsah hanya berjumlah 3000 tentara.
Ketika kedua pasukan yang tidak seimbang ini bertemu dan peperangan dasyat pun terjadi.Komandan Zaid gugur,ketika dia dan tentara sedang maju ke menyerbu ke tengah-tengah musuh.Melihat Zaid gugur,Ja'far dengan secepatnya melompat dan mengambil alih bendera Rasulullah SAW dari tangan Zaid.Sambil diacungkannya dengan tinggi-tinggi dan kini komandan beralih kepadanya.Ja'far mengayunkan pedang dengan mengamuk di tengah musuh yang mengepungnya,ia mengayunkan pedang ke kiri dan ke kanan dengan hebat.
Hingga suatu ketika tebasan pedang mengenai tangan kanannya,maka tangan kirinya langsung mengambil bendera dari tangan kanannya yang puntung.Setelah itu tangan kirinya putus pula terkena tebasan pedang dari musuh.Tapi ia tidak putus asa,dipeluknya bendera Rasulullah dengan kedua lengannya hingga Ja'far ditebas musuh hingga gugur sebagai syahid di medan Mut'ah.
Secepat kilah Abdullah bin Rawahah merebut bendera dari Ja'far bin Abu Thalib.Komandan kini berada pada Abdullah bin Rawahah,sehingga akhirnya dia gugur pula sebagai syahid.Menyusul dua komandan yang syahid terlebih dahulu.Tsabit bin Arqam dengan cepat mengambil bendera yang tidak bertuan itu,dan berteriak memanggil para sahabat untuk memilih komandan selanjutnya.Komandan selanjutnya akhirnya jatuh pada Khalid bin Walid,dengan kecerdikan dan kecermelangan siasat dan strategi.Akhirnya kaum muslimin berhasil memukul Romawi hingga mengalami kerugian yang besar.
Rasulullah SAW sangat sedih mendapat berita ketiga panglimanya gugur di medan tempur.Beliau pergi ke rumah Ja'far,didapati Asma',istri Ja'far sedang menunggu kedatangan suaminya.Dia mengaduk adonan roti,merawat anak-anak,memandikan dan memakaikan baju mereka yang bersih.
Asma' bercerita,"Ketika Rasulullah mengunjungi kami,terlihat wajah beliau diselubungi kabut sedih.Hatiku cemas,tetapi aku tidak berani menanyakan apa yang terjadi,karena aku takut mendengar berita buruk.Beliau memberi salam dan menanyakan anak-anak kami.Beliau menanyakan mana anak-anak Ja'far,suruh mereka kesini.
Asma' kemudian memanggil mereka semua dan disuruhnya menemui Rasulullah SAW.Anak-anak Ja'far berlompatan kegirangan mengetahui kedatangan beliau.Mereka berebutan untuk bersalaman kepada Rasulullah.Beliau menengkurapkan mukanya sambil menciumi mereka penuh haru.Air mata beliau mengalir membasahi pipi mereka.
Asma'bertanya,"Ya Rasulullah,demi Allah,mengapa anda menangis? apa yang terjadi dengan Ja'far dan kedua sahabatnya?"
Beliau menjawab,"Ya,mereka telah syahid hari ini."
Mendengar jawaban beliau,maka reduplah senyum kegirangan anak-anak,apalagi setelah mendapati ibu mereka menangis tersedu-sedu.Mereka diam terpaku di tempat masing-masing,seolah-olah seekor burung sedang bertengger di kepala mereka.
Rasulullah berdoa,"Ya Allah,gantilah Ja'far bagi anak-anaknya...Ya Allah,gantilah Ja'far bagi istrinya."
Kemudian beliau bersabda,"Aku melihat sebagai Malaikat di surga dan bahunya bercucuran darah dan ia terbang di surga."
Itulah kisah Ja'far bin Abu Thalib yang berjuang dengan jiwa dan raga dalam membela agama islam.
#PanjiIslam #PanjiRasulullah #IndonesiaMoveUp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar