: Hikmah di Balik Air Mata
Oleh
Prof Nasaruddin Umar
Dua ilmuwan pernah melakukan penelitian disertasi tentang air mata.
Kedua peneliti tersebut berasal dari Jerman dan Amerika Serikat. Hasil
penelitian kedua peneliti itu menyimpulkan bahwa air mata yang keluar
karena tepercik bawang atau cabe berbeda dengan air mata yang mengalir
karena kecewa dan sedih.
Air mata yang keluar karena tepercik bawang atau cabe ternyata tidak
mengandung zat yang berbahaya. Sedangkan, air mata yang mengalir karena
rasa kecewa atau sedih disimpulkan mengandung toksin, atau racun. Kedua
peneliti itu pun merekomendasikan agar orang-orang yang mengalami rasa
kecewa dan sedih lebih baik menumpahkan air matanya. Sebab, jika air
mata kesedihan atau kekecewaan itu tidak dikeluarkan, akan berdampak
buruk bagi kesehatan lambung.
Menangis itu indah, sehat, dan simbol kejujuran. Pada saat yang
tepat, menangislah sepuas-puasnya dan nikmatilah karena tidak selamanya
orang bisa menangis. Orang-orang yang suka menangis sering kali dilabeli
sebagai orang cengeng. Cengeng terhadap Sang Khalik adalah positif dan
cengeng terhadap makhluk adalah negatif.
Orang-orang yang gampang berderai air matanya ketika terharu
mengingat dan merindukan Tuhannya, air mata itu akan melicinkannya
menembus surga. Air mata yang tumpah karena menangisi dosa masa masa
lalu akan memadamkan api neraka.
Hal ini sesuai dengan hadis Nabi, "Ada mata yang diharamkan masuk
neraka, yaitu mata yang tidak tidur semalaman dalam perjuangan
fisabilillah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah."
Seorang sufi pernah mengatakan, jika seseorang tidak pernah menangis,
dikhawatirkan hatinya gersang. Salah satu kebiasaan para sufi ialah
menangis. Beberapa sufi mata dan mukanya menjadi cacat karena air mata
yang selalu berderai.
Tuhan memuji orang menangis. "Dan, mereka menyungkurkan wajah sambil
menangis dan mereka bertambah khusyuk." (QS Al-Isra’ [17]:109). Nabi
Muhammad SAW juga pernah berpesan, "Jika kalian hendak selamat, jagalah
lidahmu dan tangisilah dosa-dosamu."
Ciri-ciri orang yang beruntung ialah ketika mereka hadir di bumi
langsung menangis, sementara orang-orang di sekitarnya tertawa dengan
penuh kegembiraan. Jika meninggal dunia ia tersenyum, sementara
orang-orang di sekitarnya menangis karena sedih ditinggalkan.
Tampaknya, kita perlu membayangkan ketika nanti meninggal dunia,
apakah akan lebih banyak orang mengiringi kepergian kita dengan tangis
kesedihan atau dengan tawa kegembiraan.
Jika air mata kerinduan terhadap Tuhan tidak pernah lagi terurai,
apalagi jika air mata selalu kering di atas tumpukan dosa dan maksiat,
kita perlu segera melakukan introspeksi. Apakah mata kita sudah mulai
bersahabat dengan surga atau neraka.